Audisi (3)

21 0 0
                                    

"Lempar bolanya, baka!" teriak seorang gadis diantara para lelaki yang tengah bermain bola kaki disana.

"Aku istirahat saja!" serunya kemudian seraya berjalan ke tepi lapangan. Gadis itu mendudukkan dirinya diantara rerumputan, meminum air mineralnya sembari melihat teman-temannya yang sibuk bermain.

***

Di daerah Fukuoka, tepatnya di kawasan Tenjin Nishi Street. Dua orang ajudan milik Freddy sibuk membagikan selebaran-selebaran disekitar sana.

-flashback-

Freddy telah meminta kedua ajudannya untuk berkumpul di gedung baru perusahaannya yang tak begitu besar. Ia membawa tumpukan kertas ditangannya.

"Bagikan ini," titahnya pada kedua ajudannya.
"Eh? Bagikan?" Freddy hanya mengangguk.
"Target kita adalah para gadis yang berumur dibawah 30 tahun sampai 10 tahun. Terserah, kalau bisa kalian bagikan ini ke seluruh penjuru Jepang," jelas Freddy lagi yang seketika membuat kedua ajudannya kaget bukan kepalang.

"Tapi, tuan... Seluruh penjuru Jepang?!" tanya salah seorang ajudannya.
"Iya, sudah jangan banyak tanya! Sana! Masih banyak yang harus aku persiapkan!" bentak Freddy. Kedua ajudan itu mau tak mau menurut dan pergi menjalankan tugas mereka.

-flashback end-

"Menyebalkan sekali, ya. Seluruh penjuru Jepang? Yang benar saja, dia pasti bercanda!" umpat Satoshi, salah satu ajudan Freddy. Sedangkan Yasuo, tetap sibuk membagikan selebaran tanpa perduli keluhan temannya.

"Permisi, mungkin anda tertarik. Untuk anak atau keponakan anda! Audisi dilaksanakan musim gugur nanti! Mari datangilah!" seruan Yasuo cukup membuat beberapa wanita yang lewat tertarik. Satoshi berdecak pelan. Ia melihat list kota yang sudah mereka datangi sejak pagi, Fukuoka menjadi kota ke-5. Satoshi menghela nafasnya sembari berjalan menjauhi rekannya tersebut. Dari kejauhan, ia melihat seorang gadis yang tengah duduk di dekat rerumputan. Tanpa ba-bi-bu lagi, ia mendekati gadis itu.

"Permisi, bolehkah saya tahu, berapa umurmu?"
"Maaf, anda siapa?" tanya gadis itu.
"Ano, kami baru saja membuka perusahaan bakat dan kami menawarkan audisi untuk para gadis muda yang berbakat dibawah umur 20 tahun," jelas Satoshi.
"Oh, tapi umurku 31 tahun ini," bual gadis itu.
"Ah, sou ka? Kalau begitu, mungkin untuk keponakan atau tetanggamu," Satoshi tetap memaksa memberikan selebarannya.
"Permisi," pamit Satoshi kemudian lalu pergi menghampiri gadis lainnya.

***

"Ah, sou ka? Kalau begitu, mungkin untuk keponakan atau tetanggamu," pria misterius itu memberikan selebarannya pada gadis berwajah kusam berkat bermain bola tadi.

'Apa-apaan ini?' batin gadis itu bingung. Bahkan ketika pria tadi melenggang pergi, ia masih bingung dengan maksudnya. Ditolehnya ke sekitar jalanan tersebut. Banyak juga yang sudah mendapatkan selebaran itu, bahkan ada yang membuangnya di tong sampah. Gadis itu pun memutuskan untuk membaca apa isi selebaran tadi.

"Hey! Apa yang kau lakukan, Asu-chan?" seorang lelaki yang sejak tadi bermain bola kaki menghampirinya.
"Iee, bacalah!" ujar gadis yang disebut Asu-chan itu.
"Apa ini? Eto de la Musique? Nama yang lucu. Audisi pada musim gugur? Hm, artinya sebentar lagi, kau mau ikut?"
"Menurutmu? Apa kau juga mau ikut? Kita bisa audisi bersama!"
"Tapi, disini dikatakan 'girls only'," lelaki itu memandang Asu-chan sesaat meminta pendapat.
"Oh, iya. Ya sudahlah," ujar Asu-chan pasrah.

Story About : MaryGoldDonde viven las historias. Descúbrelo ahora