Agency's Life (7)

7 0 0
                                    

Tidak terasa, ketujuh gadis itu telah menghabiskan waktu selama berjam-jam didalam bilik karaoke.

"Sudah jam berapa sekarang? Cepat sekali langit gelap," kata Fujimoto.
"Jam 8," jawab Nakashima setelah melihat jam ditangannya.
"Nani?!" Refleks, keenam gadis lain menatap Nakashima kaget.
"Aku serius," ujar Nakashima seraya menunjukkan jam analognya.

"Astaga, berapa jam kita didalam tadi?" Sadar Akimoto. Ketujuh gadis muda itu berjalan kaki bersama menuju stasiun terdekat untuk pulang. Namun, ketika dalam perjalanan, seorang gadis tiba-tiba menghampiri mereka.

"Nee-chan!" Seru gadis itu riang sembari mengangkat satu tangannya melambai. Ketujuh gadis yang disapa itu bertatap bingung.

"Sedang apa Kurari? Dia menyapa kita?" Bisik Hayama.
"Entahlah, mungkin dia sudah sadar dengan kesalahannya," jawab Fujimoto pelan.
"Kita lihat saja," Yamashita tak mau kalah. Gadis bernama Kurari itu mendekati mereka sembari tersenyum, seakan pada wajahnya tidak tersirat rasa bersalah sedikit pun.

"Apa yang kalian lakukan disini? Apa kalian keluar dari perusahaan?" Tanyanya memulai.
"Apa kami harus keluar dari perusahaan agar bisa kemari?" Ujar Fujimoto.
"Kurari, apa kabar? Ku kira kau lupa," Nakashima berusaha ramah.
"Aku baik-baik saja, aku sudah mendengar lagu-lagu baru kalian. Dan itu terdengar sempurna, mungkin besok aku akan kembali ke perusahaan," ungkap Kurari. Para gadis lain seketika terkejut dengan penuturan Kurari.

"Oh, ya? Kalau begitu, selamat da-," baru saja Fujiwara hendak memberi selamat padanya, Ishimaru secara tiba-tiba memotong pembicaraannya dengan nada dingin.

"Untuk apa? Ku pikir kau sudah mati tertabrak atau apalah sampai tidak hadir berminggu-minggu ke perusahaan."
"Tidak, kok. Aku baik-baik saja, 'kan?" Kurari masih menampakkan senyumnya.
"Padahal aku bersyukur jika kau benar-benar seperti itu," tambah Ishimaru mencibir.
"Nee-chan, jika kau ingin bercanda jangan seperti itu. Itu sangat keterlaluan," ucap Kurari menceramahi.

"Oh, hountou ni?" Ishimaru menunjukkan tatapan dinginnya.
"Sudahlah, ayo kita pulang saja," saran Hayama. Ishimaru menyetujui dengan melangkah lebih dulu melewati Kurari, disusul dengan para gadis lainnya. Kurari yang merasa teracuhkan pun mendengus kesal, ia hendak memaki mereka namun para gadis itu sudah berlalu pergi dari hadapannya.

***

Yasuo tiba-tiba berlari diarea lantai 2 gedung E.M Entertainment, kakinya menuntun menuju ruang bos besarnya.

"Tuan!" Serunya sembari membuka pintu dengan paksa, membuat sang empunya ruangan terkejut bukan main.

"Jangan berteriak dan jangan berlari didalam gedung! Beruntung aku tidak terkena serangan jantung tiba-tiba!" Bentak Freddy. Yasuo tak memperdulikan amarah sang atasan, ia masih sibuk mengatur nafasnya yang terengah-engah.

"Tuan! Cepat kemari," ujarnya.
"Ada apa? Aku sibuk," elak Freddy.
"Kau harus melihat ini, Kurari kembali."
"Nani?"
"Sungguh, sekarang dia ada di lantai bawah." Freddy bergegas keluar dari ruangannya setelah mendengar penjelasan Yasuo. Dari lantai 2, ia bisa melihat sosok gadis yang beberapa waktu lalu sempat dimarahinya dan melarikan diri tanpa kabar. Yasuo ikut membuntuti sang atasan, hingga akhirnya langkah mereka terhenti secara tiba-tiba.

"Ada apa tuan?" Tanya Yasuo bingung.
"Lihatlah, apa yang terjadi dibawah." Freddy menunjuk kearah gadis itu dengan dagunya. Yasuo mengalihkan pandangannya, ia membelalakan mata setelah mengetahui apa yang dimaksud.

***

"Berani sekali menginjakkan kaki kotormu ke tempat ini," Ishimaru yang mendapati Kurari lebih dulu, menghadangnya di depan pintu masuk.
"Memangnya kenapa? Apa urusanmu? Kau bahkan bukan pemilik perusahaan ini, untuk apa kau ikut campur?" Balas Kurari.

"Urusanku, karena kau sudah menyakiti perasaan teman-temanku dengan mulut kotormu. Tiba-tiba menghilang dan muncul. Apa kau pikir dirimu sudah bagus dan sempurna?!" Suara Ishimaru terdengar meninggi.

Disisi lain, beberapa trainee terlihat ketakutan untuk keluar dari tempat persembunyiannya karena situasi yang menegang. Beberapa dari mereka bahkan rela bertingkah konyol seperti berjingkat dan lainnya untuk bisa menghindar dari mereka.

Mata Kurari tampak berkaca-kaca. Ia melirik kearah atas dan mendapati sang pemilik perusahaan sedang melihat kearah mereka.
"Baiklah jika begitu, aku mau uangku kembali. Bukankah kontraknya seperti itu?" Kurari menatap Freddy.

"Tidak perlu, untuk apa harus mengembalikan uang? Lagipula, kau sendiri yang melanggar kontrak. Seharusnya, kami yang menuntutmu," bela Ishimaru. Freddy cukup tertegun dengan perkataan Ishimaru yang terdengar dewasa di telinganya.

"Kau ini! Aku sungguh tidak paham siapa kau! Suka ikut campur urusan orang lain! Beraninya kau menghina dan memakiku!" Kurari saking kesalnya, meludah tepat diwajah Ishimaru. Gadis asal Fukuoka tersebut sudah tak sanggup lagi menahan amarahnya. Bak air yang mendidih dan sudah akan meluap keluar. Kaki jenjang Ishimaru langsung diarahkan tepat di depan dada Kurari dan menendangnya dengan kasar. Membuat orang-orang yang menontonnya terkejut bukan main.

"Jangan sekali-kali kau menunjukkan wajahmu didepanku! Sekalipun itu di depan umum! Akan ku buang kau ke selokan! Dasar sampah!" Maki Ishimaru kemudian. Kurari yang merasa sakit dan mulai ketakutan pun bergegas pergi dari gedung tersebut.

----

Hah! Maaf semakin kesini update nya makin jarang 😭 menghemat kuota (?)
Oh iya, untuk cerita kali ini mohon jangan ditiru adegan kekerasannya ya 😊 selamat membaca! voment nya jangan lupa 🙌

Story About : MaryGoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang