Siang ini, novel yang masih menghipnotisku sejak kemarin berjudul Kata Hati dari Bernard Batubara.
Baca buku itu sambil minum cokelat panas dan mendengarkan lagu dari Michelle Buble, rasanya lengkap banget.
Tapi semua quality time yang kulakukan harus terinterupsi dengan dentingan di ponselku, membuat lagu yang mengalun harus berhenti sejenak karena chat masuk dari Senja yang muncul di pop-up layar ponselku.
Senja Rahardian send you a voice message
Dengan malas, aku menekan layar hingga muncul voice message yang diberikan Senja.
Dia bernyanyi. Menyanyikan lagu Hivi yang berjudul Curi-curi.
Ah, mau tak mau aku jadi tersenyum geli karena mendengar dirinya bernyanyi dengan suara bass-nya, tapi lagu yang dinyanyikan malah super unyu dari Hivi. Kan lucu.
Akhir-akhir ini Senja sering mengirimiku lagu cover darinya melalui voice message seperti ini. Kadang hanya suara seadanya tanpa iringan alat musik, kadang justru diiringi gitar kesayangannya.
Kalau seperti ini terus, bagaimana bisa aku bertahan untuk tidak melibatkan perasaan?
Ah, Tuhan ... cewek manapun kalau dinyanyiin kayak gini pasti lemah! Apalagi kalau suaranya enak didengar. Dan parahnya lagi, orang yang memiliki suara enak itu secakep Senja. Gimana dong?!
Duh!
Aku mengacak rambutku gregetan. Bagaimana bisa Senja membuatku jadi tidak karuan seperti ini?!
Dela Asmarani:
Jangan vn, gue gak ada kuota buat dengerinBoong banget lo, Del!
Ya mau gimana lagi, nggak mungkin dong kalau aku bilang suaranya bikin makin baper?
Habis lah sudah harga diri ini kalau sampai aku mengatakannya.
Ting
Senja Rahardian:
Lah parah, orang mah cari wifi tetangga kek buat dengerin suara gue!Dih, kerajinan banget.
Senja Rahardian:
Mau gue beliin pulsa, biar lo bisa isi kuota trus denger vn gue?Ya ampun! Ngapain sih, repot begitu?
Dela Asmarani:
Gak usah, nanti sore gue beli.Hanya hitungan detik Senja sudah kembali membalasnya
Senja Rahardian:
Ya elah kelamaan. Udah, lo cari wifi tetangga aja gih, trus dengerin vn gue. Kalo udah lo resapin deh liriknya.Mati nih!
Dia selalu begitu, selama tiga minggu kami dekat, Senja selalu memberikan kode-kode mematikan yang membuatku mati kutu karena bingung harus menanggapinya seperti apa. Sampai akhirnya aku hanya membalas dengan kalimat seadanya.
Dela Asmarani:
Penting banget gak sih, Sen?? Yaudah nanti gue curi wifi tetangga, buat dengerin vn lo!Senja Rahardian:
Curi hati gue juga gapapa, gue rela🙈🙈Basi abis!
Tuh, kan! Kataku juga apa, dia sudah tidak punya malu sepertinya. Sekarang kalau mengirim chat padaku, omongannya semakin frontal. Bikin mules.
Sambil menyesap cokelat panas yang tadi kubuat, aku menghentikan musik yang mengalun dari ponselku lalu menutup novel yang tadi kubaca.
Menaruh gelas cokelat di nakas, aku mulai merebahkan tubuhku di kasur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Senja
Teen Fiction[COMPLETED] Aku menyukai langit senja. Indah, tak akan pernah bosan kumelihatnya seperti saat bersama Senja. Tapi sayang, kebersamaanku dengan Senja hanya sesaat. Layaknya langit senja kala warna jingga berganti hitamnya malam. Mungkin seperti itula...