Chapter 23

1.5K 110 32
                                    

No Ones POV

Ariana masih duduk temenung meringins mengingat apa yang justin lakukan tadi memang hal ini tak seberapa kejam dari pembunuh berantai tapi setidaknya hal ini membuat ariana malu sebagai pasangan mengetahui hal konyol kekanak kanakan justin yang tidak ia percayai itu.

Hanya karna Zayn menolong Ari emosi Justin tidak dapat dihadang langsung menghabisi Zayn? Hal sepele saja seperti itu apalagi nanti kedepanya dia memutuskan pergi menjauhi Justin ya sekira nya Justin bisa berubah

" sudah anakku sayang berhentilah menangis itu hal wajar dalam kehidupan rumah tangga apalagi kalian masih seumur jagung pasti banyak badai yang harus Dilalui"

joan duduk disamping ariana sembari menyeka arimata yang mengalir di pipi lembut putrinya tersebut ariana hanya terdiam menangguk mendengar ibunya berbicara.

" aku tau mom itu hanya sebagian kecil masalah di dalam keluarga tapi tidak ada salahnya aku meninggalkan justin sementara waktu agar dia bisa berfikir untuk lebih dewasa dalam menghadapi apapun"

ariana hanya menatap kosong ruangan besar ibunya tersebut tak henti hentinya air mata tersebut terus mengalir tanpa ia inginkan bahkan ariana sudah lelah menangisi seorang Justin sungguh sebenarnya dia rindu di dekat Justin saat ini.

" ibu yakin didalam hati kecilmu kau sebenarnya merindukan Justin ibu bisa merasakanya sayang"

Joan terus mengusap usap lambut bahu anaknya dan menopangkan kepala Ari pada pundaknya, Ariana hanya terdiam membisu tidak dapat menjawab perkataan Joan yang memang benar, faktanya Ariana merindukan senyum dan pelukan hangat Justin setiap malam Ari merasakan senyum manis Justin mengembang dihadapannya kala ia menutup mata dan memeluk erat dirinya .

Mengingat akan hal hal Justin ariana meringis tak bisa mengontrol rasa sedihnya diapun memeluk erat sang ibu, air mata beningnya sampai membuat kaus berwarna abu gelap Joan pun basah dibendungi air matanya.

" ibu memang benar kau merindukan Justin
Cepat sana temui dia dan minta maaf" senyum joan mengembang firasat ibu memang  terkadang selalu tepat.

" tapi aku menunggu Justin yang menghampiriku aku ingin tahu apakah dia membutuhkanku?"

Ari tertunduk sedih tapi kali ini kesedihanya tak meneteskan airmata lagi karena matanya tak dapat lagi mengeluarkan air mata.

" yasudah kalau memang itu yang terbaik bagimu, ibu ada diluar jika kamu butuh ibu panggil saja dan istirahatlah sayang"

Joan terbangun dan mengecup kilat kening putrinya tersebut ariana melebarkan senyumnya lalu berbaring istirahat


Justin POV

' i hate u i never like u justin' sial perkataan ari itu tak dapat hilang dipikiranku saat ini, kata kata itu memang pendek tapi langsung menusuk hati jujur aku belum pernah sesedih dan menangis hanya gara gara hal kecil ini tapi ini sudah urusan hati dan aku tak dapat menyangkalnya kalau aku memang mencintai ari tapi dengan kata itu seolah olah ada yang mendoronku kebelakang untuk menyerah dan memang pernikahan ku ini bukan lah takdir sesungguhnya ariana tidak akan pernah mencintaiku dia lebih  memilih si brengsek Zayn

Aku berbaring lurus di kasur empukku dan menopangkan kepalaku dengan kedua tanganku
Dan setiap aku mendengar kata zayn telingaku panas tak dapat menerima nama itu ingin sekali lagi aku menghabisinya jika tak karna ariana aku pasti sudah membuatnya pulang tinggal nama.

Aku terus  menggerutu dan menggretakan kedua rahangku mengingat jelas wajah Zayn yang ingin sekali mendapatkan hati Ari  sungguh tak sudi.

Sekali sekali aku bangun dan menatap kearah jendela kamar berharap ariana akan pulang dan tidur bersamaku namun apa tidak ada seorang pun yang membuka pagar.

Baru ditinggal beberapa jam sudah rindu setengah mati memang benar aku tak dapat menahan rasa cintaku padanya aku tak bisa menutup mataku jika aku tak bersamanya malam ini ya walaupun sungguh melelahkan hari ini.

Aku mencoba menghubungi ariana

" sial putus lagi "

aku frustasi dan melempar telepon genggamku dengan keras ke dinding kamar aku mendengar suara pecahan kaca layar hp ku hancur berkeping keping aku tak peduli lagi yang ku pedulikan adalah ari bisa pulang entah dimana ku rasa dia pulang ke kediaman orang tuanya benar saja teleponku beberapa kali di putus olehnya dan aku berniat untuk menjemputnya sekarang ke kediaman orang tuanya dengan cara apapun aku harus bisa membujuk ari untuk pulang menemaniku.

Aku tahu aku merasa tak enak badan sekarang ini tapi aku harus kesana dan aku tak mau kehilangannya.

akupun bangun dengan terpaksanya sekuat mungkin aku kuat berjalan dan nanti tanpa terlihat lemah dihadapan ari.

" Ariiii aku ingin bertemu dengan mu apa kau mendengarnya?"

tak seorangpun mendengarnya akupun terus meneriaki namanya terkadang aku memanggil mom Joan akhirnya seseorangpun melangkah mendekatiku dan itu mom Joan aku hanya bisa mengembangkan senyum dihadapanya.

" justin kau kenapa terlihat pucat ayo masuk"

" aku disini saja sampai ari mau keluar"

" yakin kau tidak akan kenapa kenapa kau terlihat sakit dan badanmu panas sekali"

Joan menempelkan punggung tanganya pada dahiku aku tak bisa berkata apa apa dia tahu kalau aku sedang sakit aku tak pedulu jika dia akan memarahiku karena nekad menemui ari padahal kondisiku tidak memungkinkan

" sebentar akan ku panggil ari "

langkah mom Joan menjauh dari ku dia akan memanggil ari untuk menemuiku mendengar nama ari saja sudah membuatku tersenyum bahagia dan kembali bersemangat aku harap dia mau menemuiku dan memaafkanku meski aku dalam kondisi yang tidak sehat aku tak peduli

***********

DUH LAMA BANGET YA GUE GA APDET APDET NIH FF BIASA ORANG SIBUK KAYA GINI NIH HEHE

JANJI GA BAKAL LAMA LAMA UPDATENYA

MAAPIN BANYAK TIPO

Dont forget to vomment for next chapter

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Beautiful WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang