9. Minho, Point of View

837 80 32
                                    

" Orang ini sudah masuk kriteria sekertaris anda Pak. Kalau anda kurang yakin silahkan menemuinya langsung diruang tunggu, ia masih dalam sesi interview bersama Pak Kim " Ucap Suzy, bagian HRD yang bertugas sebagai penerimaan karyawan maupun orang-orang baru. Aku mengangguk dan mulai meninggalkannya.

" Anda mau kemana Pak "

" Ruang tunggu tempat sekertaris baruku melakukan sesi interview " Ucapku galak. Tadi ia yang menyuruhku sekarang kenapa ia malah bertanya, dasar aneh. Ia mengikutiku, tapi bibirnya mencebik tak suka , aku berjalan kembali tapi suara melengkingnya terdengar begitu nyaring.

" Sulli, Ya tuhan. Cepatlah kesini, kau diterima kan?? " Tanyanya,jadi ia mengenal wanita itu, wanita cantik dengan kulit putih dan tubuh langsing, matanya berbinar menatap kearah Suzy dan tiba-tiba pandangan kami bersibobrok dan jantungku berdetak tak karuan saat mata sipit itu memancarkan aura tenang dan damai. Aku mematung ditempat ,samar-samar kulihat mereka berpelukan setelah si wanita bernama Sulli itu mengangguk dan menjawab Ya atas pertanyaannya.

" Pak, kenalkan ini sekertaris baru anda namanya Choi Sulli, ia temanku "

" Kau merekomendasikannya " Tanyaku, sedikit senyum ku artikan bahwa ia memang yang menyuruh temannya itu untuk masuk kesini karena aku memang menyuruhnya untuk mencarikanku sekertaris baru, Yang lalu , jangan difikirkan, kerjaan mereka hanya bersolek dan menggodaku. Sialan! Tidak ada yang namanya bekerja sebagai sekertaris tapi menggoda atasannya, mungkin kalau ini club malam mereka boleh saja melakukannya.

" Jabat tangannya Sulli, kau akan menjadi sekertarisnya mulai hari ini " Kata Suzy, kuperhatikan semua tingkah lakunya , ia gugup dan bisa kuasumsikan bahwa ini pertama kali menjadi seorang sekertaris.

" Choi Minho "Kuulurkan tanganku. Ia menyambutnya, dan Wow! Kurasakan kulitnya sangat halus dan lembut. Hatiku meleleh, dan aku menyukainya pada pandangan pertama. Poor Choi Minho.

" Choi Sulli " Dan marga kami pun sama. Kuartikan bahwa pada pandangan pertama ini tuhan sudah menjodohkanku pada wanita cantik bernama Choi Sulli ini.


Dua bulan sudah kami saling bekerja sama, diam-diam kuperhatikan tingkahnya sangat menggemaskan. Dikantor tidak ada yang namanya terjalin hubungan dan ia mengerti akan posisiku. Dan dikantor ini juga aku akui , aku harus menahan nafas setiap kali ia diperhatikan maupun ditatap terang-terangan oleh para pegawaiku, ingin sekali aku mencongkel matanya dan menghidangkannya sebagai santapan para tikus digot sana. Sialan! Hatiku panas. Tapi aku bisa bernafas lega karena sahutan ataupun jawaban dari Sulli pun hanya sekedar gumaman atau kesopanan.

Pekerjaannya selalu benar, itu yang membuatku mempertahankannya, dan aku juga menyukai egonya yang tinggi, aku senang ia menentangku bukan malah merayuku. Itulah yang menjadi poin nomer satu atas perilakunya. Dan siang itu ia benar-benar membuatku marah karena tatapan kagumnya pada Suho. Aku cemburu padanya.

" Kau sudah datang " ucapku saat ia berada didepan Suho dan mematung. Langsung saja aku memeluk laki-laki tampan itu tanpa tahu malu. Aku merangkul nya dan mengajaknya masuk kedalam. Selama didalam aku mengobrol banyak dengannya, obrolan seputar laki-laki maupun olahraga kesukaan kami, sudah lama aku tak bertemu dengannya membuatku sangat merindukan laki-laki tampan berkulit putih dan berperawakan pendek itu.

" Siapa tadi? " Tanyanya, aku menatapnya dengan penuh tanya, apa maksud dari pertanyaannya.

" Siapa ? siapa yang mana? " Tanyaku balik, ia terkekeh lalu menyenggol lenganku.

" Wanita yang baru saja keluar dari ruanganmu "

" Sekertarisku, kenapa kau menanyakannya? " Aku tak bisa menutupi nada sinis dari ucapanku, tapi harus aku akui , aku sedikit terusik dengan pertanyaannya mengenai sekertarisku, milikku.

" Cantik sekali, kau mengambil kesempatan dalam kesempitan rupanya "

" Aku tak melakukannya, hentikan gurauan ini dan pulanglah kerumah " Ucapku dan ia terkekeh.


Dan yang aku tahu Sulli hanya milikku, dan aku tak ingin siapapun mencoba mengenalnya apalagi mencoba mendekatinya, karena aku sudah meminta Sulli langsung pada Kakaknya, Yuri dan Iparnya Siwon. Dan mereka menyetujui usulku untuk segera melangsungkan pertunangan kami apalagi setelah insiden kami yang saling bertindihan dikamar Sulli itu, tapi aku bersumpah itu tak disengaja dan entah kenapa aku menyukainya, ku asumsikan bahwa semua itu sudah diatur oleh tuhan, dan rasa bahagiaku bahkan seperti Leonardo D'Caprio yang memenangkan judi dan bisa menaiki kapal paling besar dan bersejarah Titanic.

Malam itu puncaknya, aku sungguh tak bisa menahannya lagi, menahan perasaanku. Setelah ku dengar bahwa Suho mulai berani mendekatinya setelah membawa kabur Sulli kerumahnya aku tak mau bertindak lembek lagi, ku pertegas lagi langkahku untuk mendekatinya. Dan malam itulah saatnya, saat aku benar-benar menyatakannya, menyatakan cintaku yang sebenarnya, menyatakan perasaanku yang memang hanya untuknya. Sialan! Tapi apa yang aku dapatkan, ia menatapku tak percaya , dengan mata melotot seakan ingin keluar dan juga dengan mulut terbuka.

Persetan dengan penolakannya, dan aku sudah tak tahan ingin memilikinya.

Dan pagi ini kudapati lagi surat pengunduran dirinya, sial! aku sungguh tak habis pikir dengan wanita itu, ia benar-benar ingin menjauhiku setelah pernyataan cintaku malam itu, harus ku akui bahwa seharusnya laki-laki itu gengsinya tinggi , tapi demi Sulli, Choi Sulli yang sangat cantik dan menggemaskan itu aku rela menghilangkannya.

Dan pernyataan cintaku ternyata didengar langsung oleh Suho, siang itu ia datang kekantor dengan amukan dan cacian yang keluar dari mulutnya. Ia mengatakan padaku untuk tak memiliki Sulli sendirian karena ia minta untuk bersaing sehat dengannya, bersaing sehat, jadi ia juga menyukai Sulli. Ternyata dugaanku selama ini tak salah.

Suho kembali diikuti oleh Siwon yang masuk kekantorku siang itu, ia membawakanku beberapa makanan siang yang ternyata untuk mengganjal perutku.

" Terima kasih " Ucapku tulus, ia tersenyum, tapi kemudian wajahnya menjadi lesu entah apa yang tengah dipikirkannya.

" Sama-sama Minho, itu dibuat langsung oleh tangan istriku " Sahutnya. Wow! Tipe kakak ipar idaman rupanya.

" Sampaikan salamku padanya " Ia mengangguk sekilas lalu menatapku serius.

" Sebenarnya aku datang kesini atas perintah istriku, ada yang ingin aku sampaikan " Tipe laki-laki yang sangat penurut dengan perkataan istri,

" Katakanlah "

" Yuri ingin kau membatalkan pertunangan kalian, Sulli akan pergi kerumah Ibunya besok pagi " Ucapnya. Pergi! Tidak mungkin, tadi dia masih duduk didepan mejanya. Aku duduk dengan gelisah, tapi kulihat ia merogoh tasnya dan mengeluarkan sebuah amplop kecil.

" Apa maksudnya ? "

" Itu hanya sebagian uang yang ia dapatkan dari dua bulan bekerja denganmu Minho, Ia tidak ingin bekerja disini lagi, ia akan membantu Ayahnya mengurus perusahaan sekalian belajar tentang bisnis " Aku menggeleng. Tak bisa kututupi bahwa rahangku mengeras karena ucapannya , aku berdiri dengan gusar dan menyerahkan amplop itu dengan kasar pada Siwon, kakak iparnya.

" Jadi, ia mengundurkan diri dan melalaikan tugas. Katakan dimana dia sekarang ? " Tanyaku tak sabaran. Siwon berdiri dan menepuk pundakku halus.

" Biarkan pikirannya tenang, ia hanya terlalu syok dengan semua kejadian beruntun ini. Ia baru saja berbaikan dengan Yuri, ia akan baik-baik saja bersama kami " ucapnya halus. Siwon memang tipe penyabar bukan seperti dirinya. Aku melemah dan jatuh kembali ketempat dudukku tadi.

" Jadi, dia akan pergi "

" Jangan khawatir, aku akan memberikan alamat rumah Ayah kalau kau memang serius dengannya " Katanya, mataku berbinar akan ucapannya.

" Jangan bercanda "

" Sulli juga patut bahagia, jadi biarkan dia tenang dulu setelah itu baru kau menyusul " Katanya. Aku mengangguk dan membenarkan ucapannya.

Biarpun dia tak menjadi sekertarisku lagi , tapi aku bersumpah akan membawanya kembali dan menjadi pengantinku nanti. Itulah sumpah seorang Choi Minho.

..//tobecontinue//..

Married with a Gay ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang