Vania menghempaskan dirinya ke kasur. Menatap langit-langit kamarnya dan menutup matanya perlahan. Bukan tidur, tetapi hanya untuk menenangkan dirinya. Bahwa ia harus menghadapi hari hari yang akan lebih berat daripada hari ini. Tentang sikap dingin Deva yang membuatnya sangat tidak mengerti. Padahal, ia sangat merindukan Deva setelah setahun tidak bertemu. Deva serasa menghilang tanpa jejak, lalu kembali dengan perubahan yang sangat besar.
Vania memijit pelipisnya yang terasa pusing. Lalu mengambil buku dari dalam tasnya dan membaca tulisan disana. Barang-barang yang harus dibawa untuk hari kedua MOS lumayan banyak. Pak Hasri sedang mengantarkan mama dan papanya ke luar kota, sedangkan bi Nah hanya bertugas membersihkan rumah dan memasak. Sama seperti bi Nah, Vania juga tidak bisa mengendarai motor, apalagi mobil.
Vania dengan malas-malasan mengambil handuknya dan mandi. Setelah mandi, ia memakai dress hitam selutut dan mengikat rambutnya dengan pita kuning. Ia mengganti bunga di vas yang telah layu dengan bunga baru sambil memikirkan apa saja yang harus ia bawa besok. Sama sekali ia tidak bisa memikirkan teka-teki itu.
"Buah malam minggu, minuman wilayah gue, snack monyet petualang, si botak berketombe, susu penurut, apaan dah ngeribetin banget!" gerutu Vania yang sama sekali tidak bisa memecahkan teka-teki itu, padahal sebenarnya itu tidak terlalu sulit-sulit sekali untuk ditebak.
Vania meraih bukunya sekali lagi, tertulis ID Line Rafi, Rio, Tasya, Evana dan Deva. Ingin rasanya ia kembali chat dengan Deva, sekedar menanyakan kabar. Tapi untuk sekarang, alasan yang paling tepat untuk chat dengan Deva adalah tentang MOS.
Janetta Vania: Hy, Dev😂
Devariza: y?
Janetta Vania: gak jadi (:
Kali ini Vania merasa benar benar dongkol. Untuk apa dia bertanya pada Deva padahal ia sendiri bisa mencarinya di internet. Mungkin sekarang Deva akan menganggap Vania dongo. Memang penyesalan selalu datang terlambat, jika difikir lagi tidak mungkin Deva akan memberitahunya. Sama saja dengan curang kan? Baru saja ia ingin mengetik di google, Deva membalas pesannya.
Devariza: Ada yang bisa gue bantu?
Janetta Vania: Gak jadi kak (:
Vania membalas dengan menambahkan embel-embel 'kak'. Seperti apa yang ia lihat tadi, mungkin Deva tidak suka jika Vania hanya memanggil namanya saja.
Devariza: Gak usah malu, Van. Gue Rafi ni. Si Boss lagi mesen makan.
Janetta Vania: Hy kak Rafi😋 sebenarnya aku mau nanya tentang yang harus dibawa besok, aku bener-bener gak bisa mikir. Tapi kalo gak boleh gapapa kok kak hehe
Devariza: oh itu doang. Apel, Mizone,Taro, onde-onde, ama susu yes. Mau nyari sekarang? Pergi sama siapa?
Janetta Vania: Astaga, Kak Rafi baik banget sumpah :') thanks kak. Iya kak sekarang, pake taksi.
Devariza: Oke take care ya💩
Kemudian, Vania segera menelpon taksi dan mencari apa yang ia butuhkan.
⌛⏳⌛️
Vania pulang dengan banyak belanjaan ditangannya.
"Non Vania baru pulang? Sini Bi Nah bantuin," kata bi Nah sambil mengambil belanjaan yang dibawa Vania.
"Semua ini buat MOS Non?" tanya Bi Nah lagi karena ini terlalu banyak. Apel , anggur, jeruk, snack, coklat, dan tentu saja minuman dengan berbagai merk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Know
Teen FictionAlmeira Janetta Vania, gadis yang kerap disapa Vania itu kembali bertemu dengan salah satu sahabatnya semasa SMP, Devariza Martadinata. Deva merupakan siswa yang cerdas sehingga ia mengikuti kelas akselerasi, yang membuat Deva sekarang menjadi kakak...