5. Mulai Mencair

110 21 14
                                    

Vania duduk didepan meja belajarnya. Memainkan pulpennya dan mengingat apa yang diberikan Vino untuknya kemarin, apel keberuntungan. Vino memang Pelindung, batin Vania.

Ia tersenyum, ingin rasanya bertemu dengan Vino hari ini. Kemudian, ia melihat koleksi bukunya lalu ide cemerlang terlintas dikepala Vania. Ia segera mengambil iphonenya dan mulai mengetik.

Janetta Vania: Vin, lo sibuk gak?

Vino Bryan: hm gak sih Van, kenapa?

Janetta Vania: temenin beli buku dong,Bisa gak?

Vino Bryan: sebenarnya sih bisa, tapi gue gak bisa jemput. Ketemu di mall aja mau?

Janetta Vania: oke, gue tunggu ditempat biasa ya😋 Entar gue traktir deh

Vino Bryan: jangan pesan dulu punya gue😂

Janetta Vania: gak gue apaapain kok tenang aja wkwk :'v

Vino Bryan: hahaha becanda Van, kalo lo mau, pesen aja biar sekalian :v

Janetta Vania: oke gue pesenin yang biasa

Sebenarnya sama saja dengan bohong jika Vania harus pergi ke mall sendiri, namun Vania tidak ambil pusing. Karena memang membeli buku hanya alasan supaya ia bisa jalan bersama Vino. Ia pun bersiap-siap lalu segera menelpon taksi.

⏳⌛️⏳

Vania memasuki cafe yang biasa ia kunjungi bersama Vino, sambil menunggu Vino datang, ia memesan 2 hot chocolate with marshmallow untuknya dan Vino. Baru saja ia duduk, handphonenya berbunyi, tanda adanya Line yang masuk.

Vino Bryan: Van lo dimana?

Janetta Vania: udah di cafe ni

Vino Bryan: Van sorry banget gue harus jemput nyokap gue sekarang. Gue gak bisa datang.

Janetta Vania: oh gitu, oke gapapa.

Vania menghela nafas, Vino tidak datang. Ia menatap nanar hot chocolatenya itu. Lalu siapa yang akan menghabiskannya? Rasa bosan mulai menyelimuti Vania, ia tidak bernafsu untuk meminum hot chocolate itu sedikitpun. Ia mengedarkan pandangannya, lalu mendapati sosok yang ia kenal baru saja memasuki pintu cafe tersebut. Deva dan Evana.

⏳⌛️⏳

Deva merangkul Evana sambil menanyai apa yang akan dipesan oleh Evana. Ketika menoleh ke belakang, mata Evana dan Vania bertemu. Evana menarik Deva ketempat Vania sedang duduk.

"Hy,Van.Boleh gabung gak?" tanya Evana pada Vania.

"Boleh kak gabung aja,"

"Lo sama siapa?" tanya Evana lagi ketika melihat ada dua hot chocolate di meja itu.

"Sebenarnya buat temen, tapi dia gak dateng,"

"Oh yaudah, gue pesen minum dulu. Lo mau minum apa Dev?" Evana beralih melihat ke arah Deva, lalu Deva menggeleng.

"Gak usah Na, Gue udah kenyang,"

Setelah Evana meninggalkan meja itu, suasana menjadi hening. Baik Vania maupun Deva tidak ada yang angkat bicara. Vania berfikir jika ia bertanya ataupun basa-basi pada Deva, maka ia hanya akan membuat dirinya merasa dongkol karena Deva tidak akan menanggapinya.

Let Me KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang