9. BIRU - PACAR?

577 39 4
                                    

Tidak terasa sudah tiga bulan berlalu. Itu tandanya masa PDKT ku dan Banyu segera berakhir. Tepatnya besok akan berakhir.

Kemarin Banyu sudah mengingatkan kalau besok aku harus sudah siap mengubah statusku menjadi pacarnya.

Pacar? Pacar Banyu? Hhhhh... Rasanya masih aneh menyebutnya. Siapa yang menyangka, 21 tahun menjadi sahabatnya, sekarang aku malah akan jadi pacarnya.

Jujur. Aku cukup menikmati masa-masa PDKT kita selama ini. Banyu bisa jadi sangat manis dan perhatian. Walau memang sifat dasar dia yang sudah perhatian. Tapi aku merasa beda saja saat masa PDKT ini.

Seperti misalnya setiap dia menjemputku untuk berangkat ke kampus. Bukan hal baru lagi memangnya. Tapi kalau dulu, Banyu akan berteriak-teriak memanggilku, jika aku belum juga selesai bersiap.

Dan saat aku muncul, Banyu akan mengomel, langsung menarik tanganku menuju motornya, menyodorkan helm dengan kesal. Lalu memberi ancaman "Besok-besok kalau lu lama lagi, langung gue tinggal ya Bi!" Tapi pada kenyataannya, dia tetap menungguku walau aku masih lama saat bersiap.

Nah sekarang saat PDKT ini, Banyu hanya akan diam menungguku jika aku sedang bersiap diri. Selama apapun aku tidak pernah mendengar teriakannya lagi.

Dan saat aku muncul, bukan omelan lagi yang kudapat tapi senyuman Banyu plus kalimat, "Udah beres? Yuk berangkat." Lalu bukan menarik tanganku lagi yang dia lakukan, tapi menggenggam tanganku sampai ke motornya.

Tidak ada lagi sodoran helm dengan kesal, tapi Banyu langsung memakaikan helm dengan pelan-pelan ke kepalaku. Kemudian merapikan rambutku agar tetap rapi sebelum dia menurunkan kaca helmnya.

Ancamannya pun dia ganti menjadi kalimat "Pegang yang erat ya, gue nggak mau lu jatoh." Yang hanya ku balas "hhmmm" karena aku sibuk menahan degupan jantungku yang kaget mendapat perlakuan manis dari Banyu.

Belum puas sampai disitu, Banyu lagi-lagi sukses membuat jantungku berdetak kencang dengan perlakuan manisnya.

Saat itu aku sedang dalam masa menstruasiku. Dan biasanya saat hari kedua aku akan mengalami sakit perut.

Habis selesai bimbingan, aku masih harus menunggu Banyu menyelesaikan kelasnya. Mestinya aku menunggu Banyu di depan kelasnya, sesuai permintaan Banyu. Tapi karena sudah tidak tahan dengan sakit peritku, aku pergi ke meja bundar samping lapangan tenis.

Memilih duduk disana, merebahkan kepalaku di meja sambil meremas perut menahan sakit. Tidak lama Banyu datang, memanggil namaku. Lalu menyodorkan sebotol kiranti dan segelas air putih hangat.

Padahal saat itu aku tidak memberitahunya kalau aku sedang menstruasi. Aku juga tidak memberitahunya jika aku sedang sakit perut. Bahkan tidak memberitahunya dimana keberadaanku.

Banyu saat itu hanya berkata, "Tadi udah curiga aja liat lu nggak ada depan kelas, pasti lu kenapa-kenapa. Pas inget ini lagi jadwal dapet lu, gue mampir ke kantin. Beli kiranti sama pesen air putih anget, terus kesini deh."

Bersahabat denganku 21 tahun, mungkin membuat Banyu jadi hafal jadwal menstruasiku. Hafal juga kebiasaan sakit perutku dan bagaimana aku mengatasinya.

Walau begitu dia tidak pernah sampai memperlakukanku seperti itu. Yang ada dia malah menjauh dariku. Karena menurutnya, aku berubah jadi galak jika sedang menstruasi. Ini tentu hal baru untukku.

Jujur, itu hal paling manis yang pernah seorang laki-laki lakukan untukku. Bastian saja dulu tidak pernah mau jika aku suruh beli kiranti. Alasannya malu karena itu masalah perempuan. Padahal hanya jamu datang bulan, bukan ku suruh beli pembalut.

Tapi Banyu mau melakukannya, tanpa perlu ku suruh lagi. Tidak menyangka dia bisa semanis ini. Wajarkan kalau jantungku berdebar.

Belum lagi saat dia mengusap keringat di dahiku dengan tangannya. Saking menahan sakitnya, aku sampai berkeringat. Tambahlah jantungku semakin berdebar tidak karuan.

BANYU BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang