#2 - Poor Chihiro!

446 43 17
                                    

"Ini hari Minggu, kenapa rumah terlihat sepi?" tanya gadis berambut sebahu yang masih berantakan itu. Ia mendudukkan dirinya di samping sang kakak yang hanya memindah-mindah channel tv tanpa berniat menontonnya dengan serius.


"Okaa-san dan Otou-san pergi ke Nagoya, ke rumah Obaa-san," jelas sang kakak santai.


"Nani? Kenapa mereka tidak mengajakku?" ujar Chihiro tidak terima, ekspresinya mukanya mendadak sebal.


Hiro meliriknya sebentar, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke arah televisi, "Salah sendiri kau tidur seperti orang mati. Mereka sudah membangunkanmu pukul tujuh. Tapi kau bangun jam sepuluh," ejeknya.


"Argh! Kenapa kau tidak membangunkanku Hiro-kun," teriaknya sambil menghentak-hentakkan kakinya. Hiro meliriknya dengan ekspresi puas sekali. Ia juga menertawakannya.


"Sudahlah, cepat mandi sana. Kau bau sekali," ejeknya pada Chihiro. Sementara gadis itu hanya memberikan pandangan sebalnya lalu beranjak dari pinggiran sofa.


"Dimana Mori-chan?" tanyanya.


"Hey, kenapa kau suka sekali memanggil kami tanpa sebutan kakak. Kami lebih tua daripadamu. Kau benar-benar tidak sopan, adikku," ujar Hiro dengan nada marah yang dibuat-buat.


Chihiro mendelik sebal, "Baiklah yang lebih tua. Aku mau madi dulu. Buatkan aku makan siang ya, Onii-chan yang tampan," ujarnya sambil mengedipkan sebelah matanya.


"Ishh, menjijikkan. Cepat mandi sana," jawab Hiro dengan ekspresi geli.

***


Taka memainkan psp bersama adik laki-laki yang umurnya terpaut enam tahun itu. Sesekali ia bermain curang dengan memukul kepala adiknya hingga Hiro mendecak sebal. Meski usianya sudah dua puluh delapan tahun, tapi kelakuannya sangat kekanakkan. Lupakan soal kedewasaan dan hal-hal lainnya. Saat di rumah pria itu akan menjadi gila seperti siapa dia sebenarnya.


Ting Tong.

Ting Tong.


"Bukakan pintunya," suruh Taka pada Hiro.


"Tidak mau, kau sajalah," jawab Hiro acuh.


"Hey, kau akan berdosa besar jika tidak mendengar ucapan kakakmu," ucap Taka dengan gaya menceramahi. Hiro mendelik sebal. Tapi akhirnya ia memilih mengalah. Pria itu berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang bertamu siang-siang begini. Ia membuka pintu, dan....


"Eh? Toru?" ucap Hiro setengah terkejut. Tidak biasanya pria itu berkunjung kemari.


"Hey, kau tidak sopan sekali. Aku lebih tua daripadamu dan kau memanggil namaku begitu saja," ujarnya. Ia seperti de javu. Ah, ia mengingatnya. Ternyata tadi ia juga mengatakan hal yang sama pada Chihiro.


"Cih, aku benar-benar seperti anak-anak sekarang," decaknya sebal. "Masuklah," imbuhnya mempersilahkan Toru masuk ke rumahnya.

Deeper DeeperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang