#10 - Dating?

294 40 6
                                    


Untuk yang ketiga kalinya Taka mematut dirinya di depan cermin rias Chihiro. Sambil merapikan jaketnya ia bersiul-siul. Sesekali kedua alisnya ia naikkan ke atas. Sudah rapi, wangi dan tampan. Waktunya kencan. Ia tersenyum bangga atas dirinya sendiri. Sementara si pemilik kamar baru saja keluar dari kamar mandi sambil menggosok-gosokkan handuk berwarna tosca di kepalanya. Ia tidak terkejut lagi saat mendapati sang kakak pertama yang sedang bercermin di kamarnya. Itu sudah hal yang biasa. Katanya cermin rias Chihiro membuatnya jadi lebih terlihat semakin tampan.


"Bagaimana?" tanya Taka tanpa menggeser posisi berdirinya.


"Apanya?" tanya Chihiro sambil mendudukkan diri di meja rias.


Taka meliriknya sebal, membuat Chihiro tergelak. "Ya ya ya. Tentu saja kau yang paling tampan," jawabnya. "...nomor sekian setelah Otou-san, Takeru Satoh, Kento Yamazaki, Logan Lerman, Thomas Sangster, Gre ... aw Nii-chan," pekik Chihiro sambil mengelus kepalanya. Taka baru saja menghadiahi sebuah jitakan.


"Sepertinya kau harus periksa mata ya. Sudahlah aku berangkat," ujar Taka lalu menggerakkan kakinya keluar dari kamar Chihiro.


"Nii-chan, belikan ayam goreng ya," teriak Chihiro yang hanya dijawab dengan lambaian tangan oleh kakaknya itu. Padahal tidak teriak pun Taka masih bisa mendengarnya. Chihiro mendengus pasrah kemudian turun dari meja. Sejak Taka mendeklarasikan diri bahwa dirinya memiliki seorang pacar, ia memang tidak sesering dulu keluar bersama kakaknya, khususnya saat sabtu malam. Sabtu malam itu quality timenya Taka bersama Aiha, kekasihnya. Katanya begitu. Hmm.


Tidak lama setelah Taka keluar dari kamarnya, giliran si kakak kedua yang masuk kamarnya. Pria bermata sipit tapi tajam itu tanpa aba-aba menjitak kepala Chihiro. Fyuh. Dalam waktu kurang dari satu jam, ia sudah dihadiahi dua jitakan dari dua orang yang berbeda.


"Hiroki!" teriaknya kesal sambil bersiap-siap ingin membalas kakaknya itu.


"Dimana jaket hitamku?"


"Semua jaketmu berwarna hitam jika kau lupa," ketus Chihiro masih kesal.


"Ish! Yang kemarin kau pakai," balas Hiro.


Chihiro terlihat berpikir. "Oh itu. Baru saja kucuci tadi sore," jawabnya ringan.


Hiro membelalakkan matanya. "Kau langsung mencucinya? Kau tidak merogoh sakunya?"


Chihiro menganggukkan kepalanya kemudian menggeleng. "Ya. Aku langsung mencucinya dan tidak merogoh sakunya. Doushita?"


"Chi-chan! Aku menyelipkan uangku disitu. Argh! Kenapa kau tidak mengeceknya sebelum mencuci sih?"


"Kau kan juga tidak bilang padaku. Kenapa kau harus marah padaku?"


"Dasar bodoh!"


"Nande? Kenapa kau berlebihan sekali sampai mengatakanku bodoh. Kenapa kau harus sepanik ini? Nanti kan kau bisa mengeringkannya." Chihiro masih bersikukuh dengan alasannya. Sementara itu Hiro masih menatapnya dengan ekspresi kesal.

Deeper DeeperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang