#16 - Just

255 35 0
                                    

Chihiro remaja adalah seorang gadis yang periang. Dua kakak Hiro-nya itu sangat menyayanginya, meski terkadang mereka menunjukkan dengan cara yang berbeda. Jika Taka menunjukkannya dengan perhatian dan kasih sayangnya, lain halnya dengan Hiroki yang menunjukkan dengan cara menjahilinya.


Chihiro menarik perhatian orang lain dengan caranya sendiri, termasuk Toru. Kala itu, Toru yang memang sudah berteman baik dengan Taka sedang berkunjung ke rumah Taka. Dan itu adalah pertemuan pertamanya dengan Chihiro. Toru bukanlah tipikal pria yang mudah ataupun percaya dengan perasaan suka pada pandangan pertama. Tapi jika boleh jujur, saat itu dirinya merasa sedikit tertarik dengan gadis kecil itu. Sedikit saja. Hingga lama kelamaan, entah disengaja ataupun tidak, ia menjadi lebih dekat dengan bungsu keluarga Mori itu.


Meski hanya beberapa kali, nyatanya dulu Toru pernah menyempatkan diri untuk menjemput Chihiro pulang sekolah. Sesekali juga makan siang bersama di restoran cepat saji. Atau mungkin menyantap ramen bersama di emperan minimarket pada malam harinya. Toru tidak tahu apakah ia menyukai gadis itu, hanya saja baginya itu cukup menyenangkan memiliki seseorang yang dekat dengannya. Sementara itu, Chihiro yang masih buta terhadap hal-hal berbau perasaan selalu berpikir positif terhadap perlakuan Toru padanya. Entah itu mulai kapan, ia sudah memberitahukan pada hatinya bahwa Toru menyukainya. Jika tidak, mana mungkin Toru mau menemaninya kemanapun ia ingin pergi. Sebuah pemikiran naif khas anak remaja. Hanya karena Toru bersikap baik padanya, ia berpikir bahwa pria itu menyukainya dalam artian lebih. Hal itu terus ia tanamkan pada otaknya, pada hatinya. Toru pasti menyukainya.


Namun lama kelamaan, ada sesuatu yang mengganjal di hati Toru. Bukannya semakin dekat, Toru malah perlahan menjauhi Chihiro. Setahunya gadis itu dulu tidak begitu, tapi entah kenapa akhir-akhir itu ia malah terkesan agresif. Semakin sering mengajaknya kesana kemari -atau mungkin malah terkesan memaksa meski tidak secara langsung. Yang lebih parah adalah ketika Chihiro memintanya menjemput di sekolah. Di hadapan teman-temannya, gadis itu mengakui bahwa pria yang menjemputnya itu adalah pacarnya. Oh, tentu saja Toru kaget. Bukan masalah harga diri, karena Toru adalah tipikal orang yang 'masa bodoh' dan cenderung tidak peduli apa pemikiran orang lain terhadap dirinya. Hanya saja itu membuatnya semakin risih. Dan semakin bertambah ketika secara terang-terangan Chihiro mengatakan menyukainya. Berkali-kali dan selalu begitu. Gadis yang dulu terlihat menarik baginya, kini tidak lagi. Yang tersisa hanyalah serpihan-serpihan rasa risih setiap kali mendengar pengakuan terang-terangan dari Chihiro.


Sejujurnya, hanya seperti itu. Dan hanya karena permasalahan sesederhana itu. Tapi entah kenapa, bagi Toru itu mengganggu. Hingga beberapa tahun ke depan, baginya Chihiro masih seorang gadis yang membuatnya kesal. Karena gadis itu masih mengejar-ngejarnya, bahkan secara terang-terangan. Anggap saja Toru terlalu sensitif. Atau mungkin Toru terlalu mendramatisir menghadapi keadaan. Tapi kenyataannya memang begitu. Seperti itu. Ada kalanya ketika seseorang menyukaimu, kau justru merasa terganggu karena sikapnya yang terlalu jujur. Kurang lebih begitulah yang dirasakan Toru. Sudahlah!

***


Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Apa yang tengah menjadi objek pikirannya, kini berada tak jauh darinya. Meski terhalang kaca pintu mobil, Toru yakin yang sedang duduk di halte bus itu adalah si "dia". Sekali lagi Toru memastikan dengan membuka sedikit kaca mobilnya. Yah. Memang benar. Gadis itu sedang duduk di halte bersama beberapa orang di sebelahnya. Seolah tak peduli dengan sekitarnya, pandangan mata gadis itu hanya terfokus pada ponsel yang digenggamnya. Sedikit menepikan mobilnya, Toru berniat menghampirinya. Oke, saatnya menghadapi kenyataan.

Deeper DeeperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang