#9 - Once Upon A Night

303 38 5
                                    


Malam ini Chihiro sangat kesal tiga puluh lima kali lebih banyak dari biasanya. Kenapa tiga puluh lima kali? Entahlah. Suka-suka dia. Tidak ada makanan apapun di rumah. Hanya ada sekotak yoghurt di lemari es. Sisanya jangan tanya. Tidak ada apa-apa selain itu. Orang tuanya sedang tidak ada di rumah, mereka pergi berkunjung ke rumah neneknya. Kemungkinan mereka baru akan pulang besok siang. Sedangkan dua kakak Hironya itu juga tidak ada di rumah. Seharian ini ia tidak bertemu dengan Hiroki. Sepertinya ia di rumah Teru atau mungkin Sho. Taka juga belum pulang, katanya ia mau kencan dulu dengan kekasihnya. Dalam hati Chihiro berharap, semoga calon kakak iparnya nanti bisa diandalkan. Terutama dalam urusan masakan dan makanan. Tidak seperti dirinya yang hanya bisa memasak ramen instan. Selebihnya jangan tanya. Gadis bersurai hitam sebahu itu benar-benar buta dengan ilmu dapur.


Setelah menimang-nimang keputusannya, akhirnya ia lebih memilih pergi ke minimarket untuk membeli ramen. Ramen lagi? Ya, karena Chihiro benar-benar maniak ramen. Tadinya ia ingin memesan pizza saja, tapi setelah dipikir-pikir ia jadi ingin makan makanan yang berkuah. Sebenarnya ia bisa saja menelepon Kanata dan menyuruhnya kemari sambil membawakan makanan, tapi itu terkesan merepotkan. Ah, sejak kapan Chihiro peduli apakah Kanata kerepotan atau tidak? Selama ini kan ia selalu merepotkan Kanata. Ya, untuk malam ini saja ia tidak ingin merepotkan Kanata. Kalau besok-besok, mungkin iya.


Langkah kaki kecilnya semakin bergerak menjauh dari rumah. Sambil berjalan ia menutupkan tudung hoodienya untuk menutup kepalanya. Malam ini cukup dingin, karena seharian tadi hujan terus turun hingga sore menjelang. Ia terus berjalan dengan santai, satu blok lagi ia akan sampai di minimarket. Chihiro menghembuskan napasnya ke udara, membuat kepulan uap keluar dari mulutnya. Jika dipikir-pikir, berjalan-jalan sendirian saat malam seperti ini cukup menyenangkan. Mungkin kapan-kapan ia harus melakukannya lagi.

***


Chihiro langsung mendudukkan dirinya di kursi setelah keluar dari minimarket. Tanpa melepas tudung hoodienya ia segera meraih satu cup ramen yang masih panas itu. Kepulan uap dan aroma khas dari ramen itu benar-benar sudah menggodanya. Ditambah dengan lagu yang terputar di dalam minimarket itu membuatnya benar-benar menikmati suasana malam ini. Sayang sekali ia datang kesini sendirian. Coba saja dengan seseorang yang ia sukai, mungkin makna lagunya akan sampai.


Tonight tonight

You are my angel

Aishiteru yo


Ia jadi terbawa perasaan sendiri. Ini lagu kesukaannya, yang selalu ia yakini bahwa suara vokalisnya mirip dengan suara kakaknya. Tapi bukan itu pokok permasalahannya. Seandainya saja―


Ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Hah? Apakah malaikat benar-benar baru saja datang? Aduh, ia terlalu berlebihan. Maksudnya―


"Toru Nii-chan?" cicitnya sambil masih mengerjapkan matanya. Kenapa Chihiro selalu berlebihan, ya? Bertemu dengan Toru saja seolah bertemu dengan bintang idola papan atas. Ya, karena Chihiro memiliki bakat berlebihan alami sejak kecil. Begitu kata Taka yang selalu diaamiinkan oleh Hiroki.


"Aku duduk disini karena tidak ada tempat lain lagi," ucapnya dengan nada datar seperti biasanya. Mau bertemu dimana pun, kapan pun, nada bicara Toru ya begitu-begitu saja. Namun Chihiro terlalu hapal dengannya, jadi ya ia hanya bisa senyum-senyum sendiri sambil memandangi wajah Toru yang menurutnya sangat rupawan itu.

Deeper DeeperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang