10

6.1K 202 4
                                    

Malamnya, mereka bertiga sedang berkumpul seperti biasanya bercanda dan bertukar pikirian.

Mereka Rico, Al dan Elf.

"Bang, masih inget Sintia nggak? Ituloh cewek yang abang aja kerumah terus bablas? Upsss."

Al menghentikan tawanya, memandang Elf sebentar. Ia menatap Rico sebentar mencari kebenarannya.

Rico hanya diam, Elf kembali menceritakan keburukan Rico kepada Al, istrinya yang benar-benar tidak mengetahui Rico lebih dalam tentang suaminya itu.

"Terus Nara, gimana kabarnya bang? Seingat aku dulu abang masih berhubungan dan masih berharap sama dia?"

Sungguh bercanda Elf kali ini sudah kelewat batas, maksudnya apa? ia bercerita tentang masa lalunya yang kelam, saat hubungannya dengan Al sudah membaik?

Memang dulu Rico suka sekali ONS, dengan wanita-wanita penghiburnya. Semenjak ia bertemu dengan Al, masa SMA ia sudah berhenti dan menetapkan Al sebagai pujaan hatinya.

Rico yang sudah habis kesabaran langsung membentak Elf yang terlihat santai-santai saja.

"Maksud lo apa Elf? Apa motif lo cerita itu semua? APA? JAWAB GUE BRENGSEK!!!!"

Ia ingin sekali menampar wajah tidak berdosa Elf saat ini juga. Namun dicegah oleh Al. Ia menarik tangannya yang sudah bersiap menampar Elf saat itu juga.

"Aku bercanda kali bang. biasa aja dong, marah mulu. Ntar di tinggal kak Al baru nyaho lo." katanya lagi sambil memainkan handphonenya. "Kak Al biasa aja tuh, kok abang yang sewotan." lanjutnya masih dengan jari yang menari-nari diatas keyboard handphone nya

Rico mengambil paksa handphone adiknya, membanting keras kelantai. Menimbulkan kerusakan fatal.

"PERGI LO DARI RUMAH GUE!!! BALIK LO KERUMAH PAPA!!!" Bentaknya sudah tak tahan lagi. Kini giliran Elf yang seperti bunglon.

"Oh lo ngusir gue? Tega banget lo jadi abang ngusir adiknya sendiri." Cibirnya,

entah dimana otak dan perasaan Elf. Berbicara kejelekan abangnya dengan sangat gamblang didepan Istrinya.

"INI RUMAH GUE! HASIL JERIH PAYAH GUE SENDIRI. LO LEBIH BAIK PULANG KERUMAH PAPA!" Bentaknya lagi,

Al hanya diam melihat tingkah laku yang memuakkan dari adik iparnya ini, pikiran Al kembali berkecamuk ia menyesal telah memberikan semuanya kepada Rico kalau ia sendiri juga tak mengetahui Rico secara utuh.

Ia berjalan ke kamar meninggalkan dua manusia yang sama-sama keras itu, pusing harus berhadapan dengan mereka, sudah seminggu ini tingkah Elf benar-benar memuakkan-nya.

Awal-awal candaan Elf tentang Rico masih bisa ia terima. Tapi malam ini.
Sintia? Kebablasan, ONS? Al menggeleng keras memikirkan semuanya. Saat ia sudah jatuh cinta dengan Rico kebusukan baru tentang dirinya terungkap lagi.

Lebih baik ia tidur, akhir-akhir ini ia sering merasa lelah dan pusing mungkin mahgnya yang sedang kambuh.

Elf sengaja melakukan itu, karena kedekatan sahabat Al, kakak iparnya, Melfia dengan Satria. Ia tidak terima, melihat Satria dengan wanita lain selain dirinya.


Panas pagi hari ini sangat terik, padahal jam masih menunjukkan pukul 10 pagi, entah apa yang membuatnya sepanas ini. Ditambah ban motor Melfia yang bocor tadi pagi setelah ia mencari makan paginya.

Terpaksa ia harus menaiki angkot ke kampusnya. Menunggu ban motornya di tambal juga tidak akan mungkin terkejar. Panas matahari makin terik, namun satu angkotpun tak ada yang lewat. Jika ia naik taksi habis sudah uangnya.

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang