Pagi ini, Al kembali di hebohkan oleh anak terakhirnya yang akan memasuki playschool-nya. Sangat jelas repot untuknya, melakukan kegiatan yang benar-benar menguras tenaganya. Qilla sudah berumur 3 tahun. Baru beberapa minggu yang lalu. Al dan Rico juga mengadakan pesta kecil-kecilan untuk gadis centil itu.
Walau cara berbicaranya masih sedikit kurang jelas. Gadis centil itu tetap menggemaskan.
"Nanti supir kantor jemput kamu, pulang langsung ke kantor aku, ya?" Rico mengecup seluruh wajah istrinya. Itu sudah menjadi kebiasaan yang mutlak bagi Rico, setiap ia akan pergi ke kantornya. Biar bagaimana pun mereka bertengkar. Istrinya itu, hanya mengangguk saja. Sembari memberi senyum sayangnya kepada sang suami.
Sebelumnya, mereka mengantarkan Kia dan Gigih terlebih dahulu, takut jika kedua anak itu terlambat kesekolah. Meskipun Rico harus memutar kembali kemudinya untuk balik ke playschool Qilla. Kemudian ia beralih kepada anak centilnya.
"Dedek belajar yang rajin ya?" Qilla mengangguk. Masih memfokuskan dirinya pada tas barbie yang akan ia gunakan nanti.
"Cium ayah dulu?" Anak itu menghentikan, aktivitas memandangi takjub tas tersebut, mendekatkan tubuhnya dengan wajah sang ayah. Mengecup seluruh wajah ayahnya. Rico juga melakukan hal yang sama dengan anaknya itu.
Setelah berpamitan, dengan menyalim tangan Rico. Mereka berdua turun dari mobil. Memasuki wilayah sekolah Qilla yang benar-benar di peruntunkan untuk anak kecil. Terlihat dari berbagai permainan yang sangat safety.
Hari pertama, mungkin sangat menyenangkan untuk Qilla. Ia tak berhentinya, mengikuti intruksi sang guru untuk bernyanyi, dan melakukan aneka gambar yang di arahkan guru itu.
Al hanya melihat dari balik kaca, tidak bisa masuk. Peraturannya, agar anaknya mandiri. betapa bahagiannya melihat Qilla yang mudah berbaur dengan anak-anak seusianya. Gadis kecil itu tidak berhenti berbicara dengan teman sebelahnya.
Jam menunjukkan pukul 10 pagi, itu artinya Qilla akan segera pulang. Al juga sempat bosan tadi, untungnya ada ibu-ibu muda seperti dirinya menjadi teman mengobrol.
"Anak saya 3 juga lho, cewek-cewek-cowok" jelas ibu itu. Mereka berbicara mulai dari anak yang sedang di dalam ruangan itu, sampai hal-hal rumah tangga.
Tidak ada habis-nya memang jika wanita sudah saling bercerita.
"Sama bu, anak saya juga."
Wanita muda itu, tampak mengangguk paham.
"Suaminya bekerja dimana?"
Al yang memang tidak ingin, mengumbar-umbarkan sesuatu, dan membanggakan Rico. hanya menjawab seadanya saja.
"Diperusahaan Casro bu," ibu itu manggut-manggut. Ia berfikir mungkin suaminya hanyalah pegawai biasa, tidak seperti suaminya yang sudah menjabat sebagai kepala atasan disalah satu perusahaan. Bukan seorang manager. Hanya saja salah satu leader dibagian staff.
"Oh, perusahaan yang punya cabang dimana-mana itu ya?" Tanyanya antusias. Al mengangguk. "Dibagian apa?"
Sebelum menjawab pertanyaan ibu itu, Rico sudah hadir di hadapannya. Sangat mengejutkan.
"Lho Rico, katanya supir kantor yang jemput?" Rico tidak menjawab, ia malah tersenyum sopan, sebagai sapaan kepada wanita yang tadi bercerita dengan istrinya.
"Udah mau Jam makan siang. Meeting juga nggak ada. Jadi sekalian aja kesini, jemput kamu sama Qilla kita makan diluar."
"Bu, kenalin suami saya," Al menatap Rico, memberikan kode agar menyapa wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You
RomanceBEBERAPA CERITA DIPRIVATE. Gadis yang menjadi jaminan perusahaan ayahnya yang secara halus Laki-laki itu tetap mencintainya dari masa sekolah sampai sekarang.