"Alzzurah!!!" Sentak Rico. "Kamu ngerti sedikit, aku pulang kerja itu capek. Bukan kamu sambut malah kamu isengin, inget Al beberapa minggu bahkan hitungan hari kamu akan jadi seorang ibu. Berhentilah bersikap ke kanak-kanakan." Ucap Rico berlalu kekamar.
Saat ia baru saja pulang dari kantor pukul 1 malam. Dengan keisengan Al yang menurutnya sudah kelewat, ini bukan ngidam hanya akal-akalan Al saja ingin mengisengi Rico biasanya jika seperti itu Rico selalu menerimanya.
Tapi malam ini tidak, usia kandungan Alzzurah sudah memasuki bulan 9, tidak mungkin kan itu termaksud dalam kategori ngidam? Rico juga sempat membentaknya juga. Mungkin karena pengaruh capek dan sedikit problem di kantornya.
Setelah hampir setengah jam ia diruang Tv akibat tak berani untuk masuk kamar, dengan terpaksa ia berjalan gontai ke kamar, kontraksi-kontraksi ringan yang ia rasakan sejak siang, rasanya Al ingin membaringkan badannya sebentar. Perkiraan dokter juga tak menjamin, kelahiran, bisa lebih lambat atau bahkan bisa lebih cepat dari perkiraan.
Baru beberapa jam Rico tidur, di bangunkan lagi dari sisi Kirinya, Al bergerak gelisah membuat rangjangnya tergoyang sejak tadi.
Al menggigit bibir bawahnya menahan kontraksi sejak siang tadi. Niatnya ingin mengisengi Rico agar ia tak terlalu kepikiran sakitnya melahirkan malah mendapat bentakan ck!!
"Astaga Al, sayang kamu kenapa?" Putaran badan saat pertama kali melihat Al menahan sakit.
"Mau lahiran? Kata dokter minggu depan, nggak mungkin kan sayang?" Peluh sudah membasahi dahinya. Sakit yang luar biasa saat ini tengah ia rasakan.
"Rico, saaa....kit." genggaman di tangan Rico makin mengencang saat kontraksi itu terasa. Rico yang panik melepas gengaman Al.
"Al, kamu pipis sayang?" Rico merasakan lembab di ranjangnya.
"Ketuban aku pecah Rico, saakittt." satu tarikan nafas Al berucap. Rico bertambah panik dibuatnya. Ia mencari koper dan memangambil baju Al dari lemari secara acak.
Tidak ada persiapan sama sekali karna mereka hanya terpaku pada ucapan dokter. Baju bayi yang dibeli Al seminggu yang lalu dan masih terbungkus rapi di paper bag-nya langsung Rico masukkan juga ke dalam koper. Sudah seperti orang yang akan berpergian, iya pergi kerumah sakit.
Setelah beres dengan urusan baju yang ia pack secara kilat kembali melihat Al yang sudah lebih sedikit tenang.
Rico mengambil tas jinjing Al dan menyampingkan ke tubuhnya. Setelah memastikan dompet handphone dan keperluan pribadi sudah masuk ditas itu.
Rico harus membuang ego-nya, dulu ia pernah bersumpah, tidak akan pernah mau memakai tas perempuan dan menyematkan ditubuhnya, kali ini ia melakukannya. Dulu sebelum menikah ia selalu membully laki-laki yang membawa tas perempuan dengan kata.
"Suami takut istri."
"Suami dibawah ketiak istri."
Dan sebagai macam bully-an lainnya. Sekarang Rico baru merasakannya sendiri, melawan ego demi wanita yang ia sayangi.
Setelah sampai di rumah sakit, Rico berteriak memanggil salah satu perawat untuk membawa Al, setelah beberapa saat tenang kini ia kembali meringis kepanikan lain timbul.
Rico kembali setelah memarkirkan mobilnya dan membawa barang-barang Al, ia meminta agar istrinya mendapatkan ruangan VVIP kelas 1 bagaimana pun juga.
Setelah menunggu hampir semalaman, belum ada tanda bahwa istrinya akan melahirkan anaknya sekarang, sejak kedatangan subuh tadi sampai malam hari Al hanya menunjukkan kontraksi saja, dan Rico telah membentaki para perawat yang melihat kondisi Al, karena masih buka 5 dan posisi bayi yang masih belum normal membuatnya harus bersabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You
RomanceBEBERAPA CERITA DIPRIVATE. Gadis yang menjadi jaminan perusahaan ayahnya yang secara halus Laki-laki itu tetap mencintainya dari masa sekolah sampai sekarang.