8

5.9K 204 0
                                    

Setelah mendengar telfon dari Malka, Rico langsung bersiap, untuk kembali ke Jakarta. karena, mendengar sang adik Elf, telah pulang ke Indonesia tanpa sepengetahuan-nya, dan itu menambah emosi Rico, saat mendegar dari Malka. bukan, adiknya sendiri yang mengabarkannya.

Memang kemarin ia mengabaikan telfon sang adik karena saat itu ia ingin memperbaiki hubungannya dengan istrina. Dan Al saat itu tidak marah saat ia dengan sadar menyentuh bagian dadanya. Oke awal yang baik untuk membuat Al jatuh cinta dengannya.

Sampai di Jakarta, ia langsung menelfon Elf untuk menanyakan dimana keberadaan sang adik tersayangnya.

"Dimana lo?" Salam pertama saat sambungan telfon terhubung. "Kerumah sekarang juga!!!" Perintahnya.

Elf tau, sifat abang-nya yang tidak bisa untuk ditolak. Gadis itu dengan gusar keluar dari hotel, sebelumnya ia bertemu dengan Malka di lobby.

"Bang, minta bantuan lagi, please?" katanya, tanpa aling-aling segan atau semacamnya.

"Apaan lagi?" Jawabnya malas, Elf sudah ia anggap seperi adiknya sendiri. Terlebih pertemanan ia dan Rico dan saat itu Elf masih gadis kecil yang sangat menggemaskan, dengan kucir yang dikepang dua tak lupa balutan seragam sekolah merah putihnya.

"Anterin gue pulang kerumah Rico dong---"

"Nggak bisa gue ada meeting penting." potongnya cepat.

"Kalo gitu, Gue minta uang buat naik taksi, bang!!" Dengan kesal Malka mengeluarkan dompetnya di saku celana belakang. Ia memberikan beberapa lembar uang seratus ribu.

"Bilang ke abang lo, kalo punya adik itu dijaga, jangan keluyuran nyusahin gue. Untung kenal." Elf hanya tersenyum, mendengar cibiran Malka yang sudah ia anggap sebagai abang keduanya selain Rico.

Gadis itu melangkahkan kakinya kedalam rumah minimalis namun elegant, mungkin sebagian orang bertanya-tanya kenapa orang sekaya Rico membuat rumah se-minimalis ini jika di lihat dari luar.

Namun lihat bagian dalamnya, bak seperti istana yang luas dan megah. Barang-barang mahal pun terpajang di sana.

Rico yang mendengar bel berbunyi langsung berjalan membukanya namun, dicegah oleh Al yang berada diruang Tv yang jaraknya tidak terlalu jauh.

"Elf??" Al kaget langsung memeluk tubuh adik iparnya itu.
"Kamu apa kabar? Kok udah di Indonesia aja?" Lanjutnya.

Rico yang sudah ada ditembok pembatas melipat kedua tangan-nya di dada melihat adegan itu.

"Udah drama-nya?" Sindirnya "duduk lo Elf! Gue mau bicara!!" Titahnya tak terbantahkan. Dengan masih memeluk lengan kakak iparnya, Elf duduk disofa dengan Al disampingnya.

"Jawab yang jujur! Kamu ngapain ke Indonesia. Jadwal libur semester belum saatnya!" Bentaknya.

Bagaimana pun juga, Rico sangat sayang dengan adiknya ini. Terlebih dahulu, saat masa sekolah Rico yang terkenal gengster dan brengsek. Elf hanya menunduk menatap abangnya takut, ia tau Rico akan main kasar jika ia tidak jujur. Arogan tapi itulah Rico.

"A..aku Drop-out bang." rasanya seperti oksigen di rumah ini habis, Elf benar-benar takut melihat Rico yang sedang murka. Al mengusap lembut punggung adik iparnya itu.

Braaakkkk

Rico menggebrak meja kaca yang lumayan tebal itu didepannya. Sontak kedua wanita itu, terkejut mendengar gebrakan tangan Rico di meja yang sudah sedikit retak itu.

Mulai lagi, Rico yang buas dan tidak berperikemanusiaan. sisi iblisnya kini mulai menguasainya.

"APA LO BILANG? DROP-OUT? OTAK LO DIMANA SAMPE LO BISA DROP-OUT DARI KAMPUS ITU? SEBEGO APA SIH LO? HAH!!!!" Bentaknya tanpa perduli perasaan Elf, mungkin, jika rumah ini kecil, suara Rico akan terdengar sampe keluar.

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang