Clara POV
Sial banget aku hari ini udah telat nabrak orang lagi tapi lumayan sih orangnya ganteng walaupun ekspresinya sangat dingin. Aku perjalan ke arah resepsionis untuk menanyakan dimana tempat untuk interview "permisi mbak saya mau nanya tempat interviewnya itu dimana ya" aku bertanya pada resepsionis yang wajahnya sangat cantik ditambah lagi dengan polesan lipstis berwana merah semakin memabah kecantikannya yang aku ketahui namanya bernama carline karna aku sempat membaca name takenya "dilantai 16 nanti anda belok kiri" "terima kasih" aku tersenyum pada carline "sama-sama"
Aku langsung menuju lift dan menekan angka 16 ting setelang lift terbuka aku langsung menuju ke arah yang tadi diberitahukan oleh carline jangtungku berdegup kencang "perasaan gue gak punya penyakit jantung deh kenapa jantung gue seperti sedang lari maraton" setelah sampai di depan ruangan dimana tuang tersebut yang akan digunakan untuk interview didepan pintu ruangan itu terdapat tulisan CEO semakin embuat kantungku berdegup lebih kencan dari tadi. Aku mengetuk pintu tersebut "masuk" mendengar jawaban dari dalam ruangan aku langsung membuka pintu dan masuk kedalam dengan menundukkan kepala "sialahkan duduk" aku diduk di depan meja CEO itu "siapa namamu" suara serak itu semakin membuat jantungku hampir copot aku mendongakkan kepalaku dan melihat seorang lelaki yang sedang sibuk berkutay dengan laptopnya "nama saya Clara Angelina" pria tersebut mendongakkan kepalanya dan melihat ke arahku
Deg
"Kamu" kita bicara seraca bersamaan "astaga diakan orang yang gue tabrak tadi mampus gue bisa-bisa gue gak diterimak kerja disini" aku hanya melongo melihat seorang pria yang ada dihadapanku ini begitu juga sebaliknya "ehhmmm.." deheman itu menyadarkanku "ma...maaf pa..pak tadi saya tidak sengaja menabrak anda" pria tersebut sekarang sudah berdiri dan berjalan kesampingku "astaga mati gue" ucapku dalam hati "tidak usah khawatir nona aku akan memaafkanmu tapi dengan satu syarat" dimemutar kursi yang kududuki sehingga kini aku herhadapan dengannya dia menyentuh daguku sehingga sekarang mataku dan mata biru miliknya bertemu "apa syaratnya pak akan saya lakukan agar anda bisa memaafkan saya" di menyentuk pundakku dan menariknya sehingga kini aku berdiri dan berhadapan dengan dia "menikahlah denganku" dua kata yang terucap dari mulut tipisnya itu sontak membuatku kaget yang dia lintarkan tadi itu bukan pertanyaan melainkan pernyataan "ta...tapi pak.. " belum selesai aku bicara dia sudah memotongnya "tidak ada tapi-tapian kamu milikku jadi menikahlah denganku kalau tidak aku jamin hidupmu akan mendarita" apa-apaan ini baru saja bertemu beberapa menit yang lalu udh main ngajal nilah aja dan apa katanya tadi aku adalah miliknya enak saja aku ini milik kedua orang tuaku meskipun sekarang mereka telah tiada ya tuhan memingat itu membuat hatiku meringis
"Ba...baik pak saya bersedia menikah dengan anda" ujung mulut pria itu terangkat meskipun hanya sedikit tapi aku bisa melihatnya dan itu membuat dia semakin terlihat tampan tak lama setelah aku menjawabnya
CUP
1 detik...
2 detik...
3 detik...
"Aaaahhhh.. astaga bibirku sudah tidak perwan lagi" aku berteriak histeris aku kesucian yang aku jaga selama ini sirna sudah hanya karna CEO gila didepanku ini "kenapa kau beriak angel sebentar lagikan kau akan menjadi istriku" bukan seperti ini lamaran yang aku inginkan ini sangatlah jauh dari bayanganku aku mengimpikan lamaran yanh romantis di pinggir pantai dengan iringan musik yang juga sangat romantis. Pria itu mendelatkan kepadaku sehingga otomatis aku mundur kebelakang "shit kenapa malah mentok tembok" sekarang aku sudah berada di pojok dan tangan pria itu malah mengunciku disini "aku akan datang melamarmu besok" dia membisikkan tepat ditelingaku sehingga membuatku merasa kegelian "iy..iya pak" dia menatapku dan mengunci pandangannya "jangan panggil aku pak namaku axel putra raharjo jadi kau jangan manggil aku dengan sebutan pak" aku mengangguk "ba..baik pak eh.. putra"
Setelah aku menuruti kemauannya diapun menunkan tangannya dari tembok sehinga kini aku bisa bernafas lega "dasar ceo gila" ucapku secara pelan "aku mendengarnya angel" ku tutup mulutku dengan kedua tanganku dia duduk di sofa meninggalkan ku yang masih bengong dengan tangan yang masih menutup mulutku dengan rapat "apa yang kau lakukan disana angel cepat duduk disebelahku" dia menepuk sofa kosong disampingnya akupun menuruti ucapannya dan berjalan menuju sofa disamping putra deng tangan yang masih membekap mulutku sendiri "lepaskan tangganmu itu angel atau aku akan melumat bibirmu "dasar ceo gila udah gitu mesum lagi" aku mencibirnya dengan sangat pelan "aku mendengannya calon istriku" aku duduk disamping putra dia langsung memeluk pinggangku dengan posesif "catat nomor hpmu" putra menyodorkan hp canggihnya yang setauku itu adalah keluaran terbaru dengan logo apel yang sudah digigit selesai mencatat nomer hpku dihpnya aku langsung mengembalikan hp itu kepada pemiliknya "oke syg akan aku hungi kamu nanti" aku hanya mengangguk dan kenapa sekarang pipiku memanas jangan-jangan sekarang pipiku sudah seperti kepiting rebus gara-gara dia memanggilku sayang.
"Oh ya kau sekarang aku terima seba ai sekertarisku dan besok kamu sudah bisa mulai bekerja" ujung mulutku terangkat aku sangat senang karna besok aku sudah mulai bekerja kalok aku kasih tau nika pasti dia juga ikut senang "ini sudah waktunya makan siang ayo kita makan bersama dirumahku sekalian nanti aku kenalkan dengan papa dan mamaku" putra menggandeng tanganku saat keluar dari ruangannya sehingga para karyawannya memperhatikan aku dan putra dengan berbagai macam tatapan mulai dari tatapan yang mendukungku dan putra sampai tatapan yang penuh dengan kebencian. Sekarang aku dan putra menuju parkiran dimana mobil sport purta yang sedang bertengger manis didepan sana putra membukakan pintu obulnta dan mempersilahkan aku untuk masuk kedalam "terima kasih" ucapku dengan tulus dan di jawab oleh putra dengan senyuman. Andai saja dia juga tersenyum pada semua orang dan tidak memasang wajah dinginnya pasti bakalan lebih banyak lagi cewek-cewek cantik yang bakalan klepek-klepek dengen dia. Didalam mobil perjalanan menuju rumah putra hening tidak ada yang memulai percakapan diantara kita berdua hanya radio yang menyala.
Author POV
Setelah menempuh perjalanan sekitar 25 menit samapailah didepan rumah bercat putih yang sangat besar berasitertur eropa. Yang menurut clara rumah tersebut bisa menampung warga 1 kampung "den Axel tumben aden jam segini sudah pulang" wanita paruh baya itu bingung karena tidak biasanya seorang axel bisa pulang diwaktu jam makan siang "mama ada mbok ?" axel bukannya menjawab pertanyaan wanita paruh baya yang berpakaian maid tersebuh malah balik tanya "nyonya ada di dalam den" setelang mendengar jawaban dari maid tadi kami pun langsung masuk kedalam rumah yang seperti istana itu. Axel memegang tangan clara dengan sangat posesif seolah-olah dia tidak ingin clara menjauh darinya "Assalamualaikum... mama"
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Maaf ya kalok ceritanya ngebosenin 😂
Aku harap kalian suka dengan ceritaku ini
Terimakasih sudah mau membaca 😘Jangan lupa vote ya say. 😄😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Clara Angelina
RomanceDasar CEO gila mentang-mentang dia tampan,kaya berkuasa dengan seenak jidatnya dia mengecapku sebagai miliknya --Clara Angelina-- Sejak pertama kali bertemu dengan gadis itu entah mengapa pikiranku selalu tertuju padanya AKU HARUS MEMILIKINYA --Axe...