Part 13

2.4K 109 1
                                    

"Allah telah menegurku....
Seseorang yang aku percayai dia telah mengecewakanku.....
Mungkin Allah cemburu padaku karna aku berharap terlalu banyak pada makhluk-Nya....
Untuk saat ini aku hanya ingin bersama Allah...
Hingga saatnya tiba Allah akan mempertemukan aku dengan calon imamku....
Penyempurna separuh agamaku"

🍁🍁🍁


Lombok adalah tempat tujuan clara saat ini karna disanalah bi ima dan keluarganya tinggal. Bi ima sudah seperti orang tua ke2 bagi clara karna dulu sebelum kedua orang tuanya meninggal bi ima pernah membantu untuk mengurus clara karna kedua orang tua clara sering bepergian keluar kota bahkan keluar negeri untuk suatu pekerjaan yang sangat penting.

Rumah sederhana bercat putih yang memiliki halaman cukup lebar dipenuhi dengan berbagai macam bunga, di tambah lagi dengan udara yang sangat segar karna rumah bi ima memang dekat dengan. Clara tersenyum melihat rumah yang ada didepannya sekarang. Dulu dia pernah berada ditempat ini saat dia masih berumur 17 tahun.

Kaki jenjangnya melangkah mendekati rumah tersebut. Clara mengetok pintu rumah yang memang sudah tidak asing baginya "assalamualaikum" perlahan pintu itu terbuka dan tampak anak kecil berusia 5 tahun mengenakan gamis berwarna soft pink dengan hijab panjang juga cadar yang berwarna senada  "waalaikumsalam, tante cari siapa ya?" Mata bulat berwarna hitam pekat membuat clara semakin gemas melihat anak tersebut. Clara mendekatinya dan berlutut menyamakan tinggi anak tersebut  "adik manis bi inanya ada"   "oh... cari nenek, ada didapur lagi masak"  clara membelai kepala anak tersebut yang ditutupi dengan hijab.

"Kalau boleh tau nama adik siapa?"  Anak itu tersenyum terlihat dari matanya yang sedikit menyipit  "namaku fatimah tante, nama tante siapa?"  "Nama tante clara, oh ya fatimah bisa minta tolong antarkan tante ke bi ima"  fatimah membuka pintu itu lebih lebar  "ayo tante fatimah antarkan nenek ada didapur"  clara masuk dan mengikuti fatimah yang ada didepannya. Rumah itu masih sama seperti dulu saat dia berkunjung dengan kedua orang tuanya pada saat itu pernikahan maryam putri bungsu ina.

Fatimah berlari mendekati bi ima  "nenek ada yang ingin ketemu sama nenek"  bi ima menoleh ke arah fatimah. Fatimah menunjuk kearah meja makan yang memang tidak jauh dari dapur dan disana ada clara yang sedang berdiri dengan koper yang berada disampingnya  "clara"  bi ima mematikan kompor dan langsung mendekati clara. Clara mencium tangan bi ima dan langsung memeluknya tak terasa air bening itu jatuh dari mata clara. Pelukan itu masih sama seperti dulu hangat dan menenangkan. Bi ima melepaskan pelukannya dan melihat clara menangis. Tangan lembut yang penuh kasih sayang itu menghapus air mata yang turun begitu lancangnya  "anak cantik gak boleh nangis ya sayang"  clara hanya mampu mengangguk bi imah tersenyum ke arahnya clara memang sudah dianggap seperti anak sendiri oleh bi imah.

Fatimah menarik gamis bi ima  "ada apa cucuku sayang"   "tante itu siapa nek"  bi ima tersenyum kearah fatimah   "fatimah sudah berkenalan dengan tante clara"  fatimah mengangguk   "tante clara itu adeknya umi fatimah sayang"   "berarti tante clara itu anak kandungnya nenek"  bi imah berlutut didepan fatimah dan mencubit pipi yang ditutupi dengan cadar tersebut  "tante clara itu sudah seperti anak kandung nenek sayang"  fatimah hanya mengangguk meskipun dia tidak paham dengan apa yang dibicarakan neneknya fatimah berjalan mendekati clara  "tante... boleh gak fatimah menggil bunda, kan tante saudaranya umi"  clara berlutut dan memeluk fatimah  "boleh dong sayang"  clara mencium kening fatimah bi ima tersenyum melihat kedekatan cucunya dengan clara.

"Clara kamu pasti capek ayo bi ina antarkan ke kamar"  bi ina mengambil koper yang sedari tadi ada disamping clara dan membawanya ke kamar untuk clara beristirahat. "Terima kasih ya bi"  bi ima menaruh koper tersebut di dekat lemari  "kalau gitu bibi tinggal dulu ya"  clara mengangguk dan menutup pintu kamar setelah bi ina keluar. Kamar yang ditempati clara adalah kamar anak sulung bi ina yang sudah meninggal saat masih berumur 16 tahun. Kamar ini masih sama seperti saat clara mendatangi rumah bi ima untuk pertama kalinya pada pernikahan maryam sepertinya bi ima membersihkannya setiap hari karna terlihat sangat bersih dan rapi. Kamar bercat putih dengan jendela yang lumayan besar menghadap kearah laut atap kamar yang sengaja di desain seperti awan.

Adzan duhur berkumandang clara bergegas ke kamar mandi yang memang berada didalam kamar untuk mengambil wudhu dan langsung mengambil mukena yang berada di dalam kopernya. Disaat clara menggelar sajadah fatimah mengetuk pintu kamar clara  "bunda boleh gak fatimah sholat berjamaah dengan bunda"  clara membuka pintu kamarnya disana nampak fatimah yang membawa tas kecil sepertinya itu mukena fatimah  "boleh dong sayang ayo masuk"  kaki kecil fatimah melangkah masuk kedalam kamar clara dan menggelar sajadah kecilnya  "fatimah sudah ambil wudhu sayang"  "belum bunda, bunda sudah wudhu" clara tersenyum melihat gadis kecil yang berada di depannya itu  "sudah sayang, kalau gitu ayo bunda antar fatimah berwudhu" clara menggenggam tangan mungil fatimah dan berjalan mendekati kamar mandi. Fatimah melepaskan cadar dan jilbabnya clara membantu fatimah menggulung lengan gamisnya.

Clara tercengang saat melihat fatimah yang melakukan gerakan wudhu dengan benar setelah selesai berwudhu clara membantu fatimah untuk mengenakan mukenanya. Mukena berwarna biru dengan motif bunga dengan sajadah yang senada fatimah sangatlah lucu saat mengenakannya. Clara dan fatimah sholat dengan sangat khusyuk selesai sholat fatimah mencium tangan clara dan langsung duduk dipangkuan clara   "bunda kenapa tadi bunda tidak mengenakan hijab"   clara tercengang mendengar pertanyaan fatimah seolah-olah tersambar petir karna tidak ada yang menanyakan tentang hal itu sebelumnya.

"Bunda kenapa bengong"  clara tersadar dan menatap fatimah dengan lembut  "padahal kata umi kalau wanita keluar dari rumah selangkah saja dia tidak mengenakan hijab itu sama dengan selangkah kita menyeret ayah kita mendekati neraka lo bunda"  clara menangis saat itu juga anak sekecil fatimah sudah tau akan hal itu clara juga teringat akan kedua orang tuanya yang sudah meninggal bagaimana keadaan mereka disana. "Bunda kok nangis" clara tersenyum kearah fatimah sambil menghapus air matanya  "bunda gakpapa kok sayang"  fatimah melepas mukenanya clara membantu fatimah merapikan mukenanya, clara juga membantu fatimah mengenakan hijab dan cadarnya  "bunda fatimah naruh mukena dulu ya assalamualaikum"  "waalaikumsalam"   setelah fatimah pergi clara menangis tersedu-sedu anak sekecil fatimah saja sudah berhijab bahkan mengenakan cadar lantas kenapa dirinya yang sudah dewasa malah mengumbar auratnya "maafkan hamba Ya Allah".

Pada saat itu juga clara langsung sholat taubat meminta ampunan pada Allah dan dia khawatir akan kedua orang tuanya yang sudah meninggal. Disujud terakhirnya clara menangis tersedu-sedu fatimah gadis kecil itu sudah membuat clara tersadar 
"ya Allah ampuni hamba karna selama ini hamba tidak taat akan perintahmu.... terima kasih karna engkau sudah membuat hamba tersadar.... terima taubat hamba ya Allah engkaulah dzat pembolak balik hati manusia.... hamba ingi lebib dekat dengan engkau ya Allah tuntun hamba dijalan yang benar"  selesai melaksanakan sholat clara langsung membongkar kopernya dia ingat saat ulang tahunnya chanika pernah memberinya 2 pasang gamis lengkap dengan hijabnya. Clara memilih gamis berwarna mocca dan hijab syar'i dengan model sangat simple. Didepan kaca clara melihat dirinya  "bismillah ya Allah semoga ini menjadi awal yang baik" 

🌼🌼🌼🌼🌼

Maaf updatenya lama banget 😢
Semoga gak bosen ya bacanya
Maaci juga udah mau nunggu 😘
Typo bertebaran

Lia

Clara AngelinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang