Algha merasa aneh dengan dirinya sendiri, entah sejak kapan dia merasa selalu tidak suka jika ada yang membicarakan kenakalan dan kecerobohan Yuki. Bukan karna dia memiliki perasaan lebih terhadap gadis itu, hanya saja biar bagaimanapun, Yuki sudah menjadi bagian hidupnya.
Sejak kecil mereka memang sudah bersahabat, namun sifat Algha yang dingin, membuat persahabatan mereka tak seperti persahabatan Yuki dan genk gesreknya. Meski sudah bersama sejak kecil, Algha tak pernah benar-benar dekat dengan Yuki, walaupun Yuki tak pernah berhenti untuk mendekati bahkan menempelinya kemanapun dia berada.
Awalnya Algha tak ambil pusing dengan tingkah Yuki, saat SD mereka masih akrab layaknya anak-anak yang lain. Namun menginjak SMP, Algha mulai menjaga jarak. Pertama karna dia dan Yuki yang berbeda, itu mulai terlihat saat pembagian kelas. Algha masuk di kelas A atau kelas unggulan, sementara Yuki masuk di kelas F yang merupakan kelas kumpulan para pembuat onar disekolah. Dan memang Yuki adalah salah satunya, sifatnya yang sedikit tomboy membuatnya tak pernah takut dengan siapapun, itu sebabnya dia sering membuat masalah.
Sementara alasan kedua karna Algha mulai merasa malu dan risih dengan semua tingkah Yuki, Algha siswa berprestasi dan murid teladan. Dia sangat menjaga immage sebagai siswa baik-baik jadi secara tak langsung dia mulai enggan bergaul dengan Yuki.
Namun semua sifat Yuki semakin menjadi saat mereka memasuki bangku SMA atau lebih dikenal sebagai masa putih abu-abu, dimana Yuki terang-terangan mengatakan mencintai Algha. Sedangkan Algha semakin membenci Yuki, menurutnya Yuki sudah keterlaluan.
Apalagi Yuki tak malu-malu menunjukkan cintanya di depan umum, misalnya saat Algha bertanding futsal maka Yuki akan berada di bangku suporter paling depan dengan membawa spanduk besar bertuliskan "Semangat Algha Pujaan Hatiku" dan pastinya dengan teriakan-teriakan gilanya.
Itu hanya contoh kecil tingkah konyol Yuki demi Algha, masih banyak lagi aksi konyol lainnya.
Hal itu yang membuat Algha semakin membenci Yuki, namun Algha tak bisa berbuat banyak karna sang bunda sangat menyayangi Yuki. Bunda akan selalu membela Yuki jika Algha menceritakan setiap tingkah konyol Yuki disekolah.
Bagi Algha, Yuki cukup dianggap sebagai tetangga.
Seperti pagi itu yang Algha tau Yuki mendapat hukuman, seperti biasa. Namun yang membuatnya jengah adalah kecerobohan Yuki saat melempar sepatunya, Algha tau gimana perseteruan antara Yuki dan Stefan. Senior yang merupakan idola di sekolahnya, bukan hanya Algha, semua penghuni SMA MANDALA pun tau itu.
Algha sempat khawatir saat tau bahwa Yuki orang yang berani menentang seorang Stefan, namun lambat laun Algha mulai mengerti bahwa Yuki bukan gadis biasa yang akan mudah dipermainkan oleh Stefan. Dan itu terbukti, waktu 2 tahun tak bisa membuat Stefan mengalahkan seorang Yuki.
Jika dulu Algha merasa khawatir saat melihat Yuki dan Stefan sedang berdua, lebih tepatnya bertengkar. Namun sekarang Algha merasa ada sesuatu dalam hatinya yang terasa tidak suka jika Yuki berinteraksi dengan Stefan, walaupun itu dalam pertengkaran. Algha tak tau rasa apa itu.
*****
Terik matahari siang ini tak mengalahkan semangat Yuki, dia sudah berdiri sejak 30 menit yang lalu disamping mobil sport merah yang masih terparkir dihalaman sekolah, menandakan bahwa sang pemilik mobil belum keluar dari kelasnya.
"Eh gadis pendek, lagi nunggu pangeran loe?", tanya suara cowok yang sudah sangat Yuki kenal meski dia tak melihat wajah sang pemilik suara.
"Ditanya malah diam, dasar budeg....!!!", teriak cowok itu lagi tepat didepan telinga Yuki.
Plaaakkkk
Sebuah pukulan mendarat manis di kepala Stefan, sementara sang pelaku masih dengan wajah datarnya masih setia mengunci mulutnya. Stefan hanya mendengus melihat tingkah musuh bebuyutannya itu, dia sadar bahwa Yuki memang satu-satunya cewek yang berbeda.
"Sudahlah....ampe loe jamuran juga pangeran loe nggak mungkin muncul", suara Stefan sedikit menyindir.
"Maksud loe apa sich?", tanya Yuki dengan tatapan matanya yang tajam tepat ke arah iris mata lawan bicaranya.
"Ya gitu dech, tadi gue liat Algha lagi di ruang musik sama ceweknya, so lebih baik loe pulang aja".
"Hahaha, loe mau nipu gue kan? Gue nggak bakal percaya omongan loe".
"Terserah...gue dah ingetin loe, gue cuma nggak mau aja cewek jelek kayak loe kepanasan disini dan itu bakal bikin loe tambah jelek".
"Loe tu ya, nggak bisa gitu sehari aja nggak bikin masalah sama gue, hobi banget sich loe", kini Yuki sudah berkacak pinggang di hadapan Stefan, sedang Stefan sendiri masih santai bersandar pada pintu mobil Algha.
"Loe tau....??? Karna bikin masalah dengan loe itu bisa ngebuat gue seneng so loe itu ibarat mainan buat gue".
"Anjirrr loe.....", ucap Yuki dengan ancang-ancang ingin melayangkan sepatunya lagi karna kini Stefan sudah berlari menjauh darinya.
"Awas sepatu loe ntar nyasar lagi tu....hahahaha.....".
Yuki yang hampir melempar sepatunyapun teringat kejadian tadi pagi, jadi dia segera mengurungkan niatnya tersebut.
Setelah Stefan menghilang dari pandangan Yuki, kini dia kembali fokus menunggu Algha. Tidak terasa sudah 60 menit dia berdiri, menahan lelah, panas, haus dan pastinya lapar karna sejak tadi pagi dia belum sempat makan apapun.
Saat jam istirahat tadi, Yuki terlalu senang saat Algha datang memberikan sepatunya. Hingga dia lupa, bukan lupa tapi dia tak merasa lapar, hatinya terlalu berbunga-bunga dengan hal kecil yang Algha lakukan.
Tak berapa lama dari kejauhan Yuki melihat dua orang sedang berjalan ke arahnya, Yuki tersenyum saat tau bahwa sosok itu adalah Algha.
"Al....", panggilnya agar Algha mempercepat langkahnya karna jujur Yuki sudah sangat lelah, dia ingin segera istirahat dalam mobil Algha dan segera pulang.
"Ngapain loe disini?", tanya Allysa yang bergelayut manja pada tangan Algha, seolah-olah mereka adalah sepasang kekasih.
"Al, gue ikut pulang ya....!!! Tadi uang gue dah habis buat bayar iuran dan mang Ujang nggak bisa jemput", cerocos Yuki tak menjawab pertanyaan Allysa tadi.
"Alasan aja loe, biasa juga naik bis. Udah minggir, Algha dah janji buat ngantar gue ke toko buku", usir Allysa dengan sedikit mendorong badan Yuki agar menjauh dari mobil Algha.
"Tapi Al...beneran gue nggak ada uang....", wajah Yuki memelas, dia sudah sangat lelah. "Atau gue ikut kalian dulu dech....", Yuki memohon.
"Eh dasar cewek gila, udah sana....!!!", sekali lagi Allysa mendorong tubuh Yuki sehingga Yuki sedikit terhuyung ke belakang. Yuki bukan gadis lemah yang takut dengan Allysa, tapi kali ini Yuki benar-benar sudah kehabisan tenaga. Jangankan untuk melawan Allysa, untuk dia berdiri aja sebenarnya Yuki sudah sangat lemah.
Allysa langsung menarik Algha untuk segera masuk dalam mobil dan mereka segera meninggalkan Yuki yang masih terpaku di tengah-tengah lapangan parkir.
"Al....bahkan loe tega ninggalin gue dalam keadaan seperti ini", tanpa terasa air mata Yuki menetes, rasanya sudah berulang kali Algha tak menghiraukan Yuki namun tetap aja rasanya sakit.
"Andai hati gue bisa berpaling, gue nggak mau bertahan mencintai loe".
Yuki terduduk lemas, sementara waktu dia ingin menenangkan hatinya. Beberapa menit kemudian dia menghapus sisa air mata yang sudah mengering di pipinya. Sebuah senyuman muncul di wajah ayunya, dia berdiri dan mengepalkan tangannya.
"Semangat Yuki.....!!!!", teriaknya untuk menyemangati dirinya sendiri.
Lalu Yuki memutuskan untuk segera pulang, kali ini dia harus jalan kaki, LAGI.
Namun belum sempat dia keluar gerbang tiba-tiba kepalanya pusing dan semua terasa gelap.
BRUUUKKK
Yuki pingsan.
===========================
18.30 WIT
08 September 2016
Abepura
PAPUAHappy wedding buat my young sister at Jember
Barakallah....!!!
![](https://img.wattpad.com/cover/74525211-288-k815092.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Persimpangan Hati ✔
FanfictionAku berada di persimpangan hati Terombang ambing bagai ombak di tengah lautan lepas Menabrak karang dan bebatuan yang tajam Teriris bagai luka sayatan Pedih kala luka terbalut garam Perih laksana luka bertoreh asam Luruh dalam sujud Aku berada di pe...