Hari-hari berlalu seperti biasa, tentang Yuki, Algha dan juga Stefan. Kegiatan Yuki yang tak pernah menyerah mengejar cinta Algha sang belahan jiwanya (menurut Yuki sich), serta kegiatan usil Stefan yang selalu menang dalam mengerjai Yuki, serta kegiatan Algha yang selalu egois dan acuh terhadap Yuki. Namun sejujurnya dibalik itu semua, mereka menyembunyikan masing-masing perasaannya.
Mereka seakan menutup hati dan tetap menikmati setiap rasa sakit yang ditimbulkan oleh sikap mereka sendiri, dan entah sampai kapan mereka akan sadar bahwa hati dan fikiran mereka tak sejalan.
Tak terasa ini sudah memasuki semester genap bagi Yuki dan Algha, itu berarti ini adalah momen-momen terakhir Stefan karna sebentar lagi dia akan mengikuti ujian kelulusan.
Entah sejak kapan dan siapa yang mulai duluan, Yuki dan Stefan mulai dekat, bahkan mereka sering terlihat bersama. Namun itu semua tak mengubah hati seorang Yuki terhadap Algha, begitupun dengan Algha yang masih setia dengan sikap acuhnya padahal beberapa kali Algha hampir saja kehilangan Yuki.
Yuki sering mendapat perlakuan yang tidak baik dari Algha saat di sekolah, sering pula Yuki menangis karna sikap Algha. Namun Yuki tak pernah menunjukkan kelemahannya di depan umum, apalagi di depan Algha. Hanya satu orang yang tau, gimana sakitnya Yuki tiap kali Algha mengacuhkannya.
Dia yang secara perlahan datang dan slalu menenangkan, bahkan menghapus setiap air mata Yuki yang jatuh karna Algha, dia adalah Stefan. Musuh bebuyutan Yuki yang kini hadir menjelma menjadi guardian angel, karna dimanapun dan kapanpun Yuki butuh seseorang, maka Stefan akan muncul dihadapannya, memberikan bahu dan dada untuknya menangis.
Cinta itu rumit dan menyakitkan saat perasaan yang ada tak saling berbalas, bahkan cinta bisa membuat semua hancur dalam sekejap.
Seperti halnya yang terjadi antara Stefan - Yuki - Algha.
*****
Beberapa minggu ini semua berubah, entah karna perasaan atau karna tuntutan sekolah. Stefan yang tadinya malas belajar karna merasa telah memiliki kepintaran diatas rata-rata, sekarang gemar datang ke perpustakaan. Sekedar hanya membaca atau memantau seseorang yang kini slalu jadi perhatiannya.
Begitupun Yuki, dia sering sekali pergi ke perpustakaan. Namun bukan untuk belajar, melainkan untuk menangis tiap kali dia tersakiti oleh sikap Algha. Dia rasa perpustakaan yang dulu tak pernah dia kunjungi, ternyata merupakan tempat ternyaman untuk menumpahkan segala keluh kesahnya. Tempat untuknya menangis dan memulihkan lagi semangatnya.
Sebenarnya awal mula kedatangan Yuki ke perpustakaan hanya iseng ingin membaca, lebih tepatnya mencari tahu tentang sesuatu yang kini telah dia rasakan. Suatu kesakitan yang muncul secara tiba-tiba, dan terkadang membuat kepalanya pusing dan matanya kabur.
Namun kini, perpustakaan merupakan tempat favoritnya. Saat dia harus menghindari sahabatnya dan lebih tepatnya menghindari seorang Algha, karna Yuki tau bahwa sahabatnya dan Algha tak akan pernah menyangka jika Yuki akan mendatangi perpustakaan.
*****
"Gue sudah berapa kali bilang, berhentilah memuja Algha."
Yuki segera menutup buku yang dia baca, menoleh ke samping tempatnya duduk. Stefan dengan santai duduk tepat disamping Yuki, menyodorkan sebuah sapu tangan guna menghapus air mata yang masih menetes di pipi chuby Yuki.
"Kenapa loe keras kepala sekali sich? Kenapa mata loe tetap terfokus pada cowok brengsek itu? yang sudah jelas-jelas slalu nyakitin loe. Apa loe nggak bisa ngeliat arah lain selain dia?," Stefan menatap sosok Algha yang tengah duduk di pinggir lapangan dari jendela kaca yang menghadap langsung ke arah lapangan.
Yuki masih terdiam, menghapus sisa air mata yang membasahi pipinya dari tadi, dia tak ingin mengikuti arah pandang Stefan karna dia tau, disana ada sosok Algha. Sosok yang beberapa hari ini membuatnya menangis lebih daripada hari-hari yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persimpangan Hati ✔
FanfictionAku berada di persimpangan hati Terombang ambing bagai ombak di tengah lautan lepas Menabrak karang dan bebatuan yang tajam Teriris bagai luka sayatan Pedih kala luka terbalut garam Perih laksana luka bertoreh asam Luruh dalam sujud Aku berada di pe...