Cerita ini mengisahkan seorang remaja tunanetra bernama Angger yang duduk di bangku SMA pada saat umurnya 3 tahun Angger menderita acute angle-closure glaucoma atau biasa dikenal dengan glaukoma akut sudut tertutup yang menyebabkannya mengalami kebutaan permanen, dokter sempat melakukan operasi terhadap dua matanya namun sayang di ulang tahunnya yang ke 4 penyakitnya tidak dapat diobati.
Angger kecil harus merelakan dokter mengambil bola mata kanannya karena kondisi bola mata kanan yang telah rusak dan membiarkan soket mata kanannya kosong tanpa bola mata sebagai gantinya dokter memberinya sebuah protesta mata untuk menutup lubang soket mata kanannya.
Meski Angger tetap memiliki bola mata kirinya, saraf penglihatannya sudah sama sekali tidak bisa berfungsi, Angger tidak bisa melihat indahnya dunia lagi, hari-harinya hanya berisi kegelapan dan suara-suara yang mengelilinginya.
Meski demikian Angger tidak pernah mau diperlakukan layaknya orang yang tidak berdaya, menurutnya kebutaan bukanlah halangan, sebagai spesies cerdas manusia berkomunikasi tidak hanya mengandalkan citra visual, jika kehilangan indera penglihatan manusia masih memiliki empat indera lain yang dapat digunakan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar, terlebih lagi manusia memiliki kemampuan literatur dalam berbagai bentuk.
Menurut Angger kemampuan literatur dan berbahasa yang dimiliki manusia adalah hal terhebat, karena dengan hal itu manusia bukan hanya dapat lebih mudah berkomunikasi tetapi juga dapat merekam sejarah yang pernah ada, mencatat rumus-rumus matematis yang menyimpan misteri dari alam semesta dan sebagainya. Karena itu sejak kecil Angger sangat tertarik mendalami ilmu sastra dan dia bercita-cita menjadi seorang penulis buku.
***
Sejak kecil Angger tinggal bersama keluarganya, orang tuanya Lia dan Budiman Afandi, baik Lia maupun Budiman keduanya merupakan pekerja cerdas yang sibuk dengan karirnya meski demikian perhatiannya terhadap kedua anaknya tidak pernah berkurang, Angger memiliki kakak laki-laki bernama Tama, usia Tama hanya berbeda 2 tahun dari Angger, dari kecil Tama sangat menyayangi adik kecilnya tersebut, terlebih lagi setelah Angger tidak bisa melihat Tama seolah-olah bertindak sebagai mata pengganti dan pelindung baginya.
Saat kecil Angger dan Tama sering diajak ayahnya memancing, di sanalah Angger bertemu Hesti anak seorang teman ayahnya sejak saat itu mereka bersahabat terutama Angger dan Hesti karena usia Hesti hanya terpaut 1 tahun lebih muda dibanding Angger, Angger dan Tama sangat senang bergaul dengan Hesti, Tama merasa dirinya yang tertua dan menjadi pemimpin bagi pasukan kecilnya, saat kecil bagi Angger Hesti sudah seperti adiknya sendiri dan dia sangat senang dengan hal itu, karena untuk pertama kalinya ada orang lain yang dapat mengandalkannya walaupun dengan keadaan mata Angger yang sudah tidak bisa melihat lagi.
***
Ketika memasuki usia sekolah Angger bersekolah di Sekolah Luar Biasa, di sana lah rasa keinginannya menjadi penulis mulai tumbuh dia sadar kebutaan bukanlah halangan baginya, Angger pun menjadi salah satu siswa yang beprestasi disekolahnya, bukan hanya dibidang akademik tapi Angger juga mandiri dalam kegiatan sehari-hari dengan tongkatnya Angger mantap melangkahkan kakinya setiap hari.
Pada saat usianya 15 tahun keluarga Angger ditimpa kemalangan, Angger, dan Tama harus merelakan sosok ayahnya meninggalkan mereka selamanya, kini mereka hanya tinggal bersama ibu mereka Lia, kepergian ayahnya membuat Tama merasa bertanggung jawab atas keluarganya setahun setelah kepergian ayahnya Tama mengurunkan niatnya melanjutkan kuliah di Jepang, dia ingin tetap tinggal di Surabaya bersama adiknya dan Ibunya.
Memasuki usia 16 tahun Angger mengingkinkan dirinya untuk bersekolah di sekolah umum seperti remaja seusianya dengan susah payah dia meyakinkan ibunya kalau dia mampu beradaptasi dengan lingkungannya meski berat Lia pun merelakan anaknya mengenyam pendidikan di sekolah umum, saat itu Angger masuk mengikuti tahun pertama SMA bersama dengan temannya sejak kecil Hesti yang satu tahun lebih muda darinya kini mereka satu bangku di SMA.
Persahabatan Angger dan Hesti yang telah dijalin sejak kecil semakin akrab dan berjalan seperti keluarga baginya.
A/N : makasih ya udah baca ceritaku, kalau berkenan silakan like / comment / share
A/N : kalau kamu baca bagian cast & bingung kenapa saya ga ngasih cast yang jelas untuk lead character, itu karena saya pengen kalian sendiri yang meanfsirkan seperti apa Angger, versi kalian :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bawa Aku Melihat Duniamu (Smut / bxb)
RomanceSINOPSIS: Bawa Aku Melihat Duniamu (smut / boyxboy) Tipe cerita yang mengisahkan "I can't help but I'm in love with my best firend kind of story" Remaja tunanetra bernama Angger mencoba hidup sebagimana remaja lain seusianya, ditemani Hesti saha...