Tama, Angger dan nenek mereka sedang bersantai di hari minggu pagi di ruang tengah rumah Angger, di sofa panjang Tama berbaring dengan kepalanya disandarkan di atas paha adiknya, Tama sedang sibuk memperhatikan berita minggu pagi di TV, Sedangkan Eyang duduk di kursi sebelah mereka, Eyang mengambil cangkir teh kosong dan teko yang berada di atas coffee table di depannya, kemudian menuangkan the dari dalam teko tersebut, "Mau pake gula ndak Ger?" tanya Eyang ke Angger menawarkan secangkir teh, "1 sendok aja yang" jawab Angger, Eyang lalu menaruh satu sendok gula ke dalam cangkir tersebut kemudian mengaduknya dan menyerahkannya kepada Angger, "Kamu Tam, mau pake gula?" tanya Eyang ke Tama, "entar aja Yang, aku ambil sendiri" kata Tama sambil mengatur volume TV.
"Yang kalo Baba masih ada, Eyang sama Baba menikah udah berapa tahun?" tanya Angger ke Eyang sambil menyeruput secangkir the menanyakan hubungan nenek dan kakeknya
"Hm.... Udah lama banget Ger, bentar Eyang inget-inget lagi, pokoknya ga beda jauh sama umur mama kamu, pas Eyang & Baba nikah gak lama Eyang hamil mama kamu, mungkin sekitar 49 atau 50 tahun lah, mamamu 48 kan ya?" Eyang menjawab sambil mencoba mengingat-ingat dengan jelas
"Wow lama juga ya Yang ya" balas Angger kagum, "Yah namanya juga cinta haha, sampe sekarang juga Eyang masih sayang banget sama Baba kalian" jawab Eyang, "Dulu Eyang ketemu Baba gimana Yang?" tanya Tama mengikuti pembicaraan Angger dan Eyang, "kita dulu ketemu waktu Eyang masih tinggal di Jakarta sama orang tua Eyang, Baba dulu itu pasiennya ayah Eyang, kita berdua ketemu di rumah sakit waktu itu Eyang lagi main ke tempat kerja ayah Eyang bawain makan siang buat ayah Eyang, Baba dulu itu kerja jadi wartawan koran di Jakarta" jelas Eyang sambil tersenyum bernostalgia.
Dari luar terdengar suara bel dibunyikan, perhatian mereka seketika kabur tertuju pada suara bel tersebut "Itu mungkin temen aku" Angger memberi tahu Eyang dan Tama, "siapa? Hesti?" tanya Tama, "bukan, Dheva" jawab Angger, Tama pun bangun dari sofa dan berlari menuju luar membukakan pintu untuk Dheva.
"Hey wassup... masuk Va" Sapa Tama yang membukakan pintu untuk Dheva, "Angger ada kan?" tanya Dheva, "yah ada tuh di ruang tengah, masuk aja" balas Tama mempersilakan Dheva untuk langsung menemui Angger di ruang tengah, setelah dipersilakan masuk Dheva pun masuk dan bergegas menuju ruang tengah menemui Angger. "Halo, aku Eyangnya Angger kamu siapa namanya nak?" sapa Eyang ke Dheva, "Halo Eyang aku Dheva temennya Angger" balas Dheva sambil menyalami Eyang, Angger sudah berdiri dari duduknya menyambut Dheva dengan ekspresi wajah yang bersemangat, senyum pun terpancar di wajah Angger membuat kedua lesung pipit di pipinya nampak, "Hey Va mau minum dulu di sini apa langsung berangkat?" tanya Angger bersemangat, "langsung berangkat aja yuk" ajak Dheva, Angger hanya mengangguk tanda setuju kemudian bergegas masuk ke kamarnya untuk mengambil dompet dan tongkatnya, "Yok Va, let's go, mas, Yang aku pamit keluar dulu ya" kata Angger ke nenek dan kakaknya, "Oke bro ati-ati ya" kata Tama santai sambil matanya tertuju pada layar TV.
Dheva dan Angger pun keluar menuju motor Dheva yang diparkir di depan garasi, setelah memberikan helm dan membantu mengencangkannya Dheva pun membantu Angger untuk naik ke atas motornya, pada saat posisi Angger membonceng hidungnya menghirup aroma parfum yang sangat di kenalnya, parfum milik Dheva, yang beberapa malam lalu menjadi sumber fantasinya, ingatan Angger pun menjadi terbang membayangkan kehangatan pelukan Dheva dengan aroma parfumnya yang khas. "Armani" kata Dheva singkat, lamunan Angger seketika pecah "Hah? Apaan Va?" tanya Angger bingung, "kamu nyium parfumku kan? Aku pake Giorgio Armani" jelas Dheva yang langsung menancap gas dan bergegas pergi.
***
Hari berikutnya di sekolah Hesti dan Angger sedang duduk di bangku kantin yang penuh sesak dengan orang-orang yang sedang istirahat makan siang, Angger dan Hesti pun terlihat mengobrol dengan santai sambil menyantap makan siang mereka, "No way!" kata Angger dengan nada seolah tidak percaya, "Yes way!" tegas Hesti, "BTW udahan lah ngomongin tuh orang, kamu tuh kemana aja sih belakangan ini kok hampir ga pernah ngubungin aku lagi, boro-boro ketemuan" jelas Hesti kesal dengan sahabatnya yang semenjak satu kelompok dengan Dheva akhir-akhir ini lebih sering bergaul dengannya dibanding Hesti. "Aku ga kemana-mana lah, kenapa sih emangnya Ti aku ga boleh temenan sama orang lain selain kamu" jelas Angger, "ya bukan git Ger aku Cuma kangen aja" jelas Hesti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bawa Aku Melihat Duniamu (Smut / bxb)
RomanceSINOPSIS: Bawa Aku Melihat Duniamu (smut / boyxboy) Tipe cerita yang mengisahkan "I can't help but I'm in love with my best firend kind of story" Remaja tunanetra bernama Angger mencoba hidup sebagimana remaja lain seusianya, ditemani Hesti saha...