Malam kedua di perkemahan Dheva duduk di luar tenda menikmati suasana sejuk tempat perkemahan tersebut suara gitar yang dimainkan teman-temannya dari kejauhan terdengar beriringan dengan sura jangkrik yang juga ikut memecah keheningan malam itu, Dheva pun mengingat mimpi pada malam sebelumnya tidak bisa disembunyikan Dheva pun tersenyum manis mengingatnya walaupun itu hanya sebuah mimpi di sisi lain dia juga merasa panik dan bersalah karena telah membayangkan Angger dalam mimpi erotisnya, dia sangat khawatir jika Angger mengetahui perasaannya yang sebenarnya terhadap Angger, Angger malah akan menjauhi dirinya.
Lamunan Dheva pecah ketika Lydia menghampirinya, "Hey Va, ikut gabung ke yang lain yuk"sapanya dan menaruh lengan kanannya di pundak Dheva, "Eh kamu Lyida, oke let's go" balas Dheva dan mereka langsung bangun dari duduknya Lydia menggandeng tangan Dheva dan menuju kerumunan teman-temannya. Dalam langkahnya Dheva melihat Angger yang juga sedang duduk sendiri di depan tendanya, kemudian dia memutuskan untuk mengajaknya bergabung, "Lydia bentar ya, aku ajak Angger dulu kesian sendirian dia" kata Dheva kepada Lydia, Lydia pun mengangguk dan melepaskan gandengan tangannya.
"Hey Ger" sapa Dheva, "Hey Va kenapa?" jawab Angger dengan senyum, "Mau ikut gabung sama temen-temen lain gak? Daripada di sini sendirian" ajak Dheva mengulurkan tangannya ke arah Angger yang langsung disambut dengan genggaman tangan Angger, Dheva menggandeng tangan Angger dam menemui Lydia yang menunggunya, "Oh hey Ger, yuk Va, Ger kita gabung sama yang lain" Lydia menyapa Angger, mereka bertiga pun berjalan menuju kerumunan api unggun, "kalian berdua masih pada semangat kan?" tanya Lydia yang juga mengandeng tangan Dheva, "tau deh aku udah capek" jawab Angger, "Ah... jangan gitu lah ni kan malem terakhir kita semua mau begadang, kita kan mau liat sunrise bareng" jawab Lydia, "kalian mungkin liat sun rise, aku sih gini-gini aja" jawab Angger, mendengar itu raut muka Lydia berubah dia merasa tidak enak dengan omongannya barusan dam meminta maaf pada Angger.
Sesampainya di kerumunan api unggun mereka bertiga mengambil posisi duduk, "kamu liat Hesti?" tanya Angger ke Dheva dan Lydia, Dheva pun menyapu matanya memeriksa sekitar, Hesti terlihat duduk di seberang mereka Dheva pun melambaikan tangannya ke arahnya, Hesti yang melihat itu langsung memalingkan pandangannya ke arah lain. "Hesti ada tuh di seberang tapi pura-pura gak liat kita" jelas Dheva kepada Angger dengan tertawa kecil menlihat tingkah Hesti yang kekanak-kanakan, Dheva pun melambaikan tangannya sekali lagi ke arahnya dan menyruhnya untuk bergabung bersama dirinya Angger dan Lydia.
"Kalian lagi berantem ya? Kok gak pernah ngobrol selama di sini" tanya Lydia pada Angger, "entahlah" jawab Angger singkat, "Kalian berdua perlu ngomong selesain masalah kalian" kata Dheva sambil mengusap punggung Angger, "Ngomong apa Va? Dia yang liat aku aja pura-pura enggak liat apa lagi ada niat buat ngomong" balas Angger menjelaskan. Hesti pun akhirnya melangkahkan kakinya mendekat ke arah mereka bertiga, "kamu manggil aku Va?" tanya Hesti yang masih berdiri di depan mereka bertiga.
"duduk Ti" ajak Dheva, "ada apa sih?" balas Hesti kesal, "kok pake nanya, udah duduk aja di sini bareng kita" ajak Dheva menarik tangan Hesti untuk duduk bersama mereka di atas rumput, Hesti pun duduk di sebelah Angger, "hem Lydia kita berdua ambil minum yuk, biarin mereka berdua di sini" kata Dheva, "Me? Aku??? Sama kamu?? Oke let's go" balas Lydia mukanya pun terlihat sangat senang, Dheva dan Lydia pun pergi meninggalkan Hesti dan Angger berdua.
Hesti dan Angger yang duduk bersebelahan pun terlihat enggan untuk menyapa satu sama lain, Hesti terlihat sibuk dengan ponselnya sedangkan Angger hanya menundukkan kepalanya, "Sorry" Angger memecah kekakuan mereka berdua, "Sorry kenapa?, karena kamu teralu pengecut buat ngomong langsung ke aku sampe-sampe mesti inta bantuan Dheva buat manggilin aku?" balas Hesti, raut muka Hesti masih terlihat tidak nyaman berada di samping Angger, "Ti aku serius minta maaf sama kamu, aku banyak banget salah sama kamu" balas Angger. "Emang kamu ngerasa salah apa aja sama aku?" balas Hesti, "maaf kalo aku udah nyuekin kamu selama ini, aku udah jarang ngubungin kamu, aku juga minta maaf karena udah ngomong berlebihan waktu kamu dateng ke rumahku pas ulang tahun" jelas Angger yang bersungguh-sungguh meminta maaf pada sahabatnya itu. Hesti mengambil napas panjang "Aku juga minta maaf aku udah bersikap berlebihan nanggepinnya, aku Cuma sedih & marah kamu udah ngerubah sikap kamu ke aku secara tiba-tiba" kata Hesti menjelaskan kekecewaannya pada Angger
KAMU SEDANG MEMBACA
Bawa Aku Melihat Duniamu (Smut / bxb)
RomanceSINOPSIS: Bawa Aku Melihat Duniamu (smut / boyxboy) Tipe cerita yang mengisahkan "I can't help but I'm in love with my best firend kind of story" Remaja tunanetra bernama Angger mencoba hidup sebagimana remaja lain seusianya, ditemani Hesti saha...