Suara bel istirahat berbunyi menandakan waktu jam belajar selesai, seperti biasa Hesti dan Angger selalu menghabiskan waktu istirahat bersama, sudah lebih dari setahun berada di sekolah itu mereka hampir tidak pernah berpisah walaupun Angger sudah paham betul dengan seluk beluk sekolahnya itu Hesti selalu tepat berada di sampingnya menemani, hanya pada saat Angger pergi ke toilet saja Hesti mau membiarkannya pergi sendiri.
"Ger, Ti mau ke kantin bareng gak?" tanya Dheva dari belakang meja mereka berdua, "Kamu duluan aja ya Va, aku sama Angger mau ke kantor BK dulu" jawab Hesti menolak ajakan Dheva, Dhevapun menganggukan kepalanya dan bergegas keluar kelas. Hesti mengulurkan lengannya kepada Angger dan langsung berjalan menuju luar berdua.
Hesti mengetuk sebuah pintu yang bertuliskan 'Ruang Bimbingan Konseling dan Pembinaan Siswa' tak berselang lama suara perempuan dari dalam ruangan itu mempersilakan mereka berdua masuk, tangan kiri Hesti memutar gagang pintu dan mendorongnya sedangkan tangan kanannya menggandeng lengan Angger. Ruangan itu cukup besar dengan rak buku yang berisi penuh, di sampingnya terdapat sofa untuk 3 orang dengan coffee table, sebuuah meja kerja bertuliskan 'Anita Syaharani, M.Pd' dan kursi tamu, di atas meja tersebut terdapat berbagai macam pamflet dan brosur mulai dari brosur perguruan tinggi sampai pamflet cara mencegah penyakit menular seksual bagi remaja, semuanya tertumpuk dan tertata rapih.
"Ayo silakan duduk, ada yang bisa ibu bantu?" kata ibu Ani seorang guru BK di sekolah itu mengawali dengan senyum ceria, "bu kami mau cari tau info tentang perguruan tinggi bisa?" jawab Hesti agak ragu-ragu.
"oh bisa, bisa banget kalian kelas berapa? Udah ada tujuan mau kuliah di mana?" balas bu Ani sambil menganggukkan kepalanya, "kita kelas 2 bu, jadi gini saya ada rencana pengen kuliah di luar negeri, itu biasanya syarat-syaratnya gimana ya bu" tanya Hesti, "Oke bagus emang tepat ngerencanain dari sekarang, soalnya nanti kalo udah kelas 3 susah, udah sibuk sama UN, udah ada tujuan negara atau universitasnya mungkin, kakak-kakak angkatan kalian yang udah lulus juga ada beberapa yang lanjut kuliah di Jepang, Singapura, Amerika, sama ada juga yang di Mesir" jelas bu Ani.
"Austalia" jawab Angger singkat, "oke, untuk sekarg sih ibu belum punya infonya tapi nanti kamu bisa dateng kesini lagi tapi harus sama orang tua kalian ya nanti sekalian kita diskusikan bersama" balas ibu Ani, mendengar itu Angger sedikit kecewa karena dia sama sekali belum pernah membicarakan hal ini dengan orang tuanya, Hesti kemudian mengajak Angger untuk keluar dan berterima kasih kepada bu Ani, tapi Angger menolak dan menarik kembali tangan Hesti.
"Bu, bisa enggak kita minta info gambarannya aja bu kaya apa yang mesti dipesiapin, dan sistem pendidikannya seperti apa" tanya Angger kepada bu Ani, "Oke sebenernya sih tiap negara beda beda, contohnya tahun lalu ada yang kuliah di Amerika, kalau ga salah dia ngambil ujian PSAT dulu, soalnya nilai UN ga berlaku di sana, ujiannya sih di Indonesia biasanya di sekolah swasta yang pakai kurikulum dari Amerika, tapi untuk negara lain bisanya punya aturan lain, hm.... Gini aja deh ibu punya brosur tentang sistem pendidikan tinggi di beberapa negara, buat jadi ancer-acner kalian aja biar tau suasananya kaya apa, bentar ya ibu cariin" jelas bu Ani yang kemudian segera berdiri dai kursinya dan membuka lemari yang berada di belakangnya sambil mencari brosur yang di maksud.
Hal itu sedikit membuat hati Angger senang, diapun menggenggam telapak tangan Hesti dengan kuat dan tersenyum. "ini dia" kata bu Ani sambil menyodorkan 2 brosur kepada Angger dan Hesti, "oh ya bu apa di Australia ada universitas yang punya program khusus buat orang kaya saya? Tunanetra maksudnya" tanya Angger kepada bu Ani, "Well, jujur ibu belum pernah naganganin siswa berkebutuhan khusus yang kuliah di luar negeri, tapi ibu di sini digaji buat jadi guru BK & tugas ibu ngasih bimbingan ke kalian, jadi nanti ibu usahain cari informasinya, ibu minta no. telp kamu nanti ibu hubungi ya" jawab bu Ani dengan senyum, Angger pun memberikan no. ponselnya kepada bu Ani, dan keluar dari ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bawa Aku Melihat Duniamu (Smut / bxb)
RomansaSINOPSIS: Bawa Aku Melihat Duniamu (smut / boyxboy) Tipe cerita yang mengisahkan "I can't help but I'm in love with my best firend kind of story" Remaja tunanetra bernama Angger mencoba hidup sebagimana remaja lain seusianya, ditemani Hesti saha...