A/N: musik video buat ilustrasi :D
Ratusan psang kaki siswa siswi berjalan keluar meninggalkan gedung sekolah, aroma parfum bercampur dengan aroma keringat para siswa yang terlihat leleah dengan aktivitas sekolah hari itu bercampur menjadi satu, saat itu Dheva dan Angger sedang duduk bersama di salah satu bangku panjang yang berjajar di sepanjang lorong koridor sekolah, wajah Angger maupun Dheva jelas menandakan bahwa mereka sedang ada dalam titik terbosan pada hari itu. "Hey Angger, Halo Dheva" sapa Lydia yang tiba-tiba muncul dari gerombolan siswa-siswi tersebut, "Kok masih belum pulang sih?" tanya Lydia tersenyum sambil memegang tangan Dheva, "Iya kita masih nungguin Hesti" jawab Angger memaksakan otot-otot sekitar mulut dan pipinya mengangkat membentuk senyuman.
"Oh... gitu, eh BTW kamu dateng kan nanti ke birthday party ku Va?, kalo Angger sih aku tau ga bisa dateng soalnya ultah kita kan sama hehe, happy early birthday ya buat kamu sama aku hehe" kata Lydia dengan gaya centilnya.
"Iya aku usahain pasti dateng kok" jawab Dheva dengan ramah, "Usaha aja nggak cukup pokoknya kamu wajib dateng" balas hesti kedua tangannya menarik pundak Dheva menghadap dirinya. Jika saja hukum di negara ini tidak melarang untuk seorang remaja laki-laki melemparkan batu bata merah ke arah wajah seseorang hal itu merupakan hal pertama yang akan di lakukan Angger terhadap Lydia, seperti itu lah kira-kira gambaran rasa cemburu dan kekesalan yang ada di benak Angger, dengan sedikit tenaga yang tersisa setelah telah terkuras dengan pelajaran sekolahny dari pagi Angger berusaha tenang menghadapi Lydia yang terus menerus menggoda Dheva dengan kata-kata yang membuat semua makanan di lambung Angger berdesakan keluar melalui mulutnya.
"Eh Lydia kamu liat Hesti gak ya? Udah lama kok ga keliatan orangnya" tanya Angger mencoba mengalihkan pembicaraan Lydia dengan Dheva, "Hem... ga tau tuh, mungkin sama Santi kali ngerjain tugas, mending kita cabut aja yok gak bosen apa di sini nunggu melulu dia juga ga dateng-dateng, mending telpon / SMS dia aja bilang aja kalian pulang duluan" jawab Lydia.
"kalo kamu mau pulang duluan aja kita ga papa kok" balas Dheva ke Lydia, "iya kamu duluan aja ga papa kok gak usah ditemenin" tambah Angger dengan senyumnya. "beneran kalian ga papa, ya udah ya aku pulang dulan, dada Angger, dada Dheva ganteng" Lydia meninggalkan mereka berdua, hal itu sedikitmembuat Angger lega meski demikian dia masih was-was menunggu datangnya Hesti. "Masih belum keliatan Va?" tanya Angger memastikan, "belum Ger, kamu udah telpon lagi?" balas Dheva yang mulai bosan, "tetep gak diangkat sama dia" jawab Angger.
Dengan menundukkan kepala Hesti berjalan melewati Angger dan Dheva seolah tidak memperdulikan eksistensi mereka Hesti hanya berjalan lurus tanpa ada usaha untuk menyapa atau sekedar melirik ke arah mereka berdua, dengan wajah yang akhirnya tersenyum lega Dheva pun melambaikan tangan kanannya ke arah Hesti untuk menyapanya dengan senyuman, namun hal itu tetap tidak di gubris oleh Hesti yang terus berjalan meninggal kan mereka. "Hesti baru aja lewat, aku dada-dada'in gak nyaut sama sekali, kayaknya dia masih kesel sama kamu deh" kata Dheva ke Angger, "Sampe segitunya Va?" balas Angger kecewa, Angger tidak habis pikir pertemanan barunya dengan Dheva bisa membuat Hesti menjadi menjauhi dirinya, dia sadar kalau belakangan ini dia sedikit menghiraukan Hesti tapi dia tidak ingin kalau sahabat baiknya itu menjadi menjauhinya.
"Yok kita pulang" Kata Dheva sambil mengulurkan tangan kanannya ke Angger
"Oke deh ayo" Angger menarik napas dalam-dalam dan langsung menyambut tangan Dheva dan mereka pun meninggalkan bangku tersebut dan mulai melangkah menuju tempat parkir, Angger pun hanya menundukkan kepalanya saat berjalan, dia masih kecewa dengan Hesti yang meninggalkannnya tanpa berbicara sedikit pun.
"Oy! Angger!" Lukas menyapa merka dari belakang, Angger dan Dheva seketika menghentikan langkah mereka, "Pacaran terus kalian, makin mesra aja pegangan tangannya" ledek Lukas dan teman-temannya yang melihat Dheva dan Angger berjalan berdua, Angger hanya terdiam dan mengambil tongkat lipat yang ada di saku kecil di samping tasnya dan membuka tongkat tersebut, dengan terpaksa Angger harus menggunakan tongkatnya lagi ketika berjalan dengan Dheva karena untuk menghindari ejekan dari teman-temannya, tanpa membalas ejekan dari Lukas dan teman-temannya, meski demikian ekspresi wajah Angger tidak bisa berbohong dengan raut kesalnya dia hanya tertunduk, sebelum melanjutkan langkahnya Angger mengacungkan jari tengahnya ke sumber suara tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bawa Aku Melihat Duniamu (Smut / bxb)
RomanceSINOPSIS: Bawa Aku Melihat Duniamu (smut / boyxboy) Tipe cerita yang mengisahkan "I can't help but I'm in love with my best firend kind of story" Remaja tunanetra bernama Angger mencoba hidup sebagimana remaja lain seusianya, ditemani Hesti saha...