Lima

20.5K 619 29
                                    

Hari libur pertama dan masih tersisa beberapa hari lagi untuk Yusuf menuju jenjang Tryout, agak deg-degan sih. Tapi Yusuf yakin kalau dirinya bisa, suport dari keluarganya juga sudah ia dapat, terlebih Ayah dan Ibunya yang selalu menganjurkan agar Yusuf lebih taat beribadah dan belajar jangan terlalu giat, mungkin hal itu supaya dirinya tidak terlalu stres. Tidak terlalu giat bukan berarti adalah main-main, bukan, itu dalam artian Yusuf selalu diberi kebebasan melakukan apapun selagi dirinya senang. Otak juga perlu beristirahat iya kan? Kalau belajar terus juga orangtua Yusuf yakin kalau bukan nilai bagus yang didapat, tapi malah nanti stres yang melanda sebelum waktu UN tiba.

Kemudian yang bisa Yusuf lakukan dari pagi hingga sore hanyalah nonton Drama Korea di DVD player, main bola voli dengan Kakaknya(Gozali) di lapangan dekat pasar, atau mungkin terkadang Yusuf mendapat SMS dari Daniel hanya sekedar bertanya 'lagi apa?' atau 'sedang apa?' mereka semakin dekat, setelah sebelumnya Yusuf berani mencium Daniel, hal itu semakin membuat Daniel malah tergila-gila dengannya, rasa itu seperti vitamin bagi Daniel.

Dengan menyenangkan dirinya untuk membeli sebuah buku belajar cepat mengenai sejarah, Yusuf mendapat sebuah buku yang ia beli berjudul "Sejarah bukanlah kepayahan." dari judulnya memang lucu dan unik, hal itu yang membuat Yusuf tertarik untuk membeli buku tersebut untuk ia baca. Selesainya Yusuf sadar kalau ternyata waktu magrib sudah tiba, ia bergegas menaiki busway dan lorong itu cukup sepi dan tidak perlu mengantri. Tapi ada seorang pria dengan anting hitam di telinganya yang membuat Yusuf agak takut ketika melihat, maka ia pura-pura untuk tidak melihat mata pria sangar itu, tampang pria aneh itu memang garang, hati Yusuf mulai tidak enak. Rasanya ia ingin cepat sampai rumah.

Sisi lainnya kita bisa tau kalau ternyata dari awal Daniel sudah membuntuti Yusuf dari anak itu pergi ke sebuah toko buku dan membeli sebuah buku paket besar yang Daniel tau bahwa itu bertuliskan sejarah dengan huruf kapital, sampai dimana Anak itu ia lihat berdiri di sebuah lorong sepi dengan sebuah tas yang menyangkut di pundaknya, matanya mulai menyipit ketika Daniel juga melihat seorang pria aneh dengan lagak bringas mendekati Yusuf. "Nggak bisa diem aja gue ni!" Daniel tau kalau kehidupan di Jakarta memang harus serba berjaga-jaga, dengan meninggalkan motornya setelah berhasil mengantongi kunci, Daniel berlari menuju lorong untuk menunggu busway, Maksudnya untuk menjaga kalau-kalau pria itu berani macam-macam pada Yusuf.

"Ehh..." Yusuf mulai merasa terusik, pria dengan anting hitam itu sedikit menarik tasnya. "Ada apa ya?" Yusuf mencoba berani untuk bertanya.

Pria itu agak melotot sampai mungkin mata kekuningan dan garis hitam mata bawahnya membuat Yusuf gemetar karena saking jelek dan sangarnya wajah pria itu. "Bro! Punya duit kaga lo?! Bagi gue duit sini," pria itu mengeluarkan suara serak hancur yang membuat Yusuf geli mendengarnya, jijik sekaligus ingin mendompleng wajah pria itu namun takut karena pria itu terlalu seram baginya.

"Emang kamu kira aku ini bapakmu hah? Seenaknya minta duit," Yusuf menarik tasnya untuk digemblok ke depan badannya, hal itu yang malah membuat pria sangar itu menarik pundak Yusuf.

Maka di saat itulah, malah pria sangar yang baru menyentuh Yusuf itu tiba-tiba jatuh karena habis menerima hantaman tinju dari seorang pria lagi yang baru saja datang. "Brengsek juga lo!" Daniel datang dengan sebuah hantaman keras pada pipi pria sangar itu. Sekarang ia berdiri tepat menutupi sisi Yusuf untuk melindungi anak itu.

Yusuf juga terkejut karena kehadiran Daniel, bahkan ia juga merasa beruntung saat pria tampan itu datang menyelamatkannya dari sentuhan pria jalanan yang sangar itu. "Kak Daniel," Suara Yusuf masih samar.

Daniel hanya menengok sedikit ke belakang hanya sekedar bertanya, "Lo nggak apa-apa kan?" dia bertanya pada Yusuf.

Yusuf menganggukkan kepalanya.

Anugerah Cinta - BoyxboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang