Delapan

15.9K 541 15
                                    

Batu Bulan, Kintamani, Tampak siring Tirta empul, Museum Soekarno Full Day Tour Sarapan di hotel, menonton Tari Barong di Batu Bulan dan singgah di Galuh sebagai pusat batik dan souvenir, dilanjutkan ke Celuk pusat kerajinan perak. Perjalanan Daniel dan Kawan-kawannya lanjutkan ke Kintamani kawasan gunung berapi kecil yg masih aktif sambil menikmati keindahan danau Batur dan sejuknya hawa pegunungan Gunung Batur. Mengunjungi Pura Tirta Empul Tampak Siring yg terkenal dengan pemandian air suci nya dan terletak bersebelahan dengan istana peristirahatan Presiden. 08.00–08.30= Sarapan, 09.30–11.30= Menonton tari Barong, singgah di Galuh pusat batik dan suvenir, 12.30–13.00= Makan siang, 13.00–14.00= Kintamani, 15.00–16.00= Museum Sukarno, 16.30-17.30= Pura Tirta Empul Tampak Siring, 19.00–20.00= Makan malam. Aktivitas mereka sudah diatur sempurna demi memenuhi kebutuhan untuk mereka menikmati indahnya liburan dan traveling ke Bali bersama-sama, rasanya sangat nyaman melepas penat dengan cara demikian, sudah banyak foto dan moment kebersamaan mereka. Mungkin hal ini yang membuat Yusuf lupa soal kejadian sebelumnya yang membuat dirinya dan Daniel mendapat perang dingin.

Tidak ada sangkut paut soal masalah pribadinya, Yusuf menikmati perjalanannya dengan santai. Semua biaya Daniel yang mengurus termasuk belanja souvenir dan baju ganti, termasuk biaya sewa hotel mereka berdua. Sisanya Daniel tidak perduli dengan kawan-kawannya yang lain, karena tanggung jawab Daniel hanyalah Yusuf saja, yang lain mengurusi diri mereka masing-masing.

Kemudian di dalam satu kamar hotel yang sama dengan Daniel, Yusuf lebih dulu selesai untuk membersihkan dirinya, ia segera duduk di depan kaca besar sambil berganti pakaian, sedangkan Daniel masih lanjut mengguyur tubuh di kamar mandi. Sementara nafasnya naik turun, Yusuf mulai teringat kalau ia seharusnya tidak sampai sejauh ini, terlampau asik sampai mungkin Yusuf tidak punya hak untuk memberi celah pada Daniel. Seharunya sejak awal Yusuf menolak untuk ikut, ini semua karena paksaan pria tampan itu yang membuat Yusuf lupa akan segalanya.

Lupa mengenai nasib hubungannya kedepan, lupa tentang dirinya yang seharusnya menjauhi Daniel dan bukan malah membuatnya semakin dekat. Yusuf tidak bisa terburu-buru memang, tapi lebih cepat malah akan semakin baik sebelum rasa suka dalam diri Yusuf semakin kuat dan berubah menjadi rasa sayang. Itu tidak boleh terjadi.

Pandangannya mulai terpicu pada Daniel yang mulai membuka pintu kamar mandi, Yusuf melihat pria itu yang masih mengenakan handuk dari pinggang hingga lutut kaki. Yusuf mendekat. "Apa kita bisa pulang sekarang Kak?" Yusuf mulai bertanya apakah dia bisa segera kembali, mungkin Ibunya sedang cemas karena sebelumnya ia tidak bilang kalau akan menginap.

Dengan mengernyitkan dahinya Daniel lekas mengenakan boxer dan Kaos polos, Yusuf tidak melihat itu dan hanya memalingkan pandangan karena malu. "Lo mau pulang malem-malem begini? Nggak akan gue izinin. Besok juga kita pulang, kita menginap dulu sini semalam." Daniel segera merebahka tubuhnya di atas kasur empuk dengan selimut yang halus. Pelayanannya cukup baik di hotel ini sepertinya.

"Ck," Yusuf hanya berdecak malas, iya sih ini sudah malam dan semakin malam malah pasti orangtuanya cemas. Sebaiknya Yusuf menelpon dulu.

Anak itu mengeluarkan ponselnya, "Halo..." Yusuf menyambungkan dengan nomor ponsel sang Ibu. "Halo Ibu, maaf..."

Daniel mendengarnya, anak itu sepertinya sedang bicara dengan Ibunya lewat ponsel. Daniel lantas merebut ponsel itu, "Halo Tante, ya, ini aku Daniel. Iya Tante maaf sebelumnya lupa minta izin, aku sama Yusuf akan pulang besok atau lusa. Jangan khawatir ya, Yusuf aman bersamaku..... Oh iya oke, baik Tante." Daniel segera mematikan sambungan telpon itu. Yusuf hanya bisa diam dan melihat kelakukan Daniel itu padanya, aneh.

Yusuf mengusap rambutnya sendiri, "Kenapa sih Kakak begitu?" Tanya Yusuf frustasi.

"Karena gue sayang sama lo, gue cinta sama lo, gue suka sama lo lebih dari yang lo pikir, Suf." Daniel menopang kepala dengan lengan kekarnya di atas bantal, ucapan itu berasal dari apa yang memang ingin ia katakan. Matanya terpejam karena mungkin ingin istirahat.

"Setelah hari ini dan setelah kita kembali, apa Kak Daniel bakalan lupain aku?" Yusuf mulai pada intinya, ia sudah lelah dengan kecanggungan dan hal aneh ini, "Tolong lupain aja aku."

"Nggak akan pernah." Daniel menjawabnya dengan santai, matanya masih terpejam dan sepertinya ia mulai mengantuk.

Harapan Yusuf salah, sepertinya Daniel kukuh dengan pendiriannya. Haruskah Yusuf bahagia dengan sikap Daniel padanya itu? Ataukah ia harus mencari cara agar Daniel menjauh darinya secara perlahan. Sebaiknya itu dipikirkan nanti saja.

•••°°°°•••

Yusuf

•••°°°•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••°°°•••

Daniel

Daniel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anugerah Cinta - BoyxboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang