Enam Belas

14.3K 521 9
                                    

Mungkin lusa Yusuf akan pulang ketika hari Senin datang, besok masih hari minggu dan mungkin masih lama ia akan menginap di rumah kediaman keluarga Grayson. Yusuf jadi tambah mengenal sikap manis dan telatennya seorang Tante Grayson yang sangat menyukai lukisan, bahkan terkadang Yusuf bisa menjadi modelnya sambil memegang beberapa buah ditangannya. Bahkan Yusuf juga bisa menebak bagaimana canggihnya Paman Grayson membetulkan mainan boneka joget yang Karin punya ketika konslet, bahkan Yusuf menyebut Ayah kandung Daniel itu adalah seorang mekanik. Yusuf juga bisa tertawa lepas ketika dirinya belajar dance ala boyband Korea bersama Karin, terlihat lucu dan konyol kedua anak itu, Daniel hanya bisa melihat dan merasakan betapa mudahnya Yusuf bergaul dengan keluarganya. Tidak salah kalau memang Daniel memilih Yusuf untuk bisa menemani hidupnya kelak, entahlah, perjalanan itu masih panjang.

Saat tidak ada aktivitas apa-apa setelah solat magrib, Yusuf memilih untuk duduk di bangku halaman belakang sambil mendengarkan suara jangkrik disekitarnya, alunan itu terdengar sunyi meski Yusuf sekarang mendengar suara langkah kaki yang menyeret dedaunan. Datanglah Daniel dengan dua kaleng berisi minuman ion, pria tampan itu memberinya satu.

"Kenapa keluar?" Yusuf bertanya pada Daniel, padahal tadi sebelumnya pria itu sedang sibuk di depan laptop sambil mengisi beberapa filing yang belum selesai. "Kan Kak Daniel lagi sibuk tadi." Yusuf membuka kaleng itu dan meminum isinya sedikit.

Daniel hanya tersenyum, ia segera meminum cairan dalam kaleng itu juga dan duduk di sebelah Yusuf dengan lebih merenggangkan kakinya. Sudah terlihat jelas siapa semenya dan siapa ukenya, Yusuf duduk lebih rapat ketimbang Daniel yang duduk lebih macho dibanding anak itu.

"Lo nggak kedinginan? Masuk sana," Daniel kembali berbahasa santai pada Yusuf, lebih nyaman begitu memang menurutnya.

Yusuf malah ikut tersenyum sekarang, "Makasih perhatiannya, Kak Daniel." timpal Yusuf yang ke-PD-an.

Daniel mulai melirik ke pria disebelahnya, "Perhatian? Bukan itu, gue cuman nggak mau ada orang yang sakit di rumah gue. Nanti repot." kali ini Daniel malah meledek Yusuf lagi.

"Oh, yaudah nggak usah repot-repot ngajak aku nginep lagi kalau gitu." malu deh jadinya Yusuf, hal itulah yang sengaja Daniel lakukan padanya, setelah membuat Yusuf PD maka membuatnya ngambek itulah yang lucu.

Daniel kembali terkekeh, kali ini ia mulai merangkul punggung Yusuf dengan amat erat, "Jangan ngambek, gitu aja ngambek. Nanti nggak manis lagi loh~" Daniel mencubit hidung kecil Yusuf dengan sangat memanjakan anak itu.

Dengan mengerucutkan bibirnya Yusuf hanya diam karena badmood dengan sikap Daniel barusan. "Siapa yang ngambek sih, ih jangan sok tau deh Kak." timpal Yusuf yang menatap wajah pria itu dari dekat.

"Masa?"

"Iya Kak,"

"Beneran?"

"Hmmm...."

Melihat Yusuf bertingkah seperti anak-anak begitu membuat Daniel semakin ingin memeluk erat anak itu. Ingin sekali Daniel selalu berada di sisi Yusuf, setiap hari, setiap menit dan detiknya Daniel rela menjaga agar Yusuf tetap menjadi miliknya dan bukan milik orang lain. Sedikit egois sih, tapi inilah cinta, sedikit egois.

Yusuf kembali duduk tegap dan pelukan itu terlepas, Daniel kembali menenggak minuman ion itu lagi.

"Kakak nggak cari pacar?" Entah kenapa Yusuf mulai bertanya-tanya masalah itu, inilah yang sebenarnya menyinggung Daniel malah.

Pria tampan itu langsung diam mendengar pertanyaan dari Yusuf, memangnya anak itu menganggapnya apa selama ini? Daniel tidak percaya kalau Yusuf malah bertanya soal itu.

"Gue suka sama seseorang," Daniel mulai menatap langit malam itu, berbicara seolah ingin menunjukkan sesuatu pada Yusuf.

Yusuf segera memandang ke arah Daniel, "whooaa! Siapa? Ceritain dong, gimana orangnya? Kok nggak pernah cerita?" sepertinya Yusuf antusias sekali, membuat Daniel semakin sakit hati, jadi mungkin selama ini anak itu tidak pernah peka dengan perasaannya.

Anugerah Cinta - BoyxboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang