Aku kembali!!!
Aku ngga tau kalo aku sangat menyukai pekerjaan ini. Hari ini aku kembali menginjakkan kakiku di lokasi syuting. Menunggu Rion yang sedang berakting dan mempersiapkan apapun keperluannya adalah hal yang sangat kusukai. Melihat senyumannya padaku walaupun wajahnya penuh dengan keringat dan nampak kelelahan setelah berakting membuatku bersemangat menghampirinya dan menyerahkan botol minuman padanya. Kusapu peluhnya dengan handuk yang sedari tadi kupeluk erat. Rion sangat menyukai pekerjaannya sekarang dan aku ngga sanggup kalo harus melihat dia hancur karenaku. Aku akan mengorbankan apapun asalkan masih bisa melihat dia tetap seperti ini, termasuk perasaan kami. Dan kalo dia memilih untuk melepaskanku, aku akan menerimanya. Melihat dia hancur ditangan ayah adalah hal terakhir yang mau kulihat. Beda halnya dengan dia memilih untuk menikahiku dan meyakinkan ayah untuk melepaskanku, aku akan ikut berjuang bersamanya, bahkan bila aku harus berlutut mencium kaki ayah untuk memohon. Semuanya ada ditangan Rion. Sayangnya, seminggu ini masih belum ada tanda dia mau memberitahuku mengenai pilihannya.
"Ngelamun." benda dingin menempeli pipiku. Rion menempelkan botol minumnya padaku.
"Kamu lapar?" aku segera mengalihkan pikiranku. Kukeluarkan kotak makan siang yang sudah kusiapkan untuk Rion.
"Kamu makan juga kan?" aku sudah makan sambil menunggu makanan siang ini disiapkan tadi. Dari tadi malam aku belum makan dan ujung-ujungnya, baru jam sepuluh aku sudah lapar.
"Aku makan duluan." Rion mulai melahap makan siangnya. Dia memang pemakan segala. Apapun makanan yang kusiapkan, dia pasti akan memakannya dengan lahap. Hari ini aku membelikan dia kotak makan siang berisi nasi gudeg dengan lauk lengkap.
"Habis ini kita jalan-jalan ya." ajaknya yang langsung kujawab dengan anggukan.
"Makannya pelan-pelan." aku kembali menyodorkan botol minuman pada Rion.
"Makasih sayang," bisiknya ditelingaku sambil mengambil botol ditanganku. Aku berusaha untuk menjaga mukaku untuk tetap diwarnanya, tanpa bertambah merah.
"Pantesan aja gue ditolakin mulu, udah punya gandengan taunya." celetukan Diana aka Dadang membuatku refleks menjauh dari Rion. Tapi dia malah menahanku dan menarikku makin menempel padanya.
"Dang, kalo ngga punya dia juga dan lo operasi plastik muka lo itu, gue ngga bakal nerima lo. Gue masih normal, Dadang." wajah Diana langsung berubah mendengar ucapan Rion. Dia langsung bertingkah lebay dengan pura-pura menangis.
"Mimi, liat tuh pacar kamu. Nyakitin kan mulutnya." diantara para kru, kami memang tidak menutup hubungan kami. Semua tau kalo aku dan Rion sedang bersama sekarang.
"Bisanya ngadu. Payah lo Dadang."
"Rion kenapa sih suka banget manggil Dadang? Panggil aku Diana." aku cuma bisa tertawa melihat tingkah mereka. Rion memang satu-satunya orang disini yang memanggilnya dengan nama Dadang.
"Dadang aja, lebih pantes buat lo." kucubit lengan Rion. Semakin Diana bertingkah heboh, dia semakin senang meledeknya. Sifat jahilnya memang masih belum hilang.
"Ngeselin deeh!!!" Diana sepertinya menyerah. Dia langsung pergi tanpa berkata apa-apa lagi.
"Kamu juga sih. Ngeledeknya kebangetan." kucubit lengan Rion.
"Kita ngga usah ikut rombongan pulang malam ini ya. Aku masih mau disini sama kamu." Rion menangkap tanganku dan mengecupnya.
"Aku ngga mau lo jadi bahan gosip para kru," kami sedang ada diluar kota sekarang, untuk syuting iklan terbaru Rion. Kota ini sangat indah dan aku juga belum puas berada disini kalo belum bisa jalan-jalan dan menikmati keindahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Topeng Emas
RomanceTentang Mirynda yang memutuskan untuk jadi 'SIMPANAN' seorang artis terkenal tanpa mengharapkan perasaan apapun. Cukup bisa berada di sisi pria itu, dia sudah bahagia. Membiarkan perasaannya tumbuh. Dirinya sendiri punya rahasia di balik kisahnya, s...