"Aku akan menyerah dan mengalah, Mimi."
Aku masih terdiam dan berusaha mencerna kata-kata Rion yang barusan kudengar.
"Menyerah dan mengalah?" kuulangi dua kata yang menjadi tanda tanya untukku.
"Iya." jawabnya. Kalo harus menangis disini, aku ngga akan peduli lagi. Aku sudah mempersiapkan diriku untuk kemungkinan terburuk ini tapi aku masih merasa mau menangis saat mendengarnya dari mulut Rion. Mataku memanas,
"Aku akan menyerah dan mengalah." tangisku pecah. Rion menyapu butir air mata dipipiku. "Jangan menangis, Mimi."
"Aku ngga akan menangis kalo rasanya ngga sesakit ini. Dan aku sudah berusaha menahannya." Rion memelukku.
"Harusnya kamu menyimpan air mata kamu untuk penjelasanku selanjutnya." ucapnya sambil melepaskanku darinya. Rion sedikit menekuk kakinya untuk menyamaratakan tinggi tubuh kami dan bisa menatapku yang sedang menunduk dengan lebih jelas.
"Aku akan menyerah dan mengalah untuk kamu, Mimi. Aku akan melupakan ketakutanku mengenai pernikahan." langsung kuangkat wajahku untuk balas menatapnya. "Bawa aku untuk ketemu orang tua kamu."
"Kamu serius?" tanyaku. Wajahku pasti terlihat bodoh sekarang.
"Aku serius." dia senyum padaku, "Apapun bakal aku lakuin asal bisa sama kamu. Termasuk menikah."
Tangisku makin pecah. Kupeluk Rion dan menangis didadanya. Aku ngga peduli lagi diliat orang banyak. Aku bahagia.
"Udah dong nangisnya, malu diliatin." Rion melepasku darinya dan menyapu air mataku.
"Orang-orang bingung tuh, liatin kamu nangis begini."Mataku pasti bengkak sekarang.
"Aku ngga mau liat cincin ini lagi dijari kamu." dia melepas cincin dijari manisku. "Kamu cuma boleh pake cincin dariku." dan memasangkan cincin lain yang dia simpan disaku celananya. Air mataku mulai keluar lagi. Rion mengecup jari manisku tepat di cincinnya. "Udah kusegel sama ciuman, ngga boleh dilepas lagi." Aku ngga bisa ngomong apa-apa.
"Kok nangis lagi sih?" tanyanya bingung.
"Aku terharu, Rion." tangisku makin pecah. Aku ngga pernah nyangka bakal dapat lamaran ini dari dia. Kalo ini mimpi, tolong jangan pernah dibangunin. Please....
***
Kami ngga bisa ngerayain kabar baik ini berdua aja, Raskha juga Tristan harus kami ajak sekalian. Mereka juga punya peran di kisah ini. Aku mengundang keduanya buat makan malam sekalian membahas langkah kami selanjutnya.
Pagi-pagi aku udah bangun dan ke supermarket untuk membeli bahan-bahan yang mau kumasak buat nanti malam. Entah kenapa, aku mau belajar masak hari ini.
Aku mau bikin steak. Kayaknya ngga susah-susah banget kalo diliat dari video yang bakal jadi acuan memasakku.
Khusus hari ini aku ngga ikut Rion syuting, biar Bulan yang menggantikanku. Untungnya Rion ngga menolak.
Saatnya beraksi....
10 menit pertama, aku mulai meracik bahan buat brown sauce.
10 menit kedua, kenapa warna saus yang kubuat hitam? bukannya coklat seperti yang ada di video?
10 menit ketiga, aku beralih ke sayuran. Wortel, buncis dan kentang sudah dibersihkan dan tinggal di masak.
1 Jam berlalu, dapurku udah keliatan kayak baru diacak-acak rampok. Aku mulai kelelahan dan ada sebongkah daging yang belum kusentuh sama sekali. Dan aku mulai kehilangan semangatku karena kepanasan lama berada didepan kompor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Topeng Emas
RomanceTentang Mirynda yang memutuskan untuk jadi 'SIMPANAN' seorang artis terkenal tanpa mengharapkan perasaan apapun. Cukup bisa berada di sisi pria itu, dia sudah bahagia. Membiarkan perasaannya tumbuh. Dirinya sendiri punya rahasia di balik kisahnya, s...