Loving can hurt, Loving can hurt sometimes. But it's the only thing that i know. And if you hurt me, That's okay baby only words bleed - Ed Sheeran
Seperti 1 bulan yang lalu...
#Flashback
Terlihat semua siswi menyemangati Marvel dkk yang sedang bermain basket, terlebih kedua siswi yang sangat-sangat bersemangat menyoraki Marvel. Yaitu, Salwa dan Fifi.
Mereka sama-sama sedang berusaha memperebutkan hati Marvel. Saat Marvel dkk sudah selesai bermain, Salwa dengan cepat menghampiri Marvel.
"Hai, Marvel. Marvel pasti capek, ini Salwa punya minum. Supaya Marvel semangat lagi." kata Salwa memberikan minumannya pada Marvel.
Marvel hanya menatapnya dan tersenyum sambil mengambil minuman itu dari Salwa.
'Ya ampun, senyuman sama tatapannya itu...' Batin Salwa senang.
"Makasih." Jawab Marvel membuka tutup botolnya.
Semua siswi berbisik iri, pasalnya Marvel tidak pernah mau menerima pemberian dari para fans nya. Berarti Salwa termasuk orang yang beruntung, karena Marvel menerima air minum pemberiannya?
Fifi yang kesal berlalu pergi meninggalkan lapangan basket. Seketika saat Fifi pergi, semua siswa berteriak kaget.
Fifi yang belum jauh dari lapangan basket kembali lagi karena penasaran dengan teriakan para siswi.
"Ya ampun!" Jerit Fifi sambil menutup Mulut nya yang menganga lebar.
Terlihat tubuh Salwa basah. Kenapa? Karena tenyata Marvel menumpahkan isi air dari minuman yang diberikan oleh Salwa tadi.
"Lo pikir gue mau nerima minuman ini dari lo? Jangan harap! Itu gak akan pernah terjadi." Kata Marvel melemparkan botol itu ke sembarang tempat dan melenggang pergi dari lapangan basket.
Fifi yang merasa dirinya menang, menghampiri Salwa.
"Lo pikir Marvel bakalan ngelirik cewe kaya lo? Sadar dong! Lo itu gak pantes sama Marvel, yang pantes sama dia itu gue. Fifi." Kata Fifi mengejar Marvel sambil tertawa.
Semua siswi ikut tertawa melihat keadaan Salwa, sedangkan Salwa hanya bisa menunduk malu.
"Salwa! Ya ampun!" Teriakan melengking dari pinggir lapang basket membuat fokus semua siswi berpindah padanya.
Gadis itu menghampiri Salwa yang keadaannya sangat kacau.
"Sal? Lo kenapa? Kenapa lo basah?! Siapa yang udah ngelakuin ini ke lo?! Jawab Sal!" Serentetan pertanyaan yang diberikan Alma sambil menggoyang-goyangkan tubuh Salwa yang sedaritadi hanya diam menunduk.
"Gue kasih tau Zidan ya?" Tambahnya.
"Eng...engga usah, Ma." Geleng Salwa.
"Alma jangan kasih tau Zidan ya, Salwa takut masalahnya malah tambah panjang." Lanjutnya dengan suara pelan.Terlihat dibelakang Salwa, seorang pria sedang menarik lengan seorang wanita dengan keras hingga membuat si wanita meringis kesakitan.
"Aw...sakit Dan..." Ringis Fifi berusaha melepaskan genggaman Zidan yang sangat kuat.
Kemudian Zidan mendorong Fifi dihadapan Salwa.
"Gue yakin orang tua lo sekolah in lo buat jadi anak yang terdidik bukannya jadi penindas orang kaya gini." Kata Zidan dengan nada tenang. Namun dia menatap tajam ke arah Fifi.
"Minta maaf!" Tambahnya.
Fifi menatap tajam Salwa dan tersenyum miring.
"Di kamus gue engga ada kata "Gue minta maaf duluan" lagian dia kayak gini bukan karena gue kok, emangnya salah kalo gue nertawain Salwa? Engga, kan?! Emang tertawa itu dilarang? Engga, kan?!" Bentak Fifi melenggang pergi lagi dari lapang basket.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things
RandomKarena siapapun tidak akan pernah tau takdir apa yang akan menunggu kita ke depan. Bahkan apa yang terjadi satu menit ke depan pun tidak ada yang akan pernah tau begitupula antara kamu dan takdir ku.