"Eh...loh...! Tungguin Salwa...!" Teriak Salwa mengejar bus nya.
Dengan sekuat tenaga Salwa mengejar bus nya, dia melambaikan pampam nya dan melemparkan nya.
"Jangan tinggalin Salwa...! Masih ada Salwa disini...! Jangan tinggal in Salwa...!" Teriak Salwa pasrah dan berhenti mengejar bus nya karena capek.
"Aduh...capek, jahat banget sih...!" Gerutu Salwa berjalan gontai.
Sekitar 15 menit Salwa berjalan mengikuti jalur tapi tidak ada satupun mobil maupun motor yang melewati jalan itu. Sampai ada satu mobil Jeep Putih yang mendekati Salwa dari arah belakangnya.
"Itu...itu Salwa, kan?!" Tunjuk seorang pria yang sedang menyetir mobil tersebut.
"Salwa...! Hey...!" Teriak pria yang satu lagi.
Merasa namanya dipanggil, Salwa memutar kepalanya ke arah sumber suara.
"Ayo ikut." Kata Zidan membuka pintu mobil tersebut.
"Ye...!" Teriak Salwa girang dan masuk ke jok belakang bersama Zidan.
Sedangkan Marvel dan Rio berada di jok depan, dengan Rio sebagai supir.
Mobil dengan atap yang terbuka itu langsung melesat pergi dari sana.
"Let's go...!" Teriak Salwa.
Sedari tadi Fifi selalu tersenyum miring, mengingat penderitaan yang Salwa alami. Tapi senyumannya luntur, saat melihat Salwa berada di mobil yang isinya Zidan, Rio dan terutama Marvel.
"Wo...!" Sorak Marvel yang diikuti oleh semua orang yang ada di mobil tersebut.
"Kok Yayang Zidan sama Salwa sih...?! Yah..." Kata Lucy kesal.
"Oh...My...God...! Kenapa bisa Marvel, Zidan sama Rio semobil sama kecebong...! Ih...! Gagal deh rencana gue." Gerutu Fifi yang melihat kesenangan Salwa.
-------------------
Akhirnya mereka Sampai di Jakarta pada malam hari, Marvel yang juga berhenti disekolah langsung saja pergi dari sana.
Terlihat Fifi yang mengejar Marvel yang sekarang sedikit cuek padanya.
"Sayang Marvel...!" Teriak Fifi.
"Sayang Marvel!" Cegah Fifi menarik lengan Marvel."Ih...kenapa sih harus jalan cepet-cepet?!" Oceh Fifi.
"Sekarang aku tanya sama kamu, kenapa kamu jemput Salwa? kenapa kamu bisa semobil sama kecebong itu segala? Pake nolongin dia segala?!" Omel Fifi.
Sedangkan Marvel seperti mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
"Emang dia siapa nya kamu?!" Kamu nyadar gak sih kalo aku...gak...su...ka..." perkataan Fifi jadi terhenti ketika melihat rambut palsu yang dikeluarkan oleh Marvel dari dalam tasnya.
"Pertama, gue bukan ngejemput Salwa. Tapi gue sejak Workshop kalian udah ada disana. Kedua, karena dia ditinggalin gitu aja dijalan sendirian. Ketiga, Salwa emang pantes gue tolong. Karena dia udah nolong gue" Jelas Marvel dingin.
"Tapi...gue kan...engga..." Kata Fifi gugup.
"Dan terakhir, tolong jangan deket-deket lagi sama gue. Kita putus!" Kata Marvel memasukan kembali rambut palsu itu dan berjalan pergi meninggalkan Fifi yang hanya bisa melihat kepergian Marvel.
Terlihat kekecewaan dari raut wajah Fifi. Sedangkan Marvel, dia mendekati Salwa yang diam menunggu kendaraan digerbang sekolah.
Marvel berdiri disamping Salwa dengan senyuman yang terus terukir dibibir manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things
RandomKarena siapapun tidak akan pernah tau takdir apa yang akan menunggu kita ke depan. Bahkan apa yang terjadi satu menit ke depan pun tidak ada yang akan pernah tau begitupula antara kamu dan takdir ku.