Would you trust me when you're jumping from the heights? Would you fall in the name of love? - Bebe Rexha Ft Martin Garrix
"Salwa emang suka sama Marvel, tapi itu dulu. Saat Salwa belum tau arti suka ke Marvel itu, suka dengan dasar apa. Dan ternyata Salwa tau sekarang. Salwa sebenernya bukan suka ke Marvel, hanya perasaan kagum semata doang. Dan Salwa baru sadar kalo tenyata Salwa suka sama Zidan."
Senyum Salwa pada Zidan yang melongo mendengar pernyataan Salwa.----------
"Canda deng..." Kata Salwa datar.
Zidan merasa baru saja dia terbang tinggi dilangit, tapi detik kemudian dia jatuh begitu kerasnya ke tanah.
Dan itu sangat sakit...
"Mana mungkin Zidan mau sama Salwa. Ayo ah, udah sore. Mendingan kita pulang, takut pintu gerbangnya udah di kunci." Kata Salwa berjalan ke arah pintu rooftop.
Zidan menghembuskan nafasnya dan berbalik menghadap Salwa.
"Salwa tunggu..." Kata Zidan mendekati Salwa dan berdiri dihadapannya.
"Salwa...mengenal mu adalah sebuah anugrah. Menyakiti mu adalah sebuah larangan. Dan mendampingi hidupmu adalah suatu kebahagian. Aku ingin selalu berada disampingmu, karena kebahagian ku adalah hidup bersamamu." Kata Zidan pada Salwa.
"Kedenger Lebay emang, tapi emang itu isi perasaan Zidan ke kamu. Sal." Tambah Zidan.
Senyuman terukir diwajah Salwa. Senyuman yang amat sangat memabukkan bagi Zidan. Senyuman yang selama ini selalu memberikannya kebahagian.
"Salwa...mau gak jadi pacar Zidan?" Tanya Zidan.
Seketika Salwa menunduk dan tidak menjawab pertanyaan dari Zidan.
"Salwa..." panggil Zidan mengangkat dagu Salwa agar bisa melihatnya.
"Hmm...maaf, Salwa engga bisa jawab sekarang. Salwa mau fokus dulu ke cheers. Salwa janji! Nanti kalo lomba cheers nya udah selesai, Salwa bakalan jawab" Jelas Salwa tersenyum kikuk.
"Gapapa, aku engga maksa kok. Ya udah, kita pulang yuk..." Ajak Zidan.
--------
Ketika Zidan tiba didepan rumahnya. Terlihat mobil Sedan Hitam terparkir didepan halaman rumahnya.
Mobil yang sangat lama Zidan tunggu kedatangannya. Tapi dia bukan menunggu kedatangan mobil sedan itu, melainkan si pemilik mobil tersebut.
Terlihat juga didepannya pintu rumahnya, Tiwi sedang menunggu kedatangan Zidan.
Senyum Zidan langsung mengembang dan secara spontan dia langsung mendekati Tiwi. Tapi Tiwi malah melangkah mundur dan menggeleng pelan.
Senyum Zidan menghilang, berganti dengan kekecewaan.
"Ayah pasti marah lagi, ya? Dia mau ngobrol berdua sama Zidan?" Tanya Zidan sedikit santai dengan menampilkan senyumannya kembali.
Tiwi hanya mengangguk atas pertanyaan Zidan.
Kemudian Zidan mengecup tangan Tiwi dan masuk ke dalam rumah.
-------
Tok...tok...tok...
Tanpa menunggu izin dari orang dalam, Zidan langsung masuk begitu saja.
Sekarang dia sedang menghadap Robby, Ayah Zidan. Yang bekerja sebagai tentara, jadi wajar jika dia jarang berada dirumah.
"Ayah sehat?" Tanya Zidan.
"Gimana sekolahnya?" Tanya Robby balik dengan nada dingin.
"Ya, kaya biasa. Baik." Jawab Zidan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things
RandomKarena siapapun tidak akan pernah tau takdir apa yang akan menunggu kita ke depan. Bahkan apa yang terjadi satu menit ke depan pun tidak ada yang akan pernah tau begitupula antara kamu dan takdir ku.