Darling I want all the strings attached. I love it when you look at me like that. And you're the only girl that brings me back. Cause baby I want all the strings attached. It's like always and forever - Shawn Mendes.
"Kalian Kenapa sih?" Tanya Siwi, pelatih cheers.
"Dia nih Bu, dia nih banyak tingkah." Tuding Fifi.
"Kamu bikin apalagi sih?!" Bentak Siwi.
Salwa hanya diam tidak berkutik.
"Udah ikut Ibu ke dalem!" Tarik Siwi membawa Salwa ke dalam rumah.
"Hah...! Kapok lo! Mampus...mampus! Emang enak!" Ejek Fifi.
Sedangkan yang lainnya hanya bisa melihat kejadian itu tanpa berbuat apa-apa, termasuk Ana dan Meri.
"Beresin!" Titah Fifi pada Ana.
Terlihat raut wajah emosi dari Ana dan juga Meri.
Didalam rumah...
Siwi membawa Salwa ke dapur.
"Nih...cuci piring yang kotor ini. Dan untuk malam ini kamu gak boleh ikutan latihan, ngerti?!"
"Yah...Ibu..." Kata Salwa menunduk.
Siwi tidak memperdulikan ocehan dari Salwa dan langsung pergi ke luar dapur.
"Aduh...kena lagi." Gerutu Salwa mencuci piring yang kotor.
Terlihat Ana yang datang ke dapur.
"Salwa...Salwa, sini biar aku aja. Aku Bantuin, itung-itung sebagai ucapan terima kasih karena udah nolong aku tadi." Senyum Ana.
"Santai aja kali...Salwa paling gak suka aja, kalo misalnya liat ada orang yang ngebully. Emang Fifi itu paling sempurna? Engga, kan? Apalagi masalah fisik, itu sama aja dia yang ngehina ciptaan Tuhan. Bener gak?" Tanya Salwa. Ana hanya manggut-manggut setuju.
'Ternyata Fifi cuman cantik dari luarnya aja, hatinya sama sekali gak secantik wajahnya. Beda banget sama Salwa, dia cantik luar dalem.' Batin Marvel yang ternyata pura-pura sebagai Sekong.
"Oke kita gabungin ya dari awal sampe akhir." Komando Fifi.
"Five...six...seven...eight..."
Terlihat Salwa yang mengendap-endap melihat latihan mereka dari belakang. Dan juga Ana, Meri dan Susi yang terus mengikuti Salwa dari belakang.
Sesekali Salwa mengikuti gerakan mereka.
"Kalo gini terus, bakalan berat buat Salwa. Jing!" kata Ana sedikit berbisik pada Meri dan Ana.
-------
Keesokan harinya, terlihat semua anggota cheers akan melanjutkan latihannya kembali. Salwa yang sudah siap langsung keluar dari kamarnya.
Terlihat raut wajah Salwa yang seperti memikirkan sesuatu.
"Apa ya?" Tanya Salwa pada dirinya sendiri.
"Oh iya, pompom ketinggalan." Kata Salwa kembali lagi ke dalam kamarnya.
Melihat Salwa masuk lagi ke dalam kamarnya, Fifi berinisiatif untuk mengunci Salwa dari dalam kamarnya. Dia langsung mengambil kunci kamar Salwa dari dalam dan mengunci nya dari luar.
"Lah...?! Eh...! Jangan kunci in Salwa...!" Teriak Salwa dari dalam kamarnya.
"Heh...! Buka...!"
Fifi malah tertawa senang dan pergi meninggalkan Salwa sambil membawa kunci kamar Salwa.
"Fifi...! Ih...!" Geram Salwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things
RandomKarena siapapun tidak akan pernah tau takdir apa yang akan menunggu kita ke depan. Bahkan apa yang terjadi satu menit ke depan pun tidak ada yang akan pernah tau begitupula antara kamu dan takdir ku.