We're a thousand miles from comfort, We have traveled land and sea. But as long as you are with me, There's no place I rather be
I would wait forever, Exulted in the scene. As long as I am with you, My heart continues to beat - Clean Bandit
Seperti rutinitas Salwa di akhir pekan, yaitu membersihkan Conan si sepeda kesayangannya. Terlihat Salwa dengan giat membersihkan sepeda nya. Marvel yang melihat Salwa, langsung menghampirinya dengan senyuman yang tidak pernah lepas dari bibirnya.
"Ya elah...sepeda mulu yang dibersihin, sekali-kali hati gue dong dibersihin." Gombal Marvel tersenyum manis ke arah Salwa.
"Maksud Marvel? Hati Marvel kotor?" Tanya Salwa polos.
"Ya engga, ya gimana ya. Hati gue ini lagi berdebu, kosong gak ada yang nempatin." Kata Marvel memegang dada bidangnya dengan muka yang dibuat sememelas mungkin.
"Marvel ngomong apa sih...?! Lagi ngigo ya?" Tanya Salwa meninggalkannya Marvel.
Dengan cepat Marvel menarik tangan Salwa.
"Eh, Sal." Kata Marvel memegang kedua tangan Salwa dan menatap matanya lekat-lekat.
"Gue serius. Gue bener-bener baru nyadar, kalo gue Cinta sama lo." Kata Marvel yang sontak membuat Salwa terkejut.
"Marvel serius?! Marvel engga Abis mabuk minum Susu gembira, kan?" Tanya Salwa kaget.
"Engga, gue engga lagi mabuk apapun. Gue serius, gue pengen lo jadi pacar gue." Kata Marvel tersenyum manis ke arah Salwa.
Dengan salah tingkah Salwa pun membalas senyuman itu, tapi dia tidak berkata apapun.
"Kok lo diem aja, lo gak mau ya jadi pacar gue." kata Marvel dengan nada yang kecewa.
Salwa melepaskan genggaman tangan Marvel perlahan.
"Marvel serius?" Tanya Salwa yang sepertinya tidak ada pertanyaan lain selain itu.
"Iya, gue serius." Geram Marvel.
"Hmm...Salwa pikir-pikir dulu deh, nanti Salwa kabar in lagi setelah Salwa lomba cheers. Oke?" Kata Salwa masuk ke dalam rumahnya dan meninggalkan Marvel yang melongo dengan jawaban Salwa.
"Ya elah...kayanya gue kena karma deh sama Salwa. Dulu aja pas dia suka sama gue, gue tolak. Sekarang, gue udah jatuh cinta sama dia...gue dicuekin. Aduh Bunda...tolong..." Rengek Marvel menangkup kedua wajahnya.
Salwa bersandar pada sandaran kasurnya, dia masih mengingat bagaimana tadi Marvel menembaknya. Tapi dia juga menerawang kembali, bagaimana dia sudah terlalu jauh mencintai Marvel. Bukan hanya itu saja, tapi terlalu menyakitkan mencintai laki-laki itu. Terlalu banyak pengorbanan yang dia lewati demi mencintai Marvel.
Drrttt...Drrttt...
From : Zidan
Salwa! Jadi gak?
Salwa tersenyum ketika membaca pesan itu, kini ada matahari yang membuat mendung di hatinya itu bersinar kembali.
To : Zidan
Jadi dong, tapi Salwa mau ke rumah Zidan. Sekalian silaturahmi ke Tante Tiwi, udah lama engga ketemu.
Akhirnya Salwa bersiap untuk pergi ke rumah Zidan. Baru saja dia akan turun dari tangga, terlihat Zidan sudah berada disofa ruang tamu.
"Loh...?! Zidan?! Kok ada disini, tadinya Salwa mau langsung ke rumah Zidan." kata Salwa kaget dan menghampiri Zidan.
"Kamu kelamaan, jadi aku langsung dateng aja ke sini." Jawab Zidan langsung menarik tangan Salwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things
RandomKarena siapapun tidak akan pernah tau takdir apa yang akan menunggu kita ke depan. Bahkan apa yang terjadi satu menit ke depan pun tidak ada yang akan pernah tau begitupula antara kamu dan takdir ku.