Can we keep each other company? Maybe we can be each other's company. - Justin Bieber.
Salwa berjalan menyusuri jalanan sunyi dan juga becek bekas hujan deras tadi sore.
Angin malam ini terasa begitu menusuk kulit dan Salwa hanya memakai kaos biasa tanpa memakai jaket sebagai penghangat.
"Ah, udahlah. Lagian Salwa udah hampir nyampe mini market." Kata Salwa melanjutkan kembali langkah kakinya.
Yap, dia sekarang akan menuju sebuah mini market dekat rumahnya. Dia berniat untuk membeli cemilan.
"Hai, Salwa. Tumben belanja nya malem kaya gini?" Sapa seseorang Saat Salwa akan membayar barang belanjaannya.
"Kenapa? Emang gak boleh?" Tanya Salwa jutek. Karena kasir itu adalah teman dekat Salwa. Dia adalah Dhani.
"Apa lo engga denger cerita tentang nenek tua yang meninggal beberapa bulan lalu?" Bisik Dhani.
"Emang urusannya sama Salwa apa?"
"Dia selalu nampakin wujudnya kalo abis ujan, dia bakalan berdiri digubuk kecil usang yang engga jauh dari mini market ini. Dan lo tau apa yang bakalan dia lakuin?"
"Udah cukup, Salwa sama sekali engga tertarik. Dhani!"
"Dia bakalan mencekik leher siapapun yang melihatnya dan..."
"Kalo Dhani mau nakutin Salwa itu engga bakalan berhasil. Dhani kan tau Salwa bukan orang yang penakut!"
"Ah, ya. Gue lupa, lo kan lebih menakutkan daripada hantu." Tawa Dhani.
"Udah, buruan. Salwa harus bayar berapa?"
********
Salwa keluar dari mini market dan dia baru menyadari tenyata gerimis kembali mengguyur kota ini.
Salwa sedikit berlari, dia tidak ingin basah kuyup malam ini.
Tiba-tiba langkahnya terhenti, dia menyadari jika ada seseorang yang mengikutinya.
Siapa yang ngikutin Salwa? Apa nenek tua itu? Salwa harus ngapain?
Salwa tidak berani menoleh karena dia teringat cerita nenek tua yang Dhani ceritakan tadi.
Bego! Dia engga sadar kalo gue ngikutin dia dari tadi.
Orang itu menutup retsleting jaketnya hingga menutupi wajahnya. Dan terlihat kepalanya mirip kepala Hiu, karena jaket itu bermotif kepala Hiu.
Lalu perlahan-lahan, orang itu mendekati Salwa dari belakang.
Zidan tolongin Salwa!
"Salwa!" Kejut orang itu memegang bahu Salwa.
"Hah!!!" Teriak Salwa berbalik dan memukuli orang itu dengan kantong belanjaan nya sambil terus berteriak.
"Ini aku, Marvel! Marvel!" Teriak orang itu yang ternyata Marvel karena kesakitan.
"Siapa? Mar...Marvel?" Kata Salwa menghentikan pukulannya.
Merasa tidak ada pukulan lagi, Marvel menengadah kan kepalanya. Tapi saat Salwa melihat kepala Marvel, yang dilihatnya bukan wajah Marvel. Melainkan wajah Hiu yang menyeramkan.
"Ah...!!!" Teriaknya histeris kembali. "Seseorang bantu Salwa!" Teriaknya kembali memukul Marvel.
Marvel membuka retsleting jaketnya dan memperlihatkan wajahnya.
"Ini aku!" Teriaknya membuka retsleting jaket.
Seketika Salwa terpana. "Marvel?" Katanya saat melihat Marvel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things
RandomKarena siapapun tidak akan pernah tau takdir apa yang akan menunggu kita ke depan. Bahkan apa yang terjadi satu menit ke depan pun tidak ada yang akan pernah tau begitupula antara kamu dan takdir ku.