That should be me, holdin your hand. That should be me, makin you laugh. That should be me, this is so sad. That should be me - Justin Bieber.
Terlihat laki-laki itu berpikir sejenak dengan pertanyaan perempuan itu, dia melihat ke sekeliling dan menemukan 2 orang yang tengah sibuk memperhatikan mereka.
-----------------------
Dan terukir senyuman licik dibibir Marvel, saat dia melihat Salwa dan Zidan yang memperhatikan mereka. Lebih tepatnya sih Salwa, sedangkan Zidan terlihat kesal.
'Si Salwa masih aja ngikutin gue. Hmm...mesti gue kasih pelajaran nih anak, biar dia sadar kalo gue ogah sama dia.' Batin Marvel tersenyum senang.
"Iya, gue mau jadi pacar lo." Jawab Marvel tersenyum manis.
"Serius?!" Tanya Fifi tersenyum senang dan kaget.
Salwa tercengang kaget mendengar dan melihat hal itu.
Mendengar saat Marvel menerima cintanya Fifi pada saat itu juga.
Dan melihat Marvel dan Fifi berpelukan didepan matanya.
"Marvel...Marvel jadian sama Fifi." lirih Salwa.
"Cowo kupret! Emang kurang ajar banget! Anjing tu cowo! Banci!" Geram Zidan dan mendatangi Marvel dengan tangan yang sudah mengepal menahan amarah.
"Zidan...?" Panggil Salwa, tapi Zidan menghiraukan panggilan itu dan terus melangkah menuju Marvel.
"Heh...kupret! Anjing!" Bentak Zidan menarik kerah kemeja Marvel.
"Enak banget lo rangkul-rangkulan sama cewe laen, lo tau gak?! Gara-gara lo, Salwa jadi sedih tau gak?!" Dorong Zidan.
Salwa berusaha meleraikan pertengkaran mereka.
"Emang apa urusannya sama gue?" Dorong Marvel pada Zidan keras hingga membuat Salwa yang berada dibelakang Zidan terjatuh.
"Aw...!" Pekik Salwa.
"Lo nyolot ya...!" Pukul Zidan tepat dipipi Marvel.
Tidak mau kalah, Marvel menendang perut Zidan keras. Dan terjadilah perkelahian. Hingga Salwa dengan tertatih, karena kakinya terkilir akibat jatuh tadi. Berusaha meleraikan kembali mereka.
Tapi sayang, dia malah terkena pukulan dari Marvel yang bermaksud pada Zidan. Pukulan itu tepat mengenai ujung bibir Salwa yang mengakibatkan bibirnya mengeluarkan darah.
"Aw...!" Jerit Salwa terjatuh dan memegang pipinya.
Zidan dan Marvel lansung berhenti berkelahi. Zidan dengan sigap langsung membantu Salwa bangun.
Marvel dengan refleks ikut membantu Salwa.
"Apaan sih lo?! Jing!" Bentak Zidan mendorong keras bahu Marvel.
"Lo itu udah nyakitin hati sama badan Salwa tau gak?!" Bentak Zidan lagi.
"Engga kok, Dan. Salwa gak papa." Lirih Salwa memegang tangan Zidan yang memegang pipinya.
"Lo gila! Lo gila tau gak?!" Teriak Zidan.
Salwa lebih memilih pulang ke rumahnya.
"Assalamualaikum, Bun..." Salam Salwa dengan dibopong Zidan karena kakinya sangat sakit akibat terkilir tadi.
Untungnya sebelum pulang ke rumah, Zidan membersihkan terlebih dahulu ujung bibir Salwa.
"Waalaikumsallam, Astagfirullah. Salwa!" Teriak Raline yang melihat ujung bibir anaknya lebam dan Zidan yang membopong dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things
RandomKarena siapapun tidak akan pernah tau takdir apa yang akan menunggu kita ke depan. Bahkan apa yang terjadi satu menit ke depan pun tidak ada yang akan pernah tau begitupula antara kamu dan takdir ku.