"Kau yakin, kau... err, hamil?" Pria berparas tampan dengan tinggi tubuh 183 cm itu, bertanya dengan sangat hati-hati pada istrinya yang duduk di sebelah kirinya. Sore itu, mereka berdua tengah berada di salah satu rumah sakit ternama di kota Sydney. Menunggu hasil tes laboratorium yang kedua.
Lee Sena melemparkan tatapan tajam pada suaminya sebelum mendaratkan cubitan manis di pinggang pria itu. Membuat sang pria mendesis kala merasakan kuku terawat Sena mendarat di sana.
"Tentu saja! Kau pikir apa yang kita lakukan setiap malam tidak akan membuahkan hasil, begitu?" Tanyanya sarkastik. Demi Tuhan! Dia benar-benar hamil. Kenapa suaminya itu tidak memercayainya?
"Tentu saja, sweetheart." Dean Alexander Lee, pria keturunan Australia-Korea itu, mengulurkan tangannya, mengusap lembut kerutan di kening istrinya. "Aku hanya..."
"Hanya apa?" Potong Sena cepat. Dia menepis tangan suaminya. "Kau meragukan tes yang aku lakukan tiga bulan yang lalu. Dan sekarang, saat kau memintaku melakulan tes ulang, aku menurutinya. Dan apalagi, Dean?" Sena menghela nafas. "Kau masih meragukan hasil tes itu, lagi?" Dia mengalihkan tatapannya saat merasakan desakan air mata sialan yang memaksa keluar. 'Tidak! Jangan menjadi wanita cengeng, Lee Sena.' Dia sendiri juga bingung, kenapa akhir-akhir ini dirinya berubah menjadi sangat melankolis. Mungkin karena hormon kehamilan. Mungkin saja.
Dean menghela nafas, dia tidak bermaksud membuat istrinya bersedih. Tangannya terulur, meraih dagu Sena, memaksa gadis itu menatapnya. "Bukan begitu, sayang. Aku percaya padamu." Dia menatap lembut mata coklat istrinya. "Hanya saja..." Kemudian dia melirik ke arah perut Sena yang terlihat masih rata, meski perempuan itu mengaku; bahwa di dalam perutnya itu, malaikat kecil mereka telah berusia tiga bulan.
Sena mengikuti arah tatapan Dean. Kemudian mengusap sayang perutnya. Dia tahu, apa yang dipikirkan oleh otak jenius milik suaminya itu. "Dia ada di dalam sini." Ucapnya dengan nada serak. Dean mengernyit saat mendengar nada serak dalam suara Sena. Tidak ingin membuat istrinya semakin bersedih, dia mengangguk, lalu mendongak saat seseorang memanggil namanya.
"Mr. Alexander..." Wanita berusia 35 tahun dengan pakaian dokter itu, tersenyum ramah dan menyerahkan map berwarna biru itu kepada Dean. "Hasil tes kedua Mrs. Alexander, tidak akan berbeda dengan hasil yang pertama." Wanita itu tersenyum pada Sena dan mengedipkan sebelah matanya. Membuat Sena akhirnya tersenyum geli karena tingkah wanita itu.
"Terima kasih, Anne." Dean segera berdiri, diikuti oleh Sena. Dia kemudian menjabat tangan dokter Anne Wayne, dokter spesialis kandungan yang juga adalah sahabatnya. Dia dan Sena kemudian berpamitan pulang.
-oOo-
Sesampainya di rumah, Dean langsung berjalan menuju ruang kerjanya di lantai satu rumah mewahnya. Sena mengikutinya dari belakang. Mendengus keras saat suaminya berjalan setengah berlari.
"Oh, sayang... Jika nanti kau sudah besar, jangan tiru kelakuan minus daddymu." Sena menghentikan langkahnya hanya untuk mengusap perutnya, mencoba menjalin komunikasi dengan calon bayinya meski dia tahu, janin itu belum bisa mendengar apa yang dia katakan. "Lihat, dia jauh lebih mementingkan pekerjaannya daripada mommymu."
"Aku mendengarkan itu, sayang...." Dean yang telah sampai di depan pintu ruang kerjanya, berseru lalu menoleh ke belakang, terkekeh saat mendapati raut masam istrinya. "Ayo..." Tanpa menunggu Sena, dia masuk terlebih dahulu ke dalam ruangan kerja itu.
Saat dalam perjalan pulang tadi, sekretarisnya yang berada di Canberra menghubunginya, mengatakan jika beberapa dokumen yang pagi tadi diminta olehnya, telah dikirim ke alamat e-mail miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE | Cho Kyuhyun & Oh Taerin
Fanfic{ENDING🏁} ♡♡♡ "Kesalahanku adalah tidak mengatakan kebenarannya sejak awal." - Cho Kyuhyun DO NOT COPY MY STORY❎ ===== ===== ===== ===== ==== ===== ===== MINE ©2016, Flaming Teeth Rich