Bab 2

23.9K 1K 121
                                    

Cho Kyuhyun benar-benar menepati janjinya untuk memberi kebebasan pada Taerin. Gadis cantik bermata indah itu telah kembali menghirup udara bebas-tak lagi terkurung dalam sangkar sang elang. Taerin bahagia? Tentu saja. Tapi dia masih kesal pada Kyuhyun yang tak memperbolehkannya pulang ke rumahnya sendiri. Dengan sikap otoriter yang selalu ditunjukkan laki-laki itu padanya, Taerin selalu kalah melawan dominasi Kyuhyun. Laki-laki itu tak akan pernah membiarkan Taerin pergi dari rumahnya.

Terlepas dari itu semua, Taerin bersyukur bisa kembali bekerja di tempatnya bekerja dulu. Awalnya, Taerin mengira jika Manager Park telah memecatnya karena membolos tanpa izin selama satu minggu. Tapi kekhawatirannya itu tak berdampak apa-apa. Sehari setelah insiden dimana Cho Kyuhyun mengambil paksa ehm kegadisannya, Manager Park menghubunginya melalui sambungan telepon-mengatakan bahwa Taerin harus kembali bekerja tanpa penolakan apapun. Alasannya cukup sederhana; beberapa pelanggan tetap minimarket itu menanyakan keberadaannya. Taerin merasa aneh dengan alasan itu, pasalnya di minimarket itu ada setidaknya empat pegawai perempuan yang-menurut Taerin-berparas cantik dan mereka semua memiliki tingkat kesopanan yang lebih baik-menurut Taerin lagi-dibanding dengan dirinya. Jika dipikir-pikir, tak mungkin pelanggan tetap itu menanyakan keberadaannya-mengingat ada lebih dari dua orang karyawati senior yang lebih berpengalaman darinya. Dan Taerin tak ingin ambil pusing dengan alasan itu. Yang terpenting sekarang dia bisa kembali bekerja tanpa harus membolos lagi.

Hampir tiga minggu Taerin kembali bergelut di balik meja kasir-melayani dengan ramah dan sopan setiap pengunjung yang datang ke minimarket itu. Suasana minimarket itu tetap sama. Tetap ramai oleh para pengunjung. Tapi ada satu yang aneh-pemilik minimarket tempatnya bekerja, tak pernah sekalipun menunjukkan batang hidungnya selama tiga minggu belakangan ini. Taerin sempat bertanya pada teman-temannya, mereka mengatakan; sudah tiga minggu ini Manager Park sedang keluar kota. Terhitung sejak dia tidak masuk selama satu minggu.

Taerin menghela nafas lega setelah melayani beberapa pengunjung-menghitung total belanjaan mereka pada komputer di depannya. Dia tak tahu kenapa akhir-akhir ini dirinya cepat sekali merasa lelah. Dan terkadang nafsu makannya menghilang dengan cepat. Baru beberapa menit lalu, ia merasa lapar, tak sampai lima menit, nafsu makannya hilang begitu saja. Taerin tak tahu ada apa dengan tubuhnya. Dia berpikir; mungkin efek pekerjaan dan cuaca yang sedang tak menentu. Dan terkadang, dia cepat sekali terbawa emosi. Apalagi saat Kyuhyun menggodanya; dia akan marah, lalu merengek pada Kyuhyun dan menangis jika laki-laki itu tak mau mengalah padanya.

"Taerin-ah, kau sudah selesai?"

Lamunannya buyar ketika seorang karyawati dengan name tag Irene, menghampirinya dan berdiri di sebelahnya. Belum sempat ia menjawab, Irene bertanya lagi padanya. Kali ini bukan sekedar pertanyaan. Tapi kekhawatiran,

"Kau kelihatan pucat. Kau baik?"

"O-oh..ne, aku baik."

Irene mengangguk, mengerti dan tak lagi mengkhawatirkan Taerin-meski dia sendiri tahu jika Taerin terlihat tidak baik-baik saja.

"Eh, selama seminggu kemarin kau kemana? Kenapa tidak memberitahuku jika kau tidak masuk?"

"O..itu.."

Belum sempat Terin meneruskan kalimatnya, Irene kembali melanjutkan, "Kata Manager Park, kau sedang liburan ke luar kota. Dan meminta izin selama seminggu. Kau pergi kemana Taerin-ah?"

Taerin mengerutkan keningnya, merasa aneh dengan pernyataan Irene itu. Benarkah Manager Park mengatakan seperti itu? Tapi kapan dia meminta izin? Dan..apa tadi? Untuk liburan? Jangankan liburan, dia malah terkurung dalam sangkar sang mata elang.

Setahunya dia tak pernah mengatakan apapun pada Manager Park; kemana dia pergi selama seminggu. Tak ada yang tahu kemana Taerin pergi. Lalu, darimana Manager Park menarik kesimpulan; jika dia tidak masuk selama satu minggu karena sedang berlibur?

MINE | Cho Kyuhyun & Oh TaerinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang