'non?' teriak bi inam dari luar kamarku
'Iya bi, masuk aja?'
'Non, ada tamu! ujar bi inam
'Tamu, siapa malem-malem gini', pikirku
'Siapa bi?'
'Duh siapa yah non, yang pernah tempo hari datang kesini tapi bibi lupa non!'
'Yah sudah, dibuat minum aja', sambil bergegas menuju lantai 1
'Mas pras??', aku terpengangah melihat mas pras dan abi yang sedang serius diskusi di ruang tamu.
'Eh niss, maaf menganggu malam-malam gini' ujar pras
'Gak apa-apa kok mas', balasku yang kemudian duduk disamping abi
'Abi sama mas pras, lagi ngomongin apa sih, kok serius', tanyaku ke abi
'Gak kok biasa urusan catur sayang', ujar abi kepadaku sambil mengusap kepalaku
'Yah udah kalian ngobrol aja, abi mau nemanin umi dulu'
'MAAF OM', potong mas pras, membuat langkah abi terhenti
'Yah gimana nak pras' tanya abi menoleh ke mas pras
'Kedatangan pras malam ini tidak hanya mau ngobrol sama nisa saja, tapi sekalian sama om juga' ujar mas pras berhati-hati
'Mas pras mau ngomongin apa sih, kok abi harus disini segala..', batinku sesaat melihat abi kembali duduk.
'Maff om kalo pras lancang, maksud kedatangan pras malam ini, adalah ingin melamar nisa', ujar pras menatap lurus abi
APA? tanya yang meluncur saja dari mulutku.
Sungguh pernyataan mas pras ini membuat jantungku hampir lepas, bukannya tadi pagi kita bertemu di kampus, mas pras tidak pernah menyingung masalah ini, memang benar sekilas aku menyadari bahwa sikap mas pras benar-benar beda terhadapku, cara dia melihatku dan memperlakukanku benar-benar beda, walaupun aku juga benar-benar sangat menginginkan mas pras menjadi pendampingku, Bagaimana tidak mas pras adalah sosok yang sempurna menurutku, tapi sudahlah itu tetap akan percuma.
'Maff niss, mas gak pernah ngomongin ini dulu tapi, mas benar-benar menaruh hati sama nis dari semenjak kuliah dulu', ujar pras yang berhasil membuat wajahku merona
Ternyata tidak hanya aku, mas pras juga merasa hal yang sama, ya ampun nis, gak boleh.. gak boleh... ini gak benar' batinku
'Bagaimana menurut om, jika kiranya om setuju besok pras dan keluarga akan kesini ?', tanya pras
Abi dan aku saling menatap, ruangan ini tiba-tiba serasa dingin.
abi membenarkan duduknya ' Nak pras!' sahut abi, pras menatap abi lebih dalam
'Jujur om sangat senang dengan niat baiknya pras, dan om tentu akan bahagia kalo pras menjadi menantunya om, tapi om mohon maaf nak pras, mungkin nissa belum bilang, kalo om sudah menerima lamaran orang lain sebulan yang lalu, sebelum nisa kembali Indonesia' cerita abi, dan kulihat mas pras sepertinya kaget matanya berkaca
'Lamaran? maksudnya om?' tanya mas pras lemah
' Nisa sudah om jodohkan dari kecil pras, dan bulan lalu pihak laki-lakinya sudah melamar secara resmi' balas abi, pras menatapku lama, seakan-akan ingin mencari keberaan dari aku
Aku hanya menundu tak berani menatap mata mas pras. 'maaf mas pras...', batinku
'Jadi pras sudah tidak punya kesempatan om' tanya mas pras
'Maff nak pras, mungkin belum berjodoh, jika pras dan nisa jodoh om yakin jalannya pasti ada' balas abi
'bi... teriakan umi dari dapur
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Mahasiswaku
EspiritualBukanya Dia mahasiswa mesum yang tadi aku temui di kampus. Hati-hati nis, Itu Iqbal mahasiswa paling bandel di kampus ini. ujar pras. Ya ampun bi... orang macam itu kah yang abi jodohkan dengan ku... YA Allah Apakah tidak ada lelaki lain kenapa har...