3

7K 256 4
                                    

'Assalamu Alaikum...'

'oh bu nisa, silahkan masuk?', ujar pak damar, sekretaris prodi

Jujur mendengarkan pak damar menyebutkanku dengan sebutan "Ibu" kok rasanya kayak emak-emak yah.

'Kata pak pras bapak memanggil saya?',  tanyaku sopan

'Iya bu, gini bu, sebentar nantikan saya mau lanjutin S3, jadi ada beberapa hal yang ingin saya minta tolong ke ibu..!',  jelas pak damar

'Iya pak, kira-kira apa yang bisa saya bantu pak, Insha Allah saya bantu', balasku

'Gini bu nisa, saya punya bimbingan Tugas Akhir ada sekitar 30 mahasiswa, nah sebagian sudah saya minta tolong ke teman-teman dosen yang lain, nah cuman ada 3 orang yang belum dapat pengganti bimbingan, jadi kalo bisa 3 orang ini bu nisa dapat membantu mereka', 

'Tapi pak, saya merasa belum Pede, sayakan baru disini, malah belum sampai seminggu', ujarku

'Aduh bu nisa, trak rekord  bu nisa selama study sudah cukup bagi saya,saya yakin kalo bu nisa pasti bisa malah mungkin jauh lebih baik daripada saya', jawab pak damar

Aku hanya menganguk...

'Apa bu nisa mau membantu saya! tanya pak damar kembali

'Insha Allah pak..' balas ku singkat, 

'Alhamdulillah, ini catatan progres mereka bu nisa, nanti selesai kuliah saya minta ketiga anak ini menghadap ibu', ujar pak damar sambil menyodorkan beberapa berkas.

*Ruang Prodi

'Udah makan niss?', tanya mas pras mengangetkan ku

'Belum mas, bentar lagi.. masih nungguin mahasiswa' balasku

'Kok nungguin mahasiswa, harusnya mahasiswa yang nungguin kamu nis' 

sejenak aku memikirkan perkataan mas pras, Benar juga ngapain juga aku nunguin mahasiswa yang udah hampir 2 jam gak nongol-nongol,  padahal waktu kuliah dulu, setiap kali janjian dengan dosen, aku rasanya panik, kayak nonton film horor, malah 30 menit sebelum waktu janjian aku sudah duduk manis di depan ruangan mereka.

'Emang siapa sih mahasiswanya!', tanya mas pras, aku menoleh ke kertas..

' Mmmm Muhammad Iqbal  mas' balas ku

'Muhammad Iqbal NPM 071?' tanya mas pras kaget

' Iya benar.. mas kenal', balasku balik

'Ya ampun hati-hati nis , iqbal itu mahasiswa paling bandel di kampus ini'

'Bandel gimana mas?', tanyaku penasaran

'yah gimana gak bandel, semua dosen aja gak mau jadi pembimbingnya'

'APA?'

'Kenapa niss? tanya pras panik

'Sekarang aku jadi dosen pembimbingnya mas',  jawabku lemah

'Ya ampun nis... bukanya dosen pembimbinya pak damar?'

'Iya tadinya tapi pak damar, minta aku lanjutin' 

'Kayaknya semua dosen menolaknya, makanya kamu satu-satunya alternatif'

'Ya ampun mas, kok jadi seram gine' balasku

'Maaf bu nisa , pak pras menganggu...', sapa pak damar  dari pintu ruangan, sontak membuatku dan mas pras kaget.

'oh ya pak damar bagaimana?', balasku sopan

Sini kamu? ujar pak damar ke seseorang dari luar ruangan

lelaki itu masuk perlahan-lahan, dan bukannya dia mahasiswa mesum yang ditoilet itu, jangan bilang kalo dia mahasiswa yang nanti aku bimbing, pak damar please jangan bilang dia Muhammad iqbal.

'Kamu, saya minta ketemu bu nisa kamu mala asyik nongkrong di kantin, mau sampai kapan kamu begini, gak niat lulus, saya heran mengapa gadis-gadis diluar sana mengidolakan kamu, sana menghadap sama bu nisa?' teriak pak damar

lelaki itu berjalan mengahampiriku...

"IQBAAL?teriak pak damar kembali

'Jangan macam-macam, jika kali ini kamu berualah lagi, bapak gak bisa bantu kamu lagi, ibu nisa satu-satu nya pembimbing yang masih bersedia menerima mu', nasehat pak damar sebelum meninggalkan ruangan

ya ampun pak damar, kalo aku tahu ini mahasiswanya, aku juga bakal gak mau nerima juga.. 'ya Ampun nisa ingat kamu itu dosen, kamu harus bisa menerima siapa pun' batinku.

'Saya sudah baca, beberapa catatan progres kamu dari pak damar, minggu depan silahkan balik ke saya dengan bab I mu, ini beberapa papper yang terkait judul kamu, sudah saya baca barusan dan tentu sangat akan membantu kamu nanti, oh yah kamu bisa temuin saya kamis besok  lepas sholat dzuhur di perpustakan', jelasku singkat dan padat.

Tegas memang perlu, itulah yang aku pelajari dari beberapa dosen ku yang lalu, kalo tidak memberikan deadline biasanya mahasiswa itu banyak menunda-dunda, sebenarnya semua gaya mengajarku dan cara menghadapi mahasiswa itu ku titukan dari profesor Lee.

'saya usahakan' jawab iqbal meninggalkan tanpa pamit.

'tuh kan nis, gak sopan anaknya', ujar mas pras

*PARKIRAN

'Tadaaaaaaaaaaaaaa......' teriak seseorang lelaki  mengejutkan ku

'ih Mas yogaaaaaaa....' jawabku sambil memeluknya

'kapan datang mas?',  tanyaku manja

'Udah kita makan dulu, mas lapar .. kantinmu dimana nis!

'Makan disini mas?'

'Iya, sekalian nostalgia... liatin cewek-cewek cantik'

'idih mas... ingat benar lagi jadi suami orang' jawabku

*Kantin

Pak damar mengirimkan pesan singkat tadi pagi, isinya terkait pergantian dosen pembimbingku, namun yang membuat aku terperangah dosen yang mengantikannya itu ibu nisa.

'wah bal, kamu beruntung banget, tiap hari bisa liat wajahnya cantik bu nisa, ujar riswan, ketika kubacakan isi pesan dari pak damar. aku hanya diam, bagaimana mungkin aku menemuinya, dia pasti mengenaliku. batinku

'bal, bilangin pak damar, aku juga dong, kitakan judulnya hampir sama, pasti bu nisaa nya mau' bujuk riswan

'ogah ngomong aja sendiri' balasku

baru niat berdiri, teriak pak damar mengagetkanku, tadinya aku memilih lari, tapi apa daya krak bajuku sudah ditanganya pak damar.

aku melihat bu nisa menatapku dengan kaget, sepertinya dia syok bahwa aku lah yang menjadi mahasiswa bimbingannya, dan pak pras ngapain juga dia dekat-dekat bu nisa, cari muka amat.

Baru kali ini aku ketemu dosen yang seperti ini, dia langsung memberikan beberapa list papper yang harus aku baca, kapan dia sempat mencarinya aku aja judul dari setahun lalu belum sempat mencari referensi.

Aku berjalan keluar tanpa pamit pada keduanya, ku dengar pak pras membicarakanku tentu sudah pasti bukan hal baik.

aku kembali ke kantin, sesaat kulihat ibu nisa merangkul seorang lelaki, dia tampak mesra bahkan tak mau tahu, gadis yang katanya alim ternyata juga seorang gadis, manja ketika bersama pacarnya.pikirku

kalo itu pacarnya bu nisa, lalu pak pras? kasiang banget di PHPin.

aku menatap lelaki itu secara saksama, ganteng sih.. tapi kok aku gak suka melihat bu nissa tersenyum manja pada lelaki itu.













'







Dia MahasiswakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang