[Proses REVISI]
Apa menunggu selama 2 tahun ini, aku baik-baik saja? Bayangkan, betapa sulitnya meneguhkan hati untuk setia ketika sebuah lembaran baru menjanjikan kebahagiaan.
-Delia-
Aku mencari selama 2 tahun ini, tapi aku malah mendapat pengkhia...
"Entah kenapa kamu selalu bisa bikin aku jatuh cinta sama kamu berkali-kali, dan malam ini kamu makin cantik pakai gaun ini." pria itu mengelus lembut rambut gadis dihadapannya, malam ini adalah malam yang spesial untuk mereka yang tengah merayakan hari jadi ke-dua tahun.
"Dan kamu selalu buat aku jatuh cinta tanpa jeda." tatapan itu seakan memeluk mesra penuh kehangatan untuk pria dihadapannya, menyekik cintanya dengan gamblang. Mereka tahu hubungan yang terlalu dini ini tak berbatas, menahan perasaan satu sama lain agar sama-sama tidak merusak masa depan.
"Aku sayang sama kamu, dan kamu tau itu kan?" ucap pria dengan senyuman yang paling manisnya.
Ia menggelengkan kepalanya ke-kanan dan ke-kiri, mencoba mengusir ingatan yang terus-menerus berputar mengelilingi ingatannya. Ia memandangi tubuh yang terbalut gaun merah muda cantik di hadapan cermin, entah mengapa ia harus terusik dan diingatkan kembali dengan adegan-adegan masa lalu. Seakan-akan ingatan itu adalah sebuah komedi putar yang hanya berputar pada satu titik. Seperti para planet berputar mengelilingi sang mentari pada porosnya. Atau seperti angin yang dengan setia dihirup jua di hempaskan tanpa rasa pamrih jua perih.
Dengan langkah yang melemas, ia menuruni setiap anak tangga dengan senyum yang sulit diartikan, jelas terlihat sangat dipaksakan. Ia mengusap air mukanya, menetralkan perasaan yang kembali berkecamuk mengacak-acak isi otak dan hatinya.
Gadis ini menatap lurus pemandangan yang selalu membuat senyumnya mengembang. Kedua orang tuanya yang selalu rukun, jauh dari kata perselisihan rumah tangga. Keluarga harmonis yang selalu menjaga jua mencintainya. Jika dipikir-pikir, mungkin ialah manusia yang paling bahagia meski dalam cinta ia berada pada fase paling terendah. Apapun itu, ia tetap mensyukuri semua yang ia dapatkan. Cinta kedua orang tuanya saja sudah cukup baginya saat ini. Apa lagi di usianya saat ini.
"Ma, Pa, gimana gaunnya, bagus gak? Makin cantik iyakan?" tanya gadis itu terkekeh geli atas ucapannya sendiri yang dengan bangga memamerkan gaun oleh-oleh dari Papanya yang baru pulang dari Prancis tersebut. Tak lupa dengan goretan senyum diwajahnya.
"Anak Mama sama Papa selalu cantik dong Sayang, sini-sini," jawab Mamanya lembut dengan senyum tulusnya. Sembari menarik anak kesayangannya untuk duduk disebelahnya. Gadis itu berhambur ke dalam pelukan Mamanya.
"Iya anak Papa cantik banget, oh iya ini Papa ada hadiah juga buat kamu yang udah masuk SMA Pancasila dengan nilai yang menakjubkan, Papa selalu bangga punya kamu." ujar Papanya sembari memberikan sebuah kotak berbentuk hati dengan warna merah muda cantik. Gadis ini menahan tangis haru di pelupuk matanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Pa ini apa? Aaa... Makasih hadiahnya," Ia melepaskan pelukannya dari mamanya berhambur memeluk Papanya sangat erat. Excited. Ia sangat bahagia memiliki keluarga utuh, ya meskipun ada luka yang tak terduga yang gadis ini sembunyikan. Menutup segala derita.