pertama dan terakhir (part 1)

717 40 0
                                    

Kejadian itu sudah berlalu semenjak seminggu yang lalu. Tapi entah kenapa ingatan itu masih saja terekam sempurna dalam otak Lian. Yah. Seminggu yang lalu dirinya menjadi menyukai hujan lagi. Dan seseorang yang merubahnya adalah Rano. Rano yang membuat trauma Lian hilang. Mungkin Lian akan seumur hidup berterimakasih kepada orang itu, karena gara-gara trauma itu hilang, Lian dapat menikmati hujan seperti dulu lagi. Seakan semua di diri Lian kembali seperti dulu. Cuma ada satu saja yang tidak mungkin di harapkan seperti dulu. Yaitu kembalinya sesosok Bara ke dalam kehidupan Lian. Hari ini adalah malam minggu. Malam bagi para jomblo di komplotan empat sekawan ini, kecuali Lian yang tidak jomblo sendiri untuk berkumpul di rumah Lian. Saat ini kamar Lian penuh dengan ketiga kawannya yang aneh bin ajaib.

"Duh. Malming. Duh jomblo. Duh sendirian. Duh syedih uwe. Perasaan RU isinya orang pacaran mulu" Nadin yang ada di pojokan sok sokan mewek pasang muka memelas dengan mata mantengin handphone.

"Elah. Tuh handphone pantengin mulu! Kek ada yang chat aja lu! Jomblo juga gaya gayaan" semprot Lian dengan seenaknya

"Suka suka gue dong. Iye caya yang udah enggak jomblo!" Nadin melengos

"Iya dongs, secara gitu gue menanggalkan nama jomblo gue. Emang elo? Nama jomblo di pake terus!? "

"Elah brisik aja lu bedua! Lagi fokus nih gue" Anya yang duduk di karpet sambil ngutak ngatik gitar milik Lian menyela.

"Elu yang brisik!!" kata Nadin dan Lian hampir barengan

"Iya deh iya" Anya mengalah

"Udah ah, kek anak kecil aja kerjaannya bacot mulu. Gue di sini jomblo fine fine aja tu" Katrin nyeplos dengan santainya

"Elah. Sekate kate lu deh kat"

"Loh? Jomblo bebas bos!" Kata Katrin sambil menaikkan satu alisnya

"Lah ? Dari pada taken tapi kek jomblo gitu? Malming juga kaga ada kemajuan, bukan pergi ama pacar eh masih aja mager stay di kasur" sindir Anya

"Apa lo kata tadi? Taik lo emang!" Kata Lian langsung melemparkan bantal ke arah Anya

"Taik ngomong tai"

"Dasar kudanil mangap!"

"Dugong! "

"Elu badak bercula 10"

"Pantat kambing"

"Elu maknya kambing"

"Elu ingusnya sapi"

"Heh! Kerak nasi!"

"Apa lu? Dasar kampungan!"

"Elu kampungan!"

"Elo"

"Lo! "

"Stoppp bisa kaga!!?" Katrin menghentikan percecokkan antara Lian dengan Anya

"Biar adil elo berdua sama sama taik!" kata Lian dengan suara lantang

"Elo!!" Lian dan Anya mengucapkannya secara berbarengan

"Elah udah napa? Eh, kayaknya ada yang H-1 nih" Katrin memandang satu persatu dengan senyum miringnya

"Apaan H-1?" Lian menatap Katrin meminta penjelasan

"Oh iya gue tau" Anya mulai connect

"Iya sih apaan H-1?" Nadin bingung

"Itu lho" Katrin mengisyaratkan sesuatu, matanya melirik ke arah Lian

"Ohh, iya tau gue" Nadin mangut mangut

"Apa cuma gue di sini yang gak ngeh sama yang kalian maksud?" Lian memelas

-AFTER RAIN-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang