After Rain .. (end)

495 27 1
                                    

Lian tengah duduk santai di ruang tamu di temani laptop kesayangannya. Lian menikmati hari libur setelah UNBK nya berlalu. Seperti hari-hari liburnya yang sudah-sudah, Lian hanya film maraton di temani cemilan cemilan kesukaannya.

"dekkk!!!" tiba-tiba suara bang yan memenuhi ruang tamu

"buset! Biasa aja manggilnya gue belum budek! Da paan sih!?"

"noh di cari"

"sapa?" Lian mengubah posisi duduknya yang semula tiduran jadi dalam posisi duduk. Kepalanya ia miringkan ke kanan ke arah abangnya.

Bang yan hanya mengedikkan bahu sedetik lalu berlalu begitu saja

"ck! Dasar abang bego!"

Alhasil Lian terpaksa meninggalkan drakornya dan bangkit dari sofa menuju depan rumah.

Ketika ia membukakan pintu, di lihatnya seorang laki-laki tengah bersender di mobil sport hitamnya.

"Bara?" Lian sempat terkejut, namun sedetik kemudian mukanya di buat senormal mungkin.

"hei, ganggu ya?"

"egg...gak kok" jawab Lian agak gugup

"jalan yuk?"

Lian sempat diam, tapi ia buru-buru menjawab "hah? Kemana?"

"nanti juga tau, ikut aja" Bara menarik tangan Lian, namun Lian menahan tangan Bara, yang membuat langkah Bara berhenti dan menoleh ke arah Lian.

"aku belum ganti baju" Lian tersenyum tipis.

"gak usah ganti, gitu aja udah cantik kok"

Lian hanya diam, menundukkan kepalanya.

"yuk, berangkat,"

Bara membukakan pintu mobil untuk Lian, baru setelah itu ia masuk ke mobil.

"ternyata kamu masih sama bar," batin Lian

☔☔☔

Dalam hitungan menit, mobil itu sampai di sebuah tempat. Tempat yang penuh kenangan bagi Lian. Mereka ada di danau pelangi.

"yuk" Bara mengulurkan tangannya.

Dengan ragu-ragu Lian menyambut uluran tangan itu.

Perlahan Lian mengikuti langkah Bara memasuki danau pelangi itu. Sejurus kemudian aroma kenangan seakan menyerbu otak Lian dengan sadis. Memunculkan kenangan-kenangan tentang Rano ke permukaan memorinya saat ini. 

Bara membawa Lian ke tepian dermaga kecil danau itu. Mereka duduk di tepian dermaga kecil. Bara diam. Lian diam. Pandangan mereka menatap lurus lurus ke depan. Sampai salah satu di antara mereka membuka pembicaraan.

"dulu tempat ini Rano namai sebagai base camp kita berdua" Bara membuka pembicaraan.

"Rano?"

"iya,"

"kalian-?" Lian tidak melanjutkan perkataannya, hanya menatap Bara lekat-lekat meminta jawaban atas pertanyaan yang belum sempat terucapkan. Berharap Bara mengerti apa maksud lanjutaan pertanyaan Lian lewat tatapan matanya.

"iya, aku sama Rano sahabat dari kecil"

Lian diam. Sorot matanya meminta Bara melanjutkan ceritanya.

"kita kemana-kemana selalu bareng. Orang tua kita sahabatan juga. Waktu aku sama dia umur 7 tahun, Rano sama orang tuanya pindah ke Jerman. Sayangnya dalam perjalanan pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan. Orang tua Rano hilang enggak di temuin. Beruntung Rano masih hidup. Sejak saat itu orang tua ku memutuskan ngangkat Rano jadi anaknya. Sejak itu kita saudaraan." 

-AFTER RAIN-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang