Dia kembali (again?)

933 42 0
                                    

Rano menyesap kopi hitam dari cangkirnya itu. Mencoba merilekskan pikiran. Kali ini dirinya berada di bangku panjang dekat kolam renang belakang rumah. Entah apa yang dia pikirkan. Entah mengapa bayang-bayang Lian terus saja terlintas di pikirannya.

"Kira-kira, cewek unik itu sedang apa ya? Udah makan kah dia? Apa dia udah pulang? Udah tidur kah dia?" pertanyaan itu terus saja menghujami pikirannya. Di liriknya handphone yang sejak tadi tergeletak sama sekali belum ia sentuh sejak tadi pagi. Di ambilnya handphonenya itu. Kini Rano sibuk mencari kontak Lian di line. Nah ketemu.

Hirano : heii tuan putri 😊

GiliancaDesky : paan?

Hirano : kok cuek?

GiliancaDesky : biarin

Hirano : jangan gitu dong 😞

GiliancaDesky : bodo. Elo kangen ya sama gue? Kaya gak ada orang lain aja yang di chat selain gue.

Hirano : emang iya gue kangen 😍

GiliancaDesky : dasar lebay

Hirano : tapi lo baik-baik aja kan?

GiliancaDesky : iya bawel

Hirano : ya udah sana tidur. Goodnight tuan putri. Have nice dream. Jangan lupa besok elo gue jemput. Jangan telat 😘

Gilianca : hmmm

Entah mengapa perasaan Rano terasa lega ketika ia mengetahui keadaan Lian baik-baik saja. Beban di benaknya hilang begitu saja. Kini otaknya enteng tanpa beban atau masalah apapun yang menyangkut cewek pemilik mata hitam pekat dan lesung pipit di kanan itu.

"Rano!!" tiba-tiba saja mamahnya Rano berteriak memanggil namanya

"Iya mah ada apa?" Rano membalas teriakan mamahnya itu

"Kesini nak. Ada tamu yang dateng." Mamahnya lagi-lagi berteriak. Kali ini lebih kencang

"Iya mah" Rano segera menuju sumber suara mamahnya berasal. Yaitu ruang tamu.

***

"Siapa sih mah?" Rano menggaruk garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Pandangannya tertunduk. Ketika ia mendongakkan kepalanya, alangkah terkejutnya Rano melihat seseorang yang tengah berdiri di hadapannya saat ini. Ia mengucek ucek matanya dan membuka matanya lebar-lebar. Ia mecubit pipinya beberapa kali. Rasanya sakit. Yah ini nyata. Ini bukan mimpi. Tapi bagaimana bisa?

"Melati?" nada bicara Rano tampak terkejut

"Kamu masih inget aku?"

"Iyalah. Rano gak bakalan ngelupain kamu nak" mamahnya Rano tersenyum lebar

"ELo? ELo kok bisa sih?" Rano masih tidak percaya Melati akan kembali ke kehidupannya yang sekarang.

"Ceritanya panjang" jawab Melati singkat

"Duduk nak" mamahnya Rano mempersilahkan Siska duduk. Di ikuti Rano yang masih saja syok.

"Tolong jelasin ke gue apa yang terjadi" Rano meminta penjelasan

"Oke. Jadi ceritanya gini. Waktu itu aku, mamah, sama papah berniat liburan ke bali. Untuk mempersingkat waktu, kami memutuskan menggunakan pesawat. Di tengah-tengah perjalanan, ternyata pesawat yang kami tumpangi jatuh di laut dan meledak. Sebelum meledak, aku sempat nyelametin diri, dan memutuskan untuk terjun dari ketinggian. Saat itu aku terombang ambing di lautan. Aku menemukan sepotong papan besar. Aku meraihnya. Aku terombang ambing di laut selama 4 hari 3 malam. Tanpa sadar, papan tadi membawaku ke tepian pantai. Saat mataku terbuka, aku sudah berada di dalam kamar yang menurutku itu asing. Ternyata ada orang yang menemukanku dan merawatku. Dia berusaha membantuku mencari keluargaku. Dan yang aku temukan nomor telpon tante Dini. Aku meneleponnya, dan akhirnya tante Dini mengajakku ke sini. Dia menyuruhku tinggal di sini untuk sementara waktu, menunggu sampe aku bisa tinggal di apartemen sendiri. Aku sekarang tidak punya siapa-siapa" Melati bercerita panjang kali lebar

-AFTER RAIN-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang