bertemu lagi

557 26 0
                                    

Rano menghempaskan pantatnya dengan mulus di atas ranjangnya lima belas menit yang lalu.  baru saja ia menutup handphonennya setelah membalas komen komen yang ada di instagramnya Lian. Otaknya memutar kembali masa-masa di mana ia awal bertemu dengan Lian. Lian yang ketus, cuek, galak, tapi cantik berhasil menbuat hati Rano jatuh ke gadis yang tengah bersamanya saat ini. Rano menjadi orang yang paling beruntung karena bisa menaklukkan kepala batu seperti Lian. Rano tidak rela Lian menjadi milik orang lain. Lian hanya milik Rano. Dan hal itu akan berlaku selamanya.

Rasa kantuk perlahan menghampiri Rano, ia ingin istirahat, agar tubuhnya kembali segar besok pagi. Baru saja ia akan memejamkan matanya, suara deringan dari handphonenya mengintrupsinya untuk membuka matanya dan mengangkat telponnya. Tertera di situ nama mamanya.

'Ada apa mama nelpon malam malam begini?' Gumamnya

Rano bergegas mengangkat telpon itu, tidak mungkin mamanya akan menelponnya malam-malam begini jika tidak ada hal yang penting.

"Halo ma? Ada apa?"

"................"

"Apa!? Kok bisa ma?"

"................"

" malam ini juga aku ke sana"

".............."

"Iya udah ma, besok pagi-pagi sekali aku langsung ke bandara"

"............"

"Iya ma, jaga dia baik-baik ma"

".........."

"Iya ma, mama juga"

Tut...tuttt...

Telpon di matikan dari sebrang sana. Lalu di lemparkannya handphone itu asal-asalan. Perasaannya saat ini sungguh tidak keruan. Apa yang harus di lakukan Rano sekarang? Ia melirik jam dinding di nakasnya. Jam 00.32 am, tidak mungkin ada jadwal penerbangan jam segini. Tidak mungkin. Ia menghela nafas kasar. Mengacak rambutnya frustasi. Yang dapat ia lakukan sekarang hanyalah berharap agar hari cepat menjelang pagi, agar ia bisa pergi ke sana. Dan untuk membunuh waktu yang terkesan lambat bagi Rano, ia memilih untuk tidur, tapi hasilnya nihil, ia tidak bisa tidur. Rasa kantuknya menguap seketika setelah mendengar kabar dari mamanya tadi. Pikiran Rano kini hanya pada seseorang di sana, yang di
Dia yakini sedang melawan rasa sakitnya. Ia tidak akan biarkan orang itu berjuang sendirian. Tidak akan.

***

Hari esok yang di tunggu Rano akhirnya datang juga, Rano sudah bangun, sudah mandi, sudah sarapan, bahkan ia sudah siap dengan kopernya. Hanya saja penampilannya kini terkesan bisa dibilang berantakan, sempurna, mata panda kini menghiasi kantung mata Rano. Memang, semalaman Rano tidak bisa tidur, ia baru bisa tertidur satu jam, itupun pada waktu subuh.

Pikirannya hanya di penuhi dengan seseorang yang ada di sana. Tidak memperdulikan handphonenya yang ia taruh di koper dalam keadaan mati alias batrenya habis. Yang ia inginkan saat ini hanyalah cepat-cepat sampai di tempat yang ia tuju. Ia memilih menggunakan taksi untuk membawanya kebandara, dengan barang bawaan yang di perlukan Rano berangkat menunju bandara dengan taksi.

***

Halo ma? Ada apa?"

"Ran, Bara gak sadarkan diri lagi ran, dia koma, sudah seminggu dia koma, kata dokter dia tidak menunjukkan perkembangan apapun selama seminggu koma, belum ada tanda-tanda dia mau bangun"

"Apa!? Kok bisa ma?"

"Mama juga gak tau ran, seminggu sebelumnya dia sehat-sehat aja, malahan dia habis melajarin materi baru dari homeschoolingnya"

-AFTER RAIN-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang