"Bamie! " panggil Mark pada bambam yang serang asik bermain game di ponselnya.
"Sebentar hyung nanti aku kalah " ia masih fokus dengan ponselnya, jari jarinya tak hentinya menari diatas layar. Mark yang melihat nya hanya bisa memutar bola mata nya dan berdecak heran.
Akhirnya setelah beberapa menit Mark menunggu, Bambam pun mengakhiri game nya."ada apa?"
Dengan wajah datar Mark bertanya pada Bambam. "Apa gadis itu masuk ke kelas kita tadi pagi?""Hyeri? Iya dia salah masuk ruangan sepertinya." Sahut Bambam.
"Aku rasanya ingin sekali memanggilnya , tapi kenapa rasanya aku takut setiap kali ingin memanggil atau menyapanya ya?" Bambam menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.
"Berarti kau tidak menginginkannya?"
"Yak! aku menginginkannya hanya saja aku seperti takut kalau dia menghindari ku. Dari caranya berbicara dan menatap Jinyoung hyung saja sangat beda padaku, bahkan melihatku saja dia tidak mau. Apa dia benar-benar lupa padaku ya hyung ? " Bambam hanya menundukan kepalanya.
"Hey , kalau tidak melihatmu berarti ada sesuatu yang disembunyikan darinya. Maksudku, jika dia melihatnmu berarti tidak ada masalah pada kalian. Sepeerti menghindar , tentu saja ada masalah jika dia menghindar begitu." Mark menepuk pundak Bambam.
"Kau cari tahu dulu sebenar benarnya perasaanmu padanya, lalu temui. Sebelum aku yang akan memgambilnya." Tambah Mark dengan senyuman penuh arti. Bambam yang tadinya menundukan wajah pun kini dengan cepat mengangkat kepalanya melihat Mark dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Yak! apa maksudmu hyung? " Tanya bambam seraya berjalan mengikuti Mark.Mark tidak menjawab dan hanya terus tersenyum penuh arti seakan memancing Bambam untuk lebih kesal dengannya.
**********
Hari ini hari pertama ku bekerja ditempat Bibi Hyujae , Bibi Hana namanya. Setelah kegiatan kampus yang melelahkan aku beristirhaat sebentar di taman kampus sambil menunggu jam aku berangkat kerja. Karena jika aku pulang ke apartment sekrang yang ada aku hanya menghabiskan uang ku untuk membeli bahan bakar motor ku. Jaadi kuputuskan saja untuk menunggu disekolah, Hyujae sudah sejak tadi meninggalkan ku setelah kuliah selesai. Dia ada janji dengan pacarnya, yah begitulah Para insan yang sedang dimabuk kasmaran. Sejak tadi pagi dia menceritakan bagaimana Pacarnya menyatakan perasaan nya dan seberapa seringnya pacarnya it memberi Hyujae kejutan kejutan kecil. Aku hanya bisa memggelengkan kepala, bisa bisa nya dia mempunyai pacar sepert itu, kukira pria semacam itu hanya di novel dan film saja. Tapi ak sama sekali tak merasa iri pada Hyujae aku justru ikut senang mendengarnya. Hyujae pun tak henti hentinya ingin mengajakku bertemu dan berkenalan dengan teman teman pacarnya. Aku bukan tipe wanita yang mudah bergaul dengan pria asing yang tak pernah kulihat, makanya aku menolak Hyujae mentah mentah ajakkannya itu dan untuk itu skarang aku ada ditaman ini.
Baru saja aku akan memejamkan mata , tiba tiba kerumunan mahasiwi berteriak histeris disebelah taman.
Apalagi kalau bukan Got 7 , sejujur nya aku ikut antusias dan senang dengan kehadiran 7 pria itu bersekolah dikampus ini. Namun yang membuatku muak adalah teriakan gadis gadis itu, tak bisakah mereka bertingakah biasa ? itu hanya akan mengganggu ketenangan murid lain dan juga Got7 pikirku. Bukannya aku bukan fans garis keras, oh tentu aku fans garis keras namun pihak sekolah sudah sangat amat jelas memberitahukan tentang hal yg diijnkan dan tidaknya di kampus. Bahkan hanya untuk terlelap sedikit saja aku tidak bisa, lama lama bisa gila aku jika mereka seperti itu!Tapi aku yang sudah terlanjur kesal dengan mereka tak bisa berbuat apa apa, Bodyguard saja tak dihiraukan apa lagi aku ? Kuputuskan saja untuk melanjutkan niat ku istirhat di taman ini . Belum ada 5 detik aku memejamkan mata tiba tiba tangan ku ditarik entah oleh siapa. Ya Tuhan aku hanya butuh bebeapa jam .
YOU ARE READING
THE LIGHT - Bambam GOT7 FF
Fanfiction"Kamu adalah cahaya untukku, dan aku adalah bayanganmu." "I don't care what people say, and i just wanna be with you." Aku Lee Hyeri, aku hanya lahir sebagai seorang fans didunia ini. Namun , Tuhan terlalu baik menggambarkan ku takdir yang tak perna...