12. Can I?

106 8 1
                                    

Awan sore itu kembali menjadi gelap, mendung dan angin pun datang menerepa setiap manusia ditempat itu. Pertanda jika langit akan menumpahkan airnya. Jalanan dipenuhi oleh pejalan kaki yang sudah menyiapkan payung ditangan kirinya.

Sore ini walaupun awan dan cuaca redup, namun tidak seperti hati Lee Hyeri. Sejak memulai bekerja tadi siang senyum tak henti- hentinya menghiasi wajahnya, mengingat bahwa ia ada janji berkencan dengan Bambam malam ini.

Entah ini sebuah anugerah atau musibah baginya, seorang gadis super biasa memiliki hubungan dengan seorang pria super bintang seperti Bambam. Partner dari idolanya di GOT7, boygroup yang membuatnya kehilangan kewarasan selama ini. Ia bahkan sedikitpun tak menghayal akan menjadi kekasih dari salah satu member grup itu.

Namun ,Tuhan telah menggariskan jalan ini untuknya. Bambam Got7 menyatakan perasaan padanya, pria yang ia jumpai saat trainee nya
dulu kini sudah dewasa. Bahkan ia benar-benar tinggi sekarang. Membuat perempuan manapun akan terkesima oleh ketampanan dan wajah menggemaskannya.

Dan kini laki-laki yang juga dipuja-puja oleh jutaan gadis didunia, menjadi orang spesial untuk hidupnya dengan nyata.

"Bibi? Shift ku sudah selesai kan?" Tanya Hyeri sembari mengemasi barang nya ke tas.

"Ah iya. Kau boleh pulang. Tapi kenapa kau dandan begitu? Biasanya tidak kan?" Bibi menaruh jari di dagunya, ia curiga dengan sikap Hyeri. Gadis yang biasanya dandan seminimalis mungkin dengan eyeliner saja,sekarang malah ditambah dengan bedak , mascara, dan lipbalm merah di bibirnya. Bahkan sekarang ia sangat wangi.

"Kenapa? Apa tidak pantas?" Hyeri mengerucutkan bibirnya. Ia khawatir kalau penampilannya memang tak pantas.

Bibi Hana menggeleng,
"Pantas! Sangat pantas, ternyata kau pandai berdandan. Tapi berkacalah Hyeri-ya, bajumu tidak pantas." Bibi terkekeh geli melihat Hyeri yang masih memakai jelana jeans yang tidak ia ganti 3 hari ini.

"Aku nyaman memakai ini bibi," Hyeri menutupi wajahnya malu. Bibi Hana lalu pergi dan memasuki rumahnya. Rumah bibi hana memang diatas kedai miliknya. Seperti Ruko namun ini bangunan nya sendiri.
Beberapa menit kemudian bibi Hana turun membawa sesuatu ditanganya.

"Pakai ini, ini milik putriku tapi sudah tak terpakai karena dia gemuk sekarang. Pakailah, kau akan pergi kencan bukan?" Tanya bibi Hana sambil tersenyum jail.

"Bibi tau saja. Tapi apa ini cocok?" Hyeri menaruh gaun itu didepan tubuhnya.

"Sangat cocok! Cepat pakai aku tak sabar!" Bibi Hana bertepuk tangan antusias dengan penampilan Hyeri setelah memakai Gaun itu.
Hyeri lalu masuk ketoilet dan mengganti pakaian nya. Di sisi lain bibi Hana kembali masuk kerumah lalu mengambil box sepatu, ia lupa jika Hyeri masih memakai sneaker buluk itu.

Sudah 20 menit berlalu tapi Hyeri belum muncul dari toilet. Bibi Hana menjadi bingung karena dia sudah dari tadi turun tapi Hyeri belum nampak sedikitpun. Tiba-tiba dari dalam Hyeri memanggil bibi.

"Bi?"

"Iya? Cepatlah nanti kau telat!" Bibi sedikit membentak Hyeri, bagaimana tidak, dia sudah emosi Hyeri hanya memakai gaun segampang itu saja tidak selesai.

"Ini yakin?" Tanya Hyeri dengan suara yang sedikit meragu.

"Apanya yang yakin? Cepatlah aku ingin lihat."

"Tapi kurasa ini tidak cocok bi, ini kan musim hujan!" Hyeri keluar dari toilet sambil menutup bagian dada atasnya yang polos.

"Omona! Daebak! Ini cantik sekali!" Bibi Hana menghampiri Hyeri antusias , ia melihat Hyeri dari ujung rambut sampai kaki. Lalu disodorkannya sepatu yang ada di box yang dibaawanya.

THE LIGHT - Bambam GOT7 FFWhere stories live. Discover now