7. Job

131 12 0
                                    

"Hay apa yang kau lakukan di depan pintu?"

"Tidak ad-" belum selesai Hyeri menjawab , kini bibir nya justru menganga. Ia terkejut dengan sosok laki- laki yang kini ada didepannya. Menelanjangi wajah Hyeri menunggu jawaban. Senyuman samar terukir di sudut bibir Mark, Hyeri begitu terperangah akan sosok yang selalu hinggap di pikirannya setiap waktu. Laki -laki dengan visual yang luar biasa mampu membius wanita manapun ini tengah berdiri didepan Hyeri.

"M-Mark?"

"Tentu. Apa yang kau lakukan Lee Hye - Ri ssi?" Tanya Mark penuh penekanan pada nama Hyeri.

"Tidak ada apa-apa hanya aku salah masuk ruangan. Maaf aku harus segera pergi." Ucap Hyeri gugup dan berlari meninggalkan Mark.
Jantung Hyeri kini seakan di pompa begitu cepat , nafas nya masih tersengal dan mata nya masih terus melotot. Kepala nya konstan menggeleng- nggeleng menyadarkan tubuhnya untuk kembali normal namun tidak kunjung berhasil. Tangan nya gemetaran seakan ia berhasil menjinjing bumi yang begitu berat. Lututnya lemas serasa ingin dia benturkan ditanah , namun waktu membuatnya ia harus beradu. Hyeri terus berlari melangkah kan kakinya menuju tempat kemanapun yang ia rasa bisa untuknya berteriak. Ya, rasanya kini tenggorokan Hyeri tak mampu menampung lagi teriakan akibat apa yang baru saja ia alami. Rasanya ia begitu senang, terlewat senang malah. Bagaimana tidak? ia dengan mudahnya akhir akhir ini bertatap mata dengan boy grup idolanya. Bertatap mata dengan bias yang ia puja puja. Tanpa harus menelefon tiket konser online , tanpa harus menghawatirkan saldo kartu tabungannya.

Tiba tiba saja ponsel nya berdering membuat nya harus berhenti.

[kelas akan dimulai. Maaf aku tidak membuka ponsel, ruangan sebelah perpusatakan. Ppali.]

Aishhh ! Hyujae ya! - kutuk Hyeri pada temannya itu.

Kini Hyeri sudh berada di kelas , ia menceritakan kejadian lusa dan pagi hari tadi. Walaupun pada awalnya ia marah dan tidak ingin menceritakan pada Hyujae namun tetap saja ia tidak bisa meyembunyikan momen- momen langka seperti itu didepan sahabatnya.

2 Jam telah berlalu , kuliah untuk Hyeri dan juga Hyujae sudah berakhir hari ini. Karena memang mereka hari ini hanya memiliki 1 jadwal mata kuliah.

"Aku ingin liat kelasnya! " ajak Hyujae bersemangat. Apalagi yang dia maksud kalau bukan GOT7. Bahkan tak hanya dia yang kini ada didepan ruangan GOT7. Walaupun sudah ada bodyguard, para siswi tak terganggu sama sekali karena mereka fokus menunggu GOT7.
"Sudahlah lain kali saja" rengek Hyeri pada Hyujae. Hyeri merasa hanya akan sia sia jika mereka menunggu GOT7 seperti it karena bodyguard pun tak akan segan mendorong orang orang yg mendekati GOT7 ataupun menghalangi jalannya. Pihak kampus sudah tidak mau mengambil tanggung jawab jika terjadi kecelakaan yg diakibatkan oleh ketelodoran siswa seperti kejadian Perayaan kemarin. Ada salah satu mahasiswi yang terluka akibat saling dorong saat mengejar GOT7 menuju aula utama. Pihak kampus sudah menyatakan dengan tegas segala konsekuensi dan hal yang berkaitan dengan boleh atau tidak boleh nya mahasiswa mahasiswi dikampus ini. Jadi jika ada pihak yang menyeplekan , pihak itu sendiri yang menanggung. Bukan kepala utama kampus Kyunghee.

Pintu tuas tiba tiba saja berputar, dengan sigap bodyguard pun menghambil posisi. Hyeri akhirnya menepi walau temannya masih bersikeras mengambil foto boy group itu. GOT7 keluar seraya memberikan senyuman terbaik mereka walau hanya beberapa detik namun sukses membuat para siswi berteriak histeris. Namun ada satu hal yang membuat Hyeri mematung saat itu juga.

HYERI

DUGH
Jantungku tiba tiba saja berhenti berdetak , membuat ku seolah susah untuk bernafas saat kulihat mereka keluar dari kelas semraya menebar senyum menawan mereka. Iya , GOT7.
Namun , sosok pria yang terakhir kali berjalan keluar dari ruangan itu membuat mataku tak berhenti memandangnya. Aku seperti merasa kan bibirku tersenyum dengan sendirinya. Pria dengan tahilalat di sudut bawah matanya itu membuat ku kembali mengingat momen berberapa Tahun silam. Momen yang kini harusnya menyadarkan ku untuk tahu diri siapa diriku dan siapa dirinya.

jangan berharap lebih Lee Hyeri , sadarlah. batinku




********

Sore ini aku sudah mengajak Hyujae untuk menemaniku mencari kerja partime setelah aku ke kampus. Dari pada waktu ku terbuang sia sia, lebih baik kumanfaatkan saja seraya meringankan beban Ayah dan Ibu ,uang hasil kerja dapat aku simpan kalau - kalau ada keperluan mendadak nantinya. Ayah dan Ibukku tinggal di Busan, dulu saat aku kecil aku pernah tinggal di Seoul sampai saatnya ada peristiwa yang membuat ayah dan ibu memustukan untuk berpisah. Ayah ku mengajakku kembali ke kampung Kelahirannya , yaitu Busan. Lalu ibu menetap di Seoul, namun selang beberapa bulan ibu pun pulang ke Busan karena memang ibu dan ayahku sama sama berasal dari kota itu. Walaupun ibu tidak tinggal bersama ku dan adikku namun ia masih ikut andil dalam hal merawat ku dan adikku secara tidak langsung. Beliau ikut memberi ku uang untuk biaya sekolah ku dan adik, karena mungkin ibu merasa bersalah akan keputusan nya bercerai. Aku sampai detik ini tak pernah menyesali keputusan mereka, walau kenyataannya aku dan adik yang akan menanggungnya. Namun aku selalu menguatkan diriku sendiri, ketika ada pertemuan maka ada perpisahan, perpisahan kali ini hanyalah perpisahan sementara karena hanya terbatas ruang saja. Jadi aku tak perlu khawatir , aku sudah cukup dewasa untuk memahaminya . Namun tak bisa dipungkiri aku ikut teriris ketika melihat wajah adiku. Ia yang masih muda pun harus menanggung nya , ia yang harusnya butuh perhatian dan kasih ssyang ibu justru harus dituntut melakuan apapun sendiri. Tapi aku juga tak pernah berhenti menyemangatinya , bahwa selama ada aku semua akan baik baik saja. Aku memang tipe orang yang mudah dalam hal menangis, namun percayalah untuk masalah kehidupan aku dapat diandalkan.

Hyujae akhirnya tiba di apartmenku , kini ia tengah berbaring disofa sambil mengganti saluran televisi.

"Hey , daripada susah susah mencari kau kerja saja di tempat bibiku." Ucap Hyujae tiba tiba.

"Apa bibimu membutuhkan karyawan?"

"Tidak sih ,tapi akan kucoba" jawabnya ,lalu Hyujae pun menelefon sang bibi.
Raut wajah Hyujae berubah saat bibi mengatakan bahwa ia tak memerlukan pegawai, tapi jika itu teman Hyujae maka bibinya ijinkan. Setika saja mendengar berita itu aku dan Hyujae bersorak kegirangan , Tak butuh waktu lama kami pun akhir nya tiba di sebuah restoran kecil sederhana dengan tulisan hangeul 'Kedai Bibi Hana' . Restoran bibi Hyujae ini menyuguhkan berbagai makanan khas korea , restoran kecil dengan luas tak seberapa ini tidak menjadi alasan para pengunjung untuk tidak mampir. Suasana yang damai dan bersih pun membuat pengunjung betah berlama lama ditempat ini. Kaca besar bening dengan tambahan aksen kayu kayu yang minimalis justru menjadikan tempat ini sederhana namun mewah , warna ruangan yang didominasi kayu maple dan rumput sintesis juga bunga sakura menjadikan ruangan nampak segar dan sedap dipandang. Restoran ini juga terdapat pendingin serta penghangat ruangan, kalau kalau diluar dingin maka pengunjung didalam tidak akan merasa kedingininan ataupun sebaliknya. Pemilihan tempatnya pun strategis didaerah yang cukup ramai yaitu Apgujeong.
Tunggu! Bukankah itu..
Aku sontak mencari sekelilingku dan kutemukan gedung JYP Ent yang letaknya hanya 4 bangunan dari restoran bibi Hyujae. Ya tuhan pantas saja saat tiba disini aku serasa pernah melihat restoran ini. Rumahku dulu pun tak jauh dari restoran ini. Hanya perlu keselatan 800 meter sudah sampai,rumah yang menympan memori masa kecilku dengan keluarga utuhku.

"Masuklah" Seketika Hyujae membiyarkan lamunanku dengan megajak ku masuk kedalam. Kulepas helm ku dan kuletakan di jok motor ku.

"Bibi!" sapa Hyujae , membuat sang bibi menoleh dan berlari mengharmpiri nya. Mereka saling berpelukan karena mungkin telah lama tidak berjumpa. Hyujae akhirnya mengenalkanku pada bibinya , ia meminta bibinya memperkejakan ku ditempat ini. Jujur pad dasarny aku merasa tidak enak , toh disini tidak butuh pegawai. Tapi ak tak bisa menolak jika Hyujae memaksa. Bibi nya akhirnya memberi kesempatan untuk menjadi cashier ditempat ini. Aku sangat sangat senang sekali, kukira aku yang harus memasak. Aku sangat buruk dalam hal memasak, aku benar benar bersyukur pada Tuhan hari ini. Dan besok aku sudah diijinkam untuk memulai bekerja. Setelah menunggu beberapa menit akhirnya bibi selesai membuat nametag ku. Karena semua pegawai ditempat ini memakai nametag, aku tak diperbolehkan bibi memakai seragam entah apa alasannya namun aku hanya bisa menurut toh beliau yang memberi ku pekerjaan. Setelah urusan selesai , kami pun berpamitan pada bibi, taklupa dikecupnya pipi kanan dan kiriku. Semoga hari esok lebih baik! FIGHTING!




Terimakasih sudah membaca , jangan lupa vote dan comment sangat ditunggu. See you on next chapter agashedeul!

Instagram @restyamita
Twitter @rstyy_

THE LIGHT - Bambam GOT7 FFWhere stories live. Discover now