🏙 23: Otak dan Hati

4.8K 789 17
                                    

“Hape kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Hape kamu..”

Seungwoo membuka mata, menatap Silvia yang tengah mengeringkan wajahnya dengan handuk.

“Udah kamu periksa?”

Seungwoo menggeleng. “Belum. Gak sempet.”

“Oh.”

“Kenapa?”

“Gak.” Silvia menjauhkan handuk yang ia pegang dari wajah Seungwoo. “You better not remember something about me.” Gumamnya sembari menaruh si handuk kecil ke gantungan.

Seungwoo mengernyit, heran.

“Kenapa? Kamu kayanya gak mau banget saya inget tentang kamu.”

Silvia menggendikkan bahu, sebelah ujung bibirnya terangkat sekilas. “Gak mau aja.” Jawabnya kemudian berjalan keluar dari kamar mandi.

Seungwoo memalingkan wajahnya, memandang Silvia yang keluar dari kamar mandi. “Kayanya gue emang harus lihat ada apa di hape deh. She's quite complicated.”

“Dua dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Dua dua.. Kosong.. Dua..”

Seungwoo kembali melihat bagian home ponselnya.

Jujur dia bingung harus membuka bagian yang mana dulu. Now he feels like playing Simulacra but it's his own phone.

Seingat Seungwoo sih di galerinya kalau gak ada foto selfie dirinya sendiri ya paling cuma foto pemandangan.

Apa dia buka kolom chat aja?

Atau dia buka semuanya aja?

Kepala Seungwoo tiba-tiba mendadak sakit. Pusing kenapa orang-orang di sekitarnya tak langsung to the point saja bilang ke dia siapa Silvia sebenarnya. Mengapa perempuan itu ada di apartemennya, tinggal bersamanya dengan keadaan yang sudah saling mantanan bukan mantenan.

Mutualisme ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang